Keracunan MBG Raja Ampat: 83 Orang Sudah Dipulangkan, 3 Masih Dirawat, Pemprov Lakukan Investigasi
WAISAI, iNewssorongraya.id – Sebanyak 86 orang tercatat mendapat perawatan medis di RSUD Raja Ampat akibat dugaan keracunan makanan dari program Makanan Bergizi Gratis (MBG) di Distrik Kota Waisai. Hingga Rabu (3/12/2025), 83 pasien dinyatakan pulih, sementara tiga lainnya masih menjalani perawatan lanjutan dengan kondisi stabil.
Para pasien yang masih dirawat terdiri dari satu orang di ruang interna dan dua anak di ruang perawatan anak. Tidak ada lagi pasien yang dirawat di IGD, ICU, ruang bedah, ruang bersalin, maupun ruang Ponek. Tim medis memastikan seluruh kondisi pasien dalam pengawasan ketat.
Insiden keracunan ini tidak hanya menimpa siswa, tetapi juga guru, kepala sekolah, serta beberapa pekerja bangunan yang sedang melakukan renovasi di lingkungan sekolah.
Korban berasal dari sejumlah sekolah di Waisai, seperti SD YPK Alfa Omega, SMP YPK Alfa Omega, SD Negeri 29 Raja Ampat, SMP Negeri 14, MTs Language Insan Mandiri, dan SMK YPK Bukit Zaitun. Mereka mengalami gejala setelah mengonsumsi makanan dari Dapur 1 program MBG Distrik Kota Waisai.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Raja Ampat, dr. Engelbert MS Wader, mengatakan seluruh tenaga medis telah bekerja optimal sejak kasus pertama dilaporkan.
“Pihak RSUD Raja Ampat bersama tenaga kesehatan telah bekerja secara maksimal dalam menangani seluruh pasien. Syukur kepada Tuhan, sebagian besar sudah dalam kondisi membaik dan telah diizinkan pulang,” ujar dr. Wader.
Ia menjelaskan bahwa dari sekitar 2.400 siswa yang menerima makanan MBG pada hari kejadian, hanya sebagian kecil yang mengalami gejala.
“Setiap anak memiliki respon tubuh yang berbeda. Ada yang mengkonsumsi makanan dalam kondisi masih baik, dan ada juga kemungkinan mengkonsumsi makanan yang sudah terkontaminasi. Itu yang memicu timbulnya keluhan seperti mual, muntah, dan rasa lemas,” jelasnya.
Dr. Wader menegaskan bahwa tidak semua makanan bermasalah.
“Namun yang patut disyukuri, dari ribuan siswa yang makan MBG hari itu, hanya beberapa saja yang mengalami gangguan kesehatan. Ini menunjukkan bahwa tidak semua makanan dalam kondisi bermasalah,” tambahnya.
Insiden terjadi pada Senin (1/12/2025) sore, ketika sejumlah siswa mengeluhkan muntah, sakit perut, pusing, dan badan lemah setelah menyantap makanan MBG di sekolah. Para siswa kemudian dilarikan ke RSUD Raja Ampat untuk mendapatkan penanganan darurat.
Gubernur Papua Barat Daya, Elisa Kambu, bersama unsur Forkopimda, datang langsung meninjau penanganan korban di rumah sakit. Ia memastikan seluruh pasien mendapat layanan medis yang profesional.
“Semua pasien ditangani dengan baik oleh tenaga medis. Tidak ada korban jiwa maupun kasus fatal dalam peristiwa ini. Pemerintah daerah akan terus mengawal penanganan ini sampai tuntas,” kata Gubernur Elisa Kambu.
Pemerintah Provinsi Papua Barat Daya bersama Pemerintah Kabupaten Raja Ampat telah memulai penyelidikan untuk memastikan sumber kontaminasi. Evaluasi terhadap proses pengolahan, distribusi, dan pengawasan dapur MBG tengah dilakukan untuk mencegah kasus serupa terulang.
Editor : Chanry Suripatty