Paskibraka Nasional PBD Harumkan Nama Bangsa, Pulang Kampung Cuma Disuguhi Air Mineral

SORONG KOTA, iNewssorongraya.id – Alih-alih disambut dengan penuh kebanggaan sebagaimana yang terjadi di daerah lain, kepulangan dua anggota Paskibraka Nasional asal Papua Barat Daya justru menyisakan kekecewaan mendalam. Frans Jemput dan Esterline Putri Wulandari Warmasen, yang baru saja mengibarkan Sang Saka Merah Putih di Istana Negara pada peringatan HUT ke-80 Republik Indonesia, Jumat (22/8/2025), pulang kampung tanpa apresiasi yang layak.
Saat tiba di Bandara DEO Sorong, keduanya bahkan tidak mendapatkan sambutan istimewa. “Jangankan sambutan meriah, bunga leher (kalungan bunga) bagi anak-anak saja tidak ada,” kritik Andrew Warmasen, ayah dari Esterline, Minggu (24/8/2025).
Pemerintah Provinsi Papua Barat Daya hanya menggelar seremoni sederhana di lantai 3 Kantor Gubernur. Acara penyerahan purna paskibraka dari BPIP kepada Pemprov dilakukan oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Adolof Kambuaya, mewakili Gubernur. Hadir pula Staf BPIP Yuliati, Bupati Raja Ampat Orideko Burdam, perwakilan MRP, serta sejumlah pejabat Kesbangpol.
Namun, tidak ada arak-arakan, penyambutan terbuka, atau nuansa kebanggaan yang ditunjukkan pemerintah daerah. “Harusnya Pak Gubernur dan Pak Wali Kota hadir langsung terima anak-anak yang membawa nama baik daerah di Jakarta,” tegas Andrew.
Andrew menilai, sikap pemerintah mencerminkan lemahnya penghargaan terhadap prestasi generasi muda Papua Barat Daya. Ia bahkan menyindir minimnya perhatian terhadap kebutuhan dasar anak-anak yang baru menempuh perjalanan jauh.
“Lihat saja kedua anak kami datang dari Jakarta dalam keadaan mengantuk dan perut kosong. Tiba-tiba hanya diberikan air mineral. Apakah ini yang dinamakan apresiasi? Ini sangat buruk,” ujarnya kesal.
Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa penyambutan sederhana tanpa persiapan matang merupakan bentuk kelalaian pemerintah daerah. “Belajarlah dari provinsi lain, mereka sangat menghargai anak-anaknya yang membawa nama baik daerah,” tambahnya.
Kekecewaan ini tak hanya dirasakan keluarga. Seorang jurnalis senior yang hadir, turut menyayangkan kondisi tersebut.
“Pantas jika orang tua kecewa. Saat penyerahan paskibraka saja masa tidak ada kotak snack satu pun, padahal ada perwakilan BPIP pusat. Saya sangat prihatin,” ujarnya.
Menurutnya, pemandangan itu semakin menyayat hati karena orang tua Frans Jemput datang jauh dari Raja Ampat hanya untuk menyaksikan anaknya, namun pulang dengan kekecewaan.
Minimnya apresiasi dari Pemerintah Provinsi Papua Barat Daya kini menuai kritik luas. Alih-alih menguatkan semangat nasionalisme, penyambutan dingin justru meninggalkan luka psikologis bagi para purna paskibraka dan keluarganya.
“Kalau di daerah lain, anak-anak diarak keliling kota dengan penuh sukacita. Tapi di sini, cuma penyerahan di kantor gubernur lalu selesai. Apa ini yang namanya menghargai putra-putri yang sudah membawa harum nama daerah?” pungkas Andrew dengan nada tajam.
Hingga berita ini diturunkan, pihak Pemerintah Provinsi Papua Barat Daya, khususnya Kesbangpol, belum memberikan keterangan resmi terkait kritik dan protes dari orang tua anggota Paskibraka tersebut.
Editor : Hanny Wijaya