Bukan Arak-arakan! Orang Tua Paskibraka Bongkar Pernyataan Keliru Kepala Kesbangpol Papua Barat Daya

SORONG KOTA, iNewssorongraya.id – Pernyataan Kepala Kesbangpol Provinsi Papua Barat Daya, Selvyana Sangkek, terkait kekecewaan keluarga anggota Paskibraka Nasional asal Papua Barat Daya menuai kritik tajam. Orang tua salah satu anggota Paskibraka, Andrew Warmasen, menegaskan bahwa klarifikasi Kesbangpol dianggap keliru dan justru memutarbalikkan konteks kekecewaan keluarga.
Menurutnya, pihak keluarga tidak pernah meminta penyambutan berupa arak-arakan besar sebagaimana yang di-framing dalam pernyataan Kepala Kesbangpol. Yang diharapkan hanyalah bentuk apresiasi sederhana namun layak, sebagaimana dilakukan di daerah lain terhadap Paskibraka Nasional.
“Kan kita tidak minta ada arak-arakan. Yang kami minta itu anak-anak anggota Paskibraka ini disambut dengan baik. Masa anak-anak datang dari perjalanan jauh hanya disuguhi satu botol air mineral tanpa ada snack, apakah itu manusiawi?,” tegas Andrew Warmasen, Senin (25/8/2025).
Kritik Pedas ke Pemerintah Daerah
Andrew menilai, pernyataan Kepala Kesbangpol, Sellvyana Sangkek, yang menyebut mekanisme penyambutan sudah sesuai prosedur, justru jauh dari konteks persoalan.
“Kami kecewa karena tidak ada penghargaan yang layak. Jangankan Gubernur atau Wali Kota, pengalungan bunga saja tidak ada. Berapa sih harga bunga leher itu? Masa pemerintah provinsi tidak mampu beli,” ujarnya dengan nada kecewa.
Ia juga menyebut, penyambutan anaknya di sekolah justru lebih manusiawi dan penuh penghormatan dibandingkan acara resmi pemerintah provinsi.
“Di sekolah, anak saya disambut dengan penuh rasa bangga, ada cinderamata, guru dan teman-temannya memberi penghargaan. Itu jauh lebih bermartabat dibanding penyambutan di provinsi,” tambahnya.
Kesbangpol Klaim Sesuai Mekanisme
Sementara itu, Kepala Kesbangpol Papua Barat Daya, Sellvyana Sangkek, dalam rilis persnya menyatakan bahwa penyambutan yang dilakukan sudah sesuai aturan. Ia menekankan bahwa Paskibraka Nasional bukanlah ajang kompetisi atau perayaan yang memerlukan arak-arakan.
“Tugas Paskibraka adalah bagian dari tanggung jawab negara yang memiliki nilai pendidikan, pembinaan karakter, dan wawasan kebangsaan. Prosesi penyambutan dilakukan sesuai prosedur, dan ketertiban,” jelasnya.
Sellvyana juga menyebut, mekanisme penyambutan yang dilakukan di Bandara DEO dan Kantor Gubernur sudah mengacu pada pedoman pusat dan daerah, dengan tujuan menyerahkan kembali peserta kepada sekolah asal dan keluarga mereka.
Kekecewaan yang Belum Terjawab
Namun, pernyataan Kesbangpol tersebut dianggap tidak menjawab substansi kekecewaan keluarga. Andrew menegaskan, kritiknya bukan soal prosedur teknis, melainkan soal penghargaan moral terhadap anak-anak yang sudah mengharumkan nama Papua Barat Daya di Istana Negara.
“Jangan memframing seolah-olah kami minta arak-arakan. Yang kami maksud sederhana saja: penghargaan yang manusiawi. Kalau gubernur atau wali kota hadir, tentu menjadi motivasi besar bagi anak-anak untuk terus berprestasi,” tandas Andrew.
Editor : Hanny Wijaya