Momen Humanis Gubernur Elisa Kambu: Menari Bersama Warga Binaan Usai Pemberian Remisi Kemerdekaan

SORONG KOTA, iNewssorongraya.id – Suasana penuh haru dan sukacita mewarnai Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Sorong pada peringatan HUT ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia, Minggu (17/8/2025). Tak hanya pemberian remisi, momen kemerdekaan ini juga dirayakan dengan kebersamaan penuh makna antara pemimpin daerah dan warga binaan.
Gubernur Papua Barat Daya, Elisa Kambu, bersama Wali Kota Sorong Septinus Lobat, Wakil Wali Kota Anshar Karim, jajaran Forkopimda, hingga unsur TNI-Polri, larut dalam kebersamaan dengan para warga binaan. Usai menyerahkan remisi kepada ratusan narapidana, Gubernur Elisa menggandeng mereka untuk menari tarian adat khas Papua di dalam lapas.
“Tidak ada sekat antara pemimpin dan rakyat. Hari ini kita semua bersukacita menyambut kemerdekaan ke-80 Republik Indonesia, di manapun kita berada,” ungkap Elisa Kambu dengan senyum penuh kehangatan.
376 Warga Binaan Dapat Remisi
Pada momentum kemerdekaan ini, sebanyak 376 warga binaan menerima pengurangan masa hukuman. Dari jumlah tersebut, 353 orang mendapat Remisi Umum I berupa pemotongan masa tahanan, sementara 15 orang menerima Remisi Umum II yang membuat mereka langsung menghirup udara bebas pada hari kemerdekaan.
Kepala Lapas Kelas IIB Sorong, Sukarna Trisna Atmaja, menjelaskan bahwa dari total 534 warga binaan, hanya mereka yang memenuhi syarat pembinaan dan administratif yang diusulkan mendapat remisi.
“Remisi ini adalah bentuk penghargaan negara kepada warga binaan yang telah menunjukkan perubahan perilaku serta partisipasi aktif dalam program pembinaan,” jelas Sukarna.
Makna Kemerdekaan di Balik Jeruji
Remisi di hari kemerdekaan bukanlah sekadar pengurangan masa tahanan, tetapi juga momentum refleksi bagi warga binaan. Menurut Kalapas, pemberian remisi ini diharapkan menjadi motivasi untuk menata hidup, memperbaiki diri, dan kembali ke masyarakat sebagai insan yang bermartabat.
“Mereka bukan penjahat, melainkan orang yang tersesat. Mereka masih punya kesempatan untuk bertobat serta berguna bagi bangsa dan negara,” tegas Sukarna.
Ia menambahkan, keberhasilan pembinaan warga binaan bukan hanya tugas lapas, tetapi juga perlu dukungan pemerintah daerah, lembaga sosial, serta masyarakat. Dengan sinergi tersebut, para warga binaan dapat kembali ke tengah masyarakat sebagai pribadi yang produktif.
Kebersamaan yang Humanis dan Inspiratif
Momen tarian adat Papua antara Gubernur, pejabat daerah, dan warga binaan menjadi simbol kedekatan tanpa batas. Kehangatan itu menunjukkan bahwa kemerdekaan bisa dirayakan dengan penuh persaudaraan, bahkan di balik jeruji besi.
“Momentum ini kami harapkan bisa menjadi motivasi bagi mereka untuk bangkit, menata hidup, dan kembali dengan penuh semangat kebangsaan,” tutup Kalapas Sukarna.
Editor : Chanry Suripatty