BREAKING NEWS!: Tujuh Tahanan Kabur dari Lapas Kelas IIA Sorong, Pihak Berwenang Gelar Rapat Darurat

SORONG, iNewsSorongRaya.id – Situasi genting melanda Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Sorong setelah tujuh narapidana berhasil melarikan diri pada Selasa (1/4/2025) dini hari. Para tahanan tersebut dilaporkan kabur dengan cara membongkar tembok sel tahanan, memicu kewaspadaan tinggi di lingkungan sekitar.

Menanggapi insiden serius ini, Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Ditjen Pemasyarakatan Papua Barat, Hensa Susanto, bersama Kepala Lapas (Kalapas) Manuel Yenusi langsung menggelar pertemuan tertutup dengan Kapolresta Sorong Kota, Kombes Pol Happy Perdana Yudianto, serta Kabag Ops Polresta Sorong Kota, Kompol Indra Gunawan, pada Rabu (2/4/2025). Pertemuan darurat ini bertujuan untuk merumuskan langkah strategis dalam pengejaran para narapidana yang masih dalam pelarian.

Dari pantauan jurnalis iNews di lokasi, rapat tertutup masih berlangsung di ruangan Kalapas Manuel Yenusi. Sementara itu, aparat kepolisian telah meningkatkan patroli dan melakukan penyisiran di sejumlah titik yang diduga menjadi tempat persembunyian para pelarian.

Dari ketujuh narapidana yang melarikan diri tersebut, salah satunya adalah narapidana kasus penyerangan Koramil Kisor yang menewaskan 4 anggota TNI Angkatan Darat. AA sendiri merupakan narapidana yang telah divonis dalam kasus tersebut dengan hukuman 20 tahun penjara. 

Pihak Kanwil Kemenkumham Papua Barat dan kepolisian direncanakan akan menggelar konferensi pers pada siang ini guna memberikan informasi terkini terkait perkembangan pencarian serta langkah-langkah yang akan diambil untuk menangani situasi ini.

Masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan segera melaporkan kepada pihak berwenang jika menemukan keberadaan para narapidana yang melarikan diri. Polisi juga memastikan akan menindak tegas setiap upaya yang menghalangi proses pencarian dan penegakan hukum.

Peristiwa ini menjadi pukulan besar bagi sistem keamanan Lapas Sorong, memunculkan pertanyaan mengenai standar pengamanan serta langkah antisipatif yang harus ditingkatkan agar kejadian serupa tidak terulang kembali.

Editor : Hanny Wijaya