Frans Jemput, Anak Nelayan Raja Ampat yang Akan Kibarkan Merah Putih di Istana Presiden

RAJA AMPAT, iNewssorongraya.id – Di tengah gugusan pulau dan keindahan laut Raja Ampat yang mendunia, lahir kisah perjuangan seorang anak nelayan yang berhasil menembus panggung kehormatan bangsa. Frans Jemput, siswa SMA Negeri 4 Raja Ampat asal Kampung Magey, Distrik Misool Barat, terpilih menjadi anggota Paskibraka Nasional 2025 mewakili Provinsi Papua Barat Daya. Pada 17 Agustus 2025, ia akan berdiri tegak di Istana Negara mengibarkan Sang Saka Merah Putih pada peringatan HUT ke-80 Republik Indonesia.
Prestasi ini menjadi sejarah baru bagi Kabupaten Raja Ampat dan bukti nyata bahwa keterbatasan bukanlah penghalang untuk meraih mimpi besar.
Perjuangan Menyeberangi Laut untuk Meraih Mimpi
Sehari-hari, Frans harus menempuh perjalanan laut dengan perahu motor tempel atau bahkan mendayung sendiri menuju sekolahnya di Kampung Lilinta. Hidup di wilayah 3T (terdepan, terpencil, tertinggal) membuat akses pendidikan tidak semudah di kota besar. Namun, ombak dan jarak tak pernah memadamkan semangatnya.
“Saya bangga mewakili Papua Barat Daya, khususnya Raja Ampat. Ini mimpi yang saya perjuangkan dari awal,” ujar Frans dengan mata berbinar.
Seleksi Ketat Hingga ke Tingkat Nasional
Perjalanan Frans menuju Istana Negara dimulai dari seleksi tingkat kabupaten, berlanjut ke provinsi, hingga akhirnya diumumkan lolos oleh Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) pada 2 Juli 2025 di Jakarta.
Ia tidak sendiri. Bersama Esterline Putri Wulandari Warmasen dari SMK Negeri 1 Kota Sorong, Frans akan membawa nama Papua Barat Daya di antara 76 anggota Paskibraka Nasional dari 38 provinsi. Sebelum berangkat ke Jakarta mengikuti pelatihan di Cibubur, Frans pulang kampung untuk berpamitan. Warga menyambutnya meriah dengan arak-arakan, musik tradisional suling tambur, dan doa restu.
Kebanggaan Sekolah dan Kampung Halaman
Kepala SMA Negeri 4 Raja Ampat, Afan Bugis, S.Pd, menyebut Frans sebagai murid teladan.
“Frans adalah murid yang pendiam, berperilaku baik, disiplin, dan menjadi contoh bagi teman-temannya,” ujarnya.
Ketua OSIS, Abdul Rajak Bahale, menambahkan bahwa Frans sosok yang rendah hati dan selalu memotivasi teman-temannya.
“Ia murah senyum dan sangat disiplin dalam belajar,” tuturnya.
Doa Orang Tua Mengiringi ke Ibukota
Ayahnya, Alexander Jemput, mengaku terharu saat mendengar anaknya lolos ke tingkat nasional.
“Kami bersyukur dan berharap Frans dapat menjalankan tugas dengan baik, membanggakan Indonesia, dan membawa nama harum kampung halamannya,” katanya.
Kini, di antara gemuruh ibu kota, Frans membawa semangat dari kampung nelayan kecil di Raja Ampat. Kisahnya menjadi pengingat bahwa tekad, doa, dan kerja keras mampu mengantarkan siapa pun ke puncak prestasi, dari pelosok terpencil hingga pusat kehormatan bangsa.
Editor : Chanry Suripatty