Lonjakan Korban Keracunan MBG di Raja Ampat Kian Bertambah, BPBD Dirikan Tenda Darurat
WAISAI, iNewssorongraya.id - Lonjakan korban keracunan makanan bergizi (MBG) di Waisai, Kabupaten Raja Ampat, memaksa BPBD setempat memasang tenda darurat di halaman RSUD Waisai, Senin sore, setelah ruang IGD tidak lagi mampu menampung pasien yang terus berdatangan.
Pantauan di lokasi menunjukkan tenaga medis kewalahan melayani gelombang siswa SD, SMP, dan beberapa pekerja sekolah yang mengalami mual, muntah, sakit perut, dan diare usai mengonsumsi makanan dari Dapur MBG 01. Sejumlah pasien dirawat di area ruang tunggu karena keterbatasan fasilitas.
“Kami memasang tenda darurat agar rumah sakit punya ruang tambahan untuk menangani pasien. Ini langkah cepat agar pelayanan tidak lumpuh,” ujar salah satu petugas BPBD di lokasi.
Hingga pukul 21.00 WIT, tercatat 76 orang telah dirawat. Mereka berasal dari sejumlah sekolah, termasuk:
Seorang kepala sekolah dan tiga pekerja bangunan juga mengalami gejala serupa.
BPBD Raja Ampat memasang tenda tambahan, sementara Polres Raja Ampat menurunkan puluhan tempat tidur lapangan untuk meningkatkan kapasitas perawatan.
Informasi lapangan menyebutkan sekitar 2.500 paket makanan MBG dari Dapur 1 didistribusikan ke 16 sekolah di Waisai pada hari insiden. Dugaan keracunan massal memunculkan kekhawatiran bahwa jumlah korban masih dapat meningkat.
Sebuah sumber internal mengatakan penyediaan makanan dalam jumlah besar membuat potensi risiko naik drastis. “Jika distribusi dilakukan ke ribuan siswa dalam satu waktu, kontrol kualitas harus lebih ketat,” ujarnya.
Wakil Bupati Raja Ampat, Mansyur Syahdan, langsung meninjau RSUD dan memastikan seluruh pasien mendapatkan perawatan memadai.
“Yang paling penting saat ini adalah para pasien ini bisa tertangani dengan baik, mendapatkan pelayanan kesehatan yang baik,” kata Mansyur.
Ia menambahkan evaluasi terhadap sumber makanan dan proses distribusi akan diprioritaskan sambil menunggu hasil laboratorium.
Ketua DPRD Raja Ampat, Muhammad Taufik Sarasa, meminta pemerintah menutup sementara Dapur MBG 01 hingga ada kepastian penyebab keracunan.
Menurutnya, kondisi dapur terlihat bersih saat peninjauan, namun sampel makanan sudah dibawa penyidik untuk diuji.
“Kami berharap pemerintah daerah, dalam hal ini tim satgas, melakukan evaluasi dan memberhentikan operasional Dapur 1 MBG sementara waktu sembari menunggu hasil uji laboratorium,” ujarnya.
Polres Raja Ampat telah memeriksa lokasi dapur, mengambil sampel makanan, dan meminta keterangan dari pihak pengelola MBG.
Penyidik menyatakan hasil pemeriksaan lab akan menjadi dasar tindakan hukum berikutnya.
Gubernur Papua Barat Daya bersama sejumlah pejabat, termasuk Danrem 181/PVT dan Kapolda Papua Barat Daya, dijadwalkan meninjau Waisai pada Selasa (2/12/2025) untuk mengevaluasi insiden ini.
Hingga artikel ini diturunkan, pihak pengelola dapur belum memberikan pernyataan resmi.
BPBD, tenaga medis, dan relawan masih bersiaga di RSUD Waisai untuk mengantisipasi kemungkinan lonjakan korban baru. Pemerintah daerah diminta melakukan audit menyeluruh terhadap program makanan bergizi, termasuk standar kebersihan, pengawasan produksi, dan mekanisme distribusi.
Editor : Hanny Wijaya