Ibu Hamil Meninggal di Jayapura, Gubernur Fakhiri: Fakta Kebobrokan dan Kebodohan Pemerintah
Namun di perjalanan menuju Entrop, kondisi Irene kritis. Mulutnya mengeluarkan busa dan napas tersengal. Keluarga putar balik ke RS Bhayangkara, tetapi setibanya di sana pada pukul 05.00 WIT, Irene dan bayinya dinyatakan meninggal.
“Kami sangat menyesal dengan tindakan para petugas rumah sakit yang tidak ada rasa kemanusiaan,” kata Abraham.
Suami korban, Neil Kabey, menegaskan bahwa minimnya tenaga medis menjadi faktor utama hilangnya nyawa istrinya.
“Kalau saat itu di RSUD Yowari ada dokter, saya yakin istri dan anak saya masih hidup. Kenapa tidak ada dokter pengganti?” katanya penuh kesedihan.
Mendengar kisah tersebut, Gubernur Papua Matius D. Fakhiri langsung menyatakan permintaan maaf dan berjanji melakukan evaluasi besar-besaran.
“Saya baru mau memulai, tetapi Tuhan sudah memberikan satu contoh kebobrokan pelayanan kesehatan di Papua. Saya mohon maaf dan turut berduka yang mendalam atas kebodohan jajaran pemerintah, dari atas sampai bawah,” tegasnya.
Fakhiri memastikan seluruh direktur RS yang berada di bawah pemerintah provinsi akan dievaluasi dan diganti. Ia juga menyebut peralatan medis banyak yang rusak akibat kelalaian.
“Hal ini sudah saya minta langsung ke Menteri Kesehatan. Saya pastikan akan memperbaikinya,” ujar Fakhiri.
Ia menegaskan bahwa prinsip pelayanan kesehatan harus diubah total. “Layani dulu pasien, baru urusan yang lain. Ini akan saya tekankan kepada semua direktur RS dan kepala dinas kesehatan.”
Fakhiri menambahkan, kejadian Irene Sokoy menjadi pelajaran penting bagi pemerintah agar menghadirkan pelayanan kesehatan yang layak.
“Kami akan panggil semua direktur rumah sakit pemerintah maupun swasta untuk menyatukan visi dalam pelayanan. Sebagai gubernur, saya tidak malu meminta maaf. Ini pembelajaran sangat berharga,” tutupnya.
Editor : Chanry Suripatty