get app
inews
Aa Text
Read Next : Seskab Teddy Janji Segera Bereskan Dugaan Kerusakan Lingkungan Akibat Tambang Nikel di Raja Ampat

Pemerintah Hentikan Sementara Operasi PT GAG Nikel, Bahlil Tegaskan Komitmen Lindungi Raja Ampat

Jum'at, 06 Juni 2025 | 00:29 WIB
header img
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia. [Dok Kementerian ESDM]

 

JAKARTA, iNewsSorongraya.id — Pemerintah pusat menunjukkan ketegasan dalam menjaga keberlanjutan lingkungan dan kearifan lokal di Papua Barat, dengan menghentikan sementara operasional tambang nikel milik PT GAG Nikel di Pulau Gag, Kabupaten Raja Ampat. Keputusan ini menandai langkah konkret dalam memastikan kepatuhan industri terhadap kaidah lingkungan hidup serta mempertegas komitmen terhadap keberlanjutan kawasan strategis pariwisata nasional.

Perusahaan yang mulai beroperasi secara komersial sejak 2017 itu diketahui sebagai satu-satunya pelaku industri tambang aktif di wilayah Raja Ampat. Namun, lokasinya yang berjarak hanya sekitar 30–40 kilometer dari kawasan wisata dunia Raja Ampat menuai sorotan berbagai pihak, menyusul kekhawatiran akan dampak lingkungan yang ditimbulkan.


Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia. [Dok Kementerian ESDM]

 

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, menegaskan bahwa penghentian sementara dilakukan untuk memberi ruang evaluasi menyeluruh terhadap aktivitas perusahaan. Ia juga menyampaikan bahwa tim inspeksi dari Kementerian ESDM telah diterjunkan ke lokasi untuk melakukan verifikasi lapangan.

“Agar tidak terjadi kesimpangsiuran, maka kami sudah memutuskan lewat Dirjen Minerba, untuk status daripada PT GAG Nikel yang sekarang lagi mengelola, itu kan cuma satu ya, untuk sementara kita hentikan operasinya. Sampai dengan verifikasi lapangan, kita akan cek,” ujar Bahlil usai menghadiri Human Capital Summit 2025 di Jakarta Convention Center, Selasa (3/6/2025).

Dalam keterangannya, Bahlil menyebutkan bahwa kegiatan pertambangan di Papua—khususnya di wilayah otonomi khusus seperti Raja Ampat—memerlukan pendekatan yang lebih sensitif dan menghargai nilai-nilai kultural masyarakat setempat.

“Kita memang harus menghargai. Karena di Papua itu kan ada otonomi khusus. Sama dengan Aceh. Jadi perlakuannya juga khusus. Ini mungkin saja saya melihat ada kearifan-kearifan lokal yang belum disentuh dengan baik,” ujarnya.

Lebih lanjut, ia menegaskan pentingnya kepatuhan perusahaan tambang terhadap dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal). Menurutnya, seluruh aktivitas tambang wajib berpedoman pada hasil kajian tersebut.

“Saya akan coba untuk melakukan evaluasi. Tambangnya itu nanti kita akan sesuaikan dengan Amdal saja. Amdalnya seperti apa, pasti kita akan ikuti kaidah-kaidah Amdal, ya,” tambah Bahlil.

Menteri Bahlil juga menyatakan akan segera melakukan kunjungan kerja ke Papua untuk melihat langsung kondisi di lapangan, memastikan bahwa hasil evaluasi tidak semata administratif, melainkan berbasis fakta objektif di wilayah terdampak.

Keputusan penghentian sementara operasional PT GAG Nikel ini mendapat perhatian luas dari berbagai elemen, termasuk pemerhati lingkungan, pelaku wisata, hingga masyarakat adat. Langkah ini dinilai sebagai sinyal tegas bahwa pemerintah tidak mentolerir pelanggaran lingkungan, sekaligus menjaga citra Raja Ampat sebagai kawasan konservasi dan destinasi wisata kelas dunia.


Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia. [Dok Kementerian ESDM]

 

Langkah tegas penghentian operasi PT GAG Nikel menegaskan bahwa pemerintah tidak hanya mendorong hilirisasi tambang, tapi juga menjaga keseimbangan antara industri, ekologi, dan kearifan lokal Papua Barat. Evaluasi yang menyeluruh diharapkan menghasilkan kebijakan yang adil dan berkelanjutan.

 

Editor : Hanny Wijaya

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut