SUPIORI, iNewssorongraya.id — Unit Siaga SAR Supiori terus memantau kondisi perairan dan aktivitas masyarakat pesisir pasca peringatan dini tsunami yang dikeluarkan BMKG akibat gempa berkekuatan magnitudo 7,6 di Filipina, Jumat (10/10/2025). Hingga kini, status waspada tsunami masih belum dicabut.
Kepala Unit Siaga SAR Supiori, Amirullah, mengatakan bahwa kondisi laut di wilayah Supiori masih tergolong normal tanpa adanya perubahan signifikan.
“Kondisi pantai di Supiori saat ini masih surut normal. Gelombang juga normal seperti biasanya, tidak ada perubahan yang signifikan,” ujar Amirullah kepada iNews melalui sambungan telepon, Jumat (10/10/2025).
Ia menegaskan bahwa tidak ada warga yang mengungsi, dan aktivitas masyarakat berjalan seperti biasa.
“Karena statusnya masih waspada, kami sudah mengimbau masyarakat sejak dikeluarkannya peringatan dini tsunami oleh BMKG. Warga kami minta menghindari area pesisir. Kalau nanti status meningkat menjadi siaga, barulah kami lakukan evakuasi,” katanya.
Amirullah menjelaskan, pihaknya telah melakukan koordinasi dengan sejumlah instansi teknis seperti kepolisian, BMKG, dan pemerintah daerah untuk langkah antisipasi jika situasi memburuk.
“Kami sudah berkoordinasi dengan kepolisian, BMKG, dan pemerintah daerah, serta melakukan patroli untuk memberikan imbauan di wilayah pesisir,” ujarnya.
Selain itu, Unit Siaga SAR Supiori juga telah menyiapkan personel dan peralatan untuk menghadapi kemungkinan terjadinya tsunami.
“Kami sudah siapkan personel dan peralatan jika sewaktu-waktu diperlukan,” tambahnya.
Hingga Jumat siang, kondisi perairan di Kabupaten Supiori dilaporkan masih normal. Tidak ada kepanikan maupun aktivitas warga yang mencurigakan di wilayah pesisir.
“Status waspada tsunami masih belum dicabut oleh BMKG. Kami tetap pantau perkembangan informasi secara berkala,” tegas Amirullah.
Gempa Filipina Picu Peringatan Dini Tsunami di Beberapa Wilayah Indonesia
Sebelumnya, BMKG mengumumkan telah terjadi gempa bumi berkekuatan 7,6 SR di wilayah 366 km timur laut Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara, pada pukul 08.43 WIB, Jumat (10/10/2025). Gempa tersebut berpotensi menimbulkan tsunami di sejumlah wilayah Indonesia bagian timur.
Hasil pemodelan menunjukkan potensi tsunami dengan tinggi maksimum 50 sentimeter di beberapa wilayah, antara lain:
Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara (estimasi tiba 09.59 WITA)
Kota Bitung, Sulawesi Utara (10.49 WITA)
Minahasa Utara bagian selatan (11.01 WITA)
Minahasa bagian selatan (11.02 WITA)
Kabupaten Supiori, Papua (12.26 WIT)
Dalam pembaruan data yang dirilis BMKG, terdeteksi kenaikan muka air laut di beberapa titik pemantauan, di antaranya Beo (0,05 m), Biak (0,13 m), Essang (0,17 m), Melonguane (0,11 m), dan Sangihe (0,16 m). Meski demikian, BMKG menegaskan bahwa pemantauan masih dilakukan secara intensif.
Amirullah mengimbau masyarakat untuk tidak panik dan terus mengikuti informasi resmi dari BMKG maupun SAR.
“Kami minta warga tetap tenang dan selalu berkoordinasi dengan pihak SAR. Jangan mudah percaya dengan informasi yang belum dipastikan kebenarannya,” tutupnya.
Editor : Hanny Wijaya
Artikel Terkait