Bupati Raja Ampat Geram atas Video Viral Dugaan Pelecehan Anak oleh Asisten I Setda: Itu Kurang Ajar

CHANRY SURIPATTY
Bupati Raja Ampat, Orideko Burdam saat memberikan keterangan pers kepada wartawan. [FOTO : TANGKAPAN LAYAR]

 

SORONG KOTA, iNewssorongraya.id - Bupati Raja Ampat Orideko Iriano Burdam menyatakan akan menjatuhkan sanksi terberat, termasuk pemberhentian sebagai aparatur sipil negara, bila terbukti seorang pejabat Asisten I Setda melakukan pelecehan seksual terhadap anak kandungnya. Reaksi ini muncul setelah sebuah video siaran langsung memperlihatkan dugaan tindakan asusila itu viral di media sosial.

Video berdurasi 3 menit 33 detik tersebut diunggah oleh akun Valen Watem melalui siaran langsung Facebook pada Kamis dini hari sekitar pukul 05.00 WIT (11/12/2025). Dalam rekaman itu, pemilik akun tampak menyorot ayahnya—yang disebut menjabat sebagai pejabat struktural pada Asisten I Bidang Pemerintahan Setda Raja Ampat—dan menudingnya mencoba memaksa melakukan hubungan seksual saat ia sedang tidur.

Korban mengaku bahwa peristiwa serupa telah terjadi berulang kali dan meminta pemerintah daerah, khususnya Bupati Raja Ampat, turun tangan menghentikan tindakan yang ia sebut sebagai “aksi bejat pejabat daerah”.

Bupati Orideko memberikan pernyataan keras saat ditemui usai menghadiri acara penandatanganan nota kesepahaman bersama Kejaksaan Tinggi Papua Barat  terkait penerapan kerja sosial bagi pelaku tindak pidana di kantor Gubernur Papua Barat Daya pada Kamis siang.

Ia menegaskan bahwa pemerintah daerah tidak akan mentoleransi kekerasan seksual, terlebih bila pelaku merupakan pejabat publik.

“Kalau memang betul, itu namanya kurang ajar, harus dikasih pelajaran. Pejabat kok model seperti begitu. Mental sebagai pejabat tidak bagus,” ujar Orideko.

Bupati menambahkan bahwa langkah verifikasi sedang ditempuh, dan status kepegawaian pelaku dapat langsung dinonaktifkan.

“Kami cek dulu. Kalau terbukti, kan kasih nonaktifkan dulu yang bersangkutan. Untuk tindakannya, ada sanksi ASN. Kami akan proses sesuai aturan,” katanya.

Orideko juga menyampaikan keprihatinan mendalam karena dalam waktu berdekatan telah muncul dua kasus dugaan pencabulan terhadap anak di bawah umur yang diduga dilakukan oleh ayah kandung yang merupakan pejabat di lingkungan Pemda Raja Ampat.

Usai kegiatan resmi di Manokwari, Bupati Orideko langsung bertolak ke Waisai, Raja Ampat, guna memastikan penanganan kasus berjalan cepat dan transparan.

Pemerintah daerah kini menunggu hasil penyelidikan awal dari aparat penegak hukum sebelum mengeluarkan keputusan final terkait status pejabat tersebut.

Video yang menampilkan dugaan tindakan pelecehan oleh seorang pejabat daerah ini memicu gelombang kemarahan warga, terutama karena korban adalah anak kandung pelaku. Publik menuntut proses hukum berjalan tanpa intervensi jabatan.

Hingga kini, akun pengunggah video tetap menjadi rujukan utama dalam penyebaran informasi awal, sementara tekanan publik meningkat agar pemerintah daerah dan kepolisian memberikan kepastian hukum.

 

Editor : Hanny Wijaya

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network