TNI Selidiki Dugaan Penganiayaan oleh Oknum Anggota Yonzipur 20/PPA Terhadap Warga Hingga Tewas

SORONG, iNewssorongraya.id – Pihak Korem 181 Praja Vira Tama (PVT) angkat bicara terkait dugaan penganiayaan yang menyebabkan kematian seorang warga di Kilometer 17, Kota Sorong. Dugaan keterlibatan oknum anggota TNI AD dari Yonzipur 20/PPA dalam insiden ini masih dalam tahap pendalaman oleh pihak berwenang.
Kepala Penerangan Korem (Kapenrem) 181 PVT, Mayor Inf. Bambang Triyono, menegaskan bahwa penyelidikan masih berlangsung untuk memastikan kebenaran dugaan tersebut.
“Terkait kejadian pemalangan jalan yang dipicu oleh dugaan penganiayaan hingga menyebabkan korban meninggal dunia, kami masih melakukan pendalaman. Jika terbukti ada anggota TNI (TNI AD) yang terlibat, kami akan menindak tegas sesuai aturan dan hukum yang berlaku,” ujarnya, Minggu (16/2/2025).
Mayor Bambang juga menegaskan bahwa TNI AD tidak akan menutup-nutupi kejadian ini. “Proses pendalaman sedang dilakukan oleh pihak terkait, baik dari intelijen kepolisian maupun aparat Polisi Militer (PM) TNI dan intelijen TNI. Kami mengimbau semua pihak untuk menghormati asas praduga tak bersalah dan menunggu hasil penyelidikan,” tambahnya.
Sementara itu, aksi blokade jalan oleh ratusan massa masih berlangsung di ruas utama Trans Papua Barat Daya, Kilometer 17, Kota Sorong. Aksi ini menyebabkan lumpuhnya arus lalu lintas dengan ratusan kendaraan tertahan di lokasi. Massa memblokade jalan dengan ranting pohon dan membakar ban bekas, sementara puluhan aparat keamanan dari Polresta Sorong Kota dan Polres Sorong dikerahkan untuk mengamankan situasi.
Dalam aksi tersebut, rombongan Komandan Kodim (Dandim) 1802 Sorong dan Komandan Korem (Danrem) 181 PVT sempat dihadang massa saat melintas di lokasi. Kedua perwira TNI itu sedang dalam perjalanan menuju Mapolres Sorong untuk menghadiri rapat koordinasi bersama Wakapolda Papua Barat Daya dan keluarga korban. Setelah negosiasi, massa akhirnya mengizinkan rombongan melanjutkan perjalanan.
Aksi blokade jalan ini diduga sebagai bentuk protes atas kematian seorang warga berinisial AK, yang disebut-sebut menjadi korban penganiayaan. Berdasarkan informasi yang beredar, insiden bermula pada Jumat (14/2/2025) malam ketika seorang warga terlibat keributan di sebuah kios di Kilometer 17. Kios tersebut diketahui milik keluarga dari seorang oknum anggota TNI. Oknum tersebut diduga memanggil rekan-rekannya, yang kemudian melakukan pengeroyokan terhadap AK. Korban sempat mendapatkan perawatan medis, namun akhirnya meninggal dunia pada Minggu (16/2/2025).
Komandan Korem 181 PVT, Brigjen TNI Totok Sutriono, menegaskan bahwa kasus ini telah ditangani oleh Polisi Militer Kodam XVIII/Kasuari. “Kasus ini sudah ditangani oleh Danpomdam Kasuari, dan penyelidikan masih berlangsung. Kami juga telah berkoordinasi dengan Polres Sorong untuk melakukan mediasi,” kata Brigjen Totok.
Sementara itu, kuasa hukum keluarga korban, Leonard Idjie mempertanyakan tindakan kekerasan yang dilakukan terhadap korban. “Kalau memang seseorang bersalah, mengapa tidak diserahkan kepada pihak berwenang? Kenapa harus main hakim sendiri?” tegasnya.
Hingga saat ini, aparat TNI dan Polri masih melakukan pertemuan guna menyelesaikan kasus ini. Situasi di lokasi kejadian masih tegang, sementara warga terus menuntut keadilan bagi korban.
Editor : Hanny Wijaya