SORONG, iNewsSorong.id - Dalam waktu tak lama lagi, pengelolaan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sorong akan segera beroperasi. Investor asal Cina rencananya akan membangun pabrik smelter nikel dan pabrik baja di kawasan tersebut dengan nilai investasi sebesar Rp 75 triliun.
Kepastian dibangunnya Smelter nikel dan pabrik baja tersebut ditandai dengan penandatangan kerja sama konsorsium terbentuknya PT Sinagi Olom Fagu oleh tiga direktur utama dari perusahaan besar yakni Dirut PT Malamo Olom Wobok (PT MOW), Samsudin Ajam, Dirut PT Huahe Management Indonesia (PT HMI), Xi Hong Xia dan Dirut PT Sino Consultant Investment Indonesia (PT SCII) Adriana Imelda yang berlangsung di Aimas Hotel and Convention Center, Selasa (28/5/2024).
Penandatangan MoU pembentukan PT Sinagi Olom Fagu dalam rangka pengelolaan KEK Sorong. (FOTO: iNewsSorong.id - MEWA)
Direktur Utama PT Huahe Managemet Indonesia (HMI) Xi Hong Xia pada kesempatan itu mengemukakan KEK Sorong akan membawa masuk teknologi pengolahan nikel paling terdepan di dunia saat ini. Yakni teknologi Oksigen, Enriched, Side Blow dan Furnace (OESBF). Teknologi ini memiliki 3 keunggulan yakni penggunaan energi yang lebih efesien, sehingga mengurangi jumlah konsumsi energi secara signifikan.
Kemudian teknologi OESBF menggunakan gas alam atau hidrogen sebagai subsitusi terhadap batubara, sehingga dapat berkontribusi bagi percepatan pembentukan industri nikel yang berbasis green energi dan ramah lingkungan di Indonesia.
Selain itu, teknologi OESBF menghasilkan limbah yang bersifat stabil di lingkungan, mudah disimpan dan dapat digunakan kembali sebagai bahan pengerasan jalan, penimbunan laut dan bahan baku industri semen.
“Pabrik pengolahan nikel akan memproduksi nikel matte kadar tinggi dengan rencana kemampuan produksi sebesar 160.000 ton Nickel Metal. Hasil produksi direncanakan untuk tujuan ekspor pasar Amerika, Eropa dan lain-lain,” bebernya.
Maket rencana pengelolaan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sorong, pembangunan pabrik smelter nikel dan pabrik baja. (FOTO : Humas PT Sino Consultant Investment Indonesia)
Demi mendukung program pemerintah yakni membangun industri pengolahan nikel yang ramah lingkungan berbasis green energi, maka PT SINAGI OLOM FAGU akan mengelola investasi di KEK Sorong dengan kewajiban bagi investor untuk menerapkan prinsip-prinsip manjemen environmental, social and governence (ESG) yang baik.
“Pada akhirnya akan menciptakan standar produksi yang berkelanjutan dan tidak merusak lingkungan. Investasi di KEK Sorong juga akan mampu meningkatkan pendapatan perpajakan untuk pemerintah pusat dan pemerintah daerah, menciptakan lapangan kerja, menjalin kemitraan dengan perusahaan-perusahan lokal, menjaga kelesatrian lingkungan dan mempercepat pembangunan industri kendaraan listrik berbasis green energi di Indonesia,” tegasnya.
Maket rencana pengelolaan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sorong, pembangunan pabrik smelter nikel dan pabrik baja. (FOTO : Humas PT Sino Consultant Investment Indonesia)
Xi Hong Xia juga berharap bulan Juni dapat memulai tahap pembangunan pabrik pengolahan nikel dan besi baja di KEK Sorong.
“Beberapa permasalahan yang masih harus dicari solusinya seperti masalah pembebasan lahan, pasokan energi bersih, sumber bahan baku untuk produksi dan pelabuhan yang memadai. Untuk itu kami memohon bantuan, bimbingan dan kerjasama dari seluruh stakeholder yang terlibat,” pungkasnya.
Pembangunan Smelter Nikel dan Pabrik Baja di KEK Sorong Dorong Pusat Pertumbuhan Ekonomi Baru di Papua
Maket rencana pengelolaan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sorong, pembangunan pabrik smelter nikel dan pabrik baja. (FOTO : Humas PT Sino Consultant Investment Indonesia)
Penjabat Bupati Sorong yang diwakili Staf Ahli Bidang Pembangunan Markus Karath menyatakan, ini merupakan suatu langkah maju dalam pengembangan KEK Sorong.
“Pemerintah Kabupaten Sorong tidak punya kemampuan APBD yang besar, untuk mengembangkan KEK Sorong. Oleh karena itu, harus bekerja sama dengan para investor,” imbuhnya.
Maket rencana pengelolaan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sorong, pembangunan pabrik smelter nikel dan pabrik baja. (FOTO : Humas PT Sino Consultant Investment Indonesia)
Kepala Biro Perekonomian dan Administrasi Pembangunan Setda Provinsi Papua Barat Daya Ikhsan Musa’ad menyatakan, pengembangan KEK Sorong akan mendorong pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru dan juga penyerapan tenaga kerja.
“Apabila investasi sudah mulai masuk dan dilakukan proses groundbreaking, maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu terkait aspek lingkungan dan tenaga kerja,” kata Eksan.
Ditambahkannya, KEK Sorong telah menjadi isu nasional. Oleh karena itu, Pemerintah Provinsi Papua Barat Daya terus memberikan support agar seluruh investasi di KEK Sorong dapat berjalan baik.
“Kami juga telah membentuk satuan tugas percepatan pengembangan KEK Sorong,” pungkasnya.
Maket rencana pengelolaan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sorong, pembangunan pabrik smelter nikel dan pabrik baja. (FOTO : Humas PT Sino Consultant Investment Indonesia)
Direktur Utama PT Malamoi Olom Wobok Samsuddin Ajam mengatakan, konsorsium sangat dibutuhkan untuk menunjang pembangunan smelter nikel dan baja di KEK Sorong. Dimana dengan dibangunnya smelter nikel dan baja, dapat meningkatkan perekonomian di Provinsi Papua Barat Daya umumnya dan Kabupaten Sorong khususnya.
Sementara itu, Direktur Utama PT Sino Consultan Investment Indonesia Adriana Daat menyatakan, proses menuju kosorsium ini sebenarnya telah berjalan selama kurang lebih 2 tahun. Dimana saat itu mantan Bupati Sorong Johnny Kamuru memberikan kepercayaan kepada pihaknya PT untuk menghadirkan investor ke KEK Sorong.
“Hari ini kita bersama-sama telah menyaksikan penandatanganan konsorsium antara tiga perusahaan yang akan bekerja sama, membangun smelter nikel dan baja di kawasan ekomomi khusus sorong,” ujarnya.
Adriana mewakili PT Sino Consultant pada kesempatan itu, tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada semua pihak, yang telah bekerja sama sehingga proses pembangunan smelter nikel dan baja di KEK Sorong berjalan lancar.
“Kami berharap penandatanganan konsorsium ini membawa perubahan dan menjadi berkat bagi kita semua. Mohon dukungan dan doa serta kerja sama dari semua pihak, agar tujuan mulia ini bisa terwujud,” harapnya.
Maket rencana pengelolaan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sorong, pembangunan pabrik smelter nikel dan pabrik baja. (FOTO : Humas PT Sino Consultant Investment Indonesia)
Direktur Utama PT Huahe Management Indonesia Miss Xu Hong Xia menyatakan, penandatanganan konsorsium ini berhasil terbentuk berkat dukungan dan bimbingan Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi Papua Barat Daya, Pemerintah Kabupaten Sorong dan seluruh tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh agama dan tentunya seluruh masyakarat Kabupaten dan Kota Sorong, termasuk seluruh stakeholder lainnya.
“Konsorsium PT SINAGI OLOM FAGU didirikan oleh tiga Perusahaan yakni PT Malamoi Olom Wobok, PT Huahe Management Indonesia dan PT Sino Consultant Investment Indonesia,” rincinya.
Maket rencana pengelolaan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sorong, pembangunan pabrik smelter nikel dan pabrik baja. (FOTO : Humas PT Sino Consultant Investment Indonesia)
Tujuan konsorsium, katanya, adalah membawa investor ke dalam KEK Sorong, melaksanakan fungsi manejemen, menyediakan dan mengelola fasilitas dan infrastruktur di KEK Sorong. Selain itu menciptakan lingkungan investasi yang baik bagi investor dan memelihara serta menjaga hubungan yang baik, antara KEK Sorong dan Pemerintah, masyarakat sekitar, termasuk juga lingkungan.
Maket rencana pengelolaan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sorong, pembangunan pabrik smelter nikel dan pabrik baja. (FOTO : Humas PT Sino Consultant Investment Indonesia)
Kosorsium akan mempunyai tugas penting untuk membawa para investor nasional dan asing untuk mau berinvestasi di KEK Sorong. Saat ini sudah ada dua perusahaan asing asal China yang berencana melakukan investasi di KEK Sorong. Dua investor China yang akan masuk ke KEK Sorong yaitu PT Sheng Wei New Energy Technology dan Beijing Jianlong Heavy Industry Group. Nilai investasi yang ditanamkan mencapai Rp 75 triliun. PT Sheng Wei New Energy Technology akan membangun smelter nikel, sementara Beijing Jianlong Heavy Industry Group akan membangun pabrik pembuatan baja.
Editor : Chanry Suripatty