JAKARTA, iNews.id - Tim investigasi Korps Marinir TNI AL mengungkapkan sejumlah temuan terkait kematian Lettu Laut Kesehatan dr Eko Damara di Kabupaten Yahukimo Provinsi Papua Pegunungan pada 27 April 2024 lalu.
Lettu Eko Damara yang bertugas sebagai dokter Satgas Pamtas Mobile RI-PNG Yonif 7 Marinir diduga bunuh diri dengan menembak kepala menggunakan senapan serbu SS2-VI di dalam ruangan kesehatan Pos Kotis Koramil 1715 Yahukimo.
Dankormar Mayjen TNI Endi Supardi mengatakan berdasarkan hasil pemeriksaan digital forensik pada handphone milik korban, ditemukan beberapa catatan yang ditinggalkannya. Isi pesan terakhir ini seperti menyiratkan Lettu Eko putus asa, merasa tidak punya harapan (hopeless) dan menyinggung persoalan utang piutang.
"Harapan untuk berkeluarga tidak ada, harapan untuk sekolah tidak ada, harapan dianggap baik tidak ada. Harapan ada tempat di instansi tidak ada, harapan ada tempat di satuan tidak ada, harapan diterima orang-orang sekitar tidak ada. Lalu apalagi yang mau diharapkan kalau tidak mati?," ujar Endi Supardi membacakan isi pesan almarhum Lettu Eko saat konferensi pers di Mako Korps Marinir, Jakarta, Senin (20/5/2024).
Selain itu hasil penelusuran digital forensik menunjukkan almarhum kerap browsing atau mencari cara mengakhiri hidup lewat internet. Tak hanya itu, Lettu Eko juga kerap googling masalah judi online.
"Browsing-an almarhum googlingnya 'Bagaimana cara mati dengan cepat?', 'cara mati dengan tidak sakit?'. Banyak sekali googlingannya itu satu minggu sebelumnya meninggal. Banyak almarhum ini googling masalah judi online, download judi online, jadi nyambung kenapa yang bersangkutan bunuh diri," katanya.
Dugaan sementara, Lettu Eko Damara terlilit utang piutang hingga Rp819.027.038. Hal itu diduga yang menjadi pemicunya nekat mengakhiri hidup.
" Utang almarhum cukup lumayan di sini, ada catatannya dari teman-temannya waktu di kedokteran sesama dokter ada 2. Teman-teman satgas juga ada, dari bank BRI ada. Artinya beliau tidak sanggup mengembalikan. Akhirnya uang itu tidak berbentuk barang, karena di satgas pun tidak membeli apa-apa, keluarganya pun tidak membeli apa-apa," ujar Dankormar.
"Digunakan untuk judi online. Harapannya tugas di sana bisa mengembalikan uang ternyata tidak, waktu semakin habis sehingga mengambil langkah seperti ini. Utang di daerah operasi ini ada Rp177.324.400, ada Rp641.702.638. Total keseluruhan utang almarhum Rp819.027.038," ucapnya lagi.
Dankormar menegaskan 99,9 persen kematian Lettu Eko akibat bunuh diri. Dari kacamata militer pun tak logis dengan cara menembak dari bawah ke atas sebagai upaya pembunuhan.
"Karena semua keterangan yang ada di lapangan hasil tim investigasi menyampaikan 99,9 persen bunuh diri. 0,1 persen kenapa? karena pada saat nembak tidak ada yang melihat dengan mata. Karena bukti yang ada, teman yang lain di depan pos saat letusan itu ada. Saat menuju kesana tidak ada orang lain," katanya.
Editor : Chanry Suripatty