SORONG, iNewsSorongRaya.id - Gabriel Asem, SE, M.Si, Bupati Tambrauw, dalam hitungan hari akan segera mengakhiri masa jabatannya. Jabatan Bupati yang di emban Gabriel selama dua periode menyimpan banyak sekali prestasi yang dilakukan. Salah satunya, gebrakan dan kerja keras Gabriel sebagai Bupati sekaligus putra asli Papua yang dengan gigih menjaga hutan dan alam kabupaten Tambrauw yang masuk dalam Hutan Konservasi.
Jelang akhir masa jabatannya, Gabriel Asem meluncurkan buku biografinya " Gabriel Asem Pemimpin Konservasi Dari Papua Barat ", Karavan Satu Dekade Membangun dan Merawat Bumi Tambrauw 2011-2022. Buku yang ditulis oleh penulis asal Jakarta, Ayu Arman ini di launching di salah satu hotel berbintang lima di kota Sorong, Rabu ,(18/5/2022).
Dalam sambutannya, Gabriel Asem, Bupati Tambrauw mengatakan, peluncuran buku Biografinya ini bukan sebagai pencitraan. Tapi karena dirinya sadar bahwa ada sesuatu yang bisa dirinya bagikan dari kisah hidupnya sejak lahir dan besar dan mengabdikan dirinya sebagai Bupati Kabupaten Tambrauw.
" Pada masa purna tugas kepemimpinan ini, saya meluncurkan Buku Biografi dengan judul Pemimpin Konservasi dari Papua Barat. Buku Biografi ini ditulis bukan untuk pencitraan diri atau menonjolkan diri. Bukan. Tapi karena saya sadar, ada sesuatu yang bisa saya bagikan dari kisah hidup saya, khususnya, pengalaman saya sebagai anak yang lahir, tumbuh kembang dan mengabdi kepada rimba raya dan kehidupan hayati Papua, yang itu menjadi karakter, akar dan modal saya membangun Kabupaten Tambrauw sebagai Kabupaten Konservasi" ungkap Gabriel Asem. Lanjut Gabriel, selama dirinya menjabat sebagai Bupati dua periode, membangun kabupaten Tambrauw bukan sekedar membangun, tetapi harus menjaga dan merawat alam dan manusianya.
" Karena lebih kurang 70 persen daratannya, dari total luas wilayah Tambrauw (11.529.182 km2), ditetapkan sebagai kawasan hutan konservasi dan hutan lindung yang memiliki keanekaragaman sumber daya hayati yang luar biasa. Hutan Tambrauw merupakan satu-satunya hutan yang masih perawan di Papua Barat. Sementara Papua adalah benteng terakhir sabuk tropis Indonesia. Itu artinya, Tambrauw menjadi kunci penyangga ketersediaan oksigen dan unsur-unsur hayati pada bumi ini." Ujar Gabriel Asem.
Sementara itu Ayu Arman, sang penulis Biografi Bupati Tambrauw, mengatakan proses penyelesaian pembuatan buku Biografi Bupati Tambrauw ini memakan waktu tujuh bulanan. Dimana ada empat puluh narasumber yang di wwncarai sebanyak tiga kali.
" Ada kurang lebih tujuh bulan proses pembuatan buku Biografi ini. Ada sekitar 3 kali saya wwncara dengan empat puluh narasumber. Dimana dalam wawancara tersebut ada lingkaran dimana lingkaran pertama adalah orang-orang terdekat Bapak Bupati, lingkaran kedua adalah sahabat beliau, dan lingkaran ketiga adalah masyakarat." Ujar Ayu Arman sat berbincang -bincang dengan MNC Portal Indonesia. Rabu (18/5/2022).
Menurut Ayu, sebagai penulis, dirinya bangga dapat menulis Biografi seorang Gabriel Asem yang merupakan sosok Bupati di Papua Barat dimana kegigihan Gabriel selama menjabat sebagai Bupati dalam menjaga alam di wilayahnya. Dan konsen terhadap Konservasi.
" Saya mendapat kesempatan untuk menulis biografi kisah perjalanan beliau. Karena di situ saya melihat ada sosok dan tokoh yang luar biasa. Karena kebanggaan seorang penulis adalah menemukan seorang tokoh yang memang genius, punya hati membangun tanah Papua, dan hal ini mempunyai tanggung jawab moral tersendiri dalam menulis biografi beliau. Karena semua yang natural, saya temukan dari sosok Bapak Gabriel Asem" ujar Ayu Arman.
Peluncuran Buku Biografi Bupati Tambrauw, Gabriel Asem, Pemimpin Konservasi ini dilanjutkan dengan penyerahan buku Biografi karya Ayu Arman kepada para Pejabat dan tamu undangan yang hadir dalam acara tersebut.
Editor : Chanry Suripatty
Artikel Terkait