SORONG, iNewssorongraya.id – Duel panas bertajuk Big Match dalam lanjutan Liga 4 Indonesia Regional Papua Barat Daya mempertemukan dua raksasa sekota, Persikos Kota Sorong dan P.S Putra Doom, di Stadion Bewela, Kamis (10/4/2025). Laga krusial ini berakhir imbang 1-1, namun sorotan tajam justru tertuju pada kepemimpinan wasit yang dinilai kontroversial dan memicu protes keras dari kubu Putra Doom.
Pertandingan yang penuh gengsi ini berlangsung dengan tensi tinggi sejak menit awal. Putra Doom, yang tampil sebagai tuan rumah, tampil agresif sejak peluit awal dan membuka keunggulan di menit ke-47 melalui sontekan Dorurs Letrora, usai memanfaatkan umpan terobosan matang ke jantung pertahanan Persikos.
Namun keunggulan tersebut tak bertahan lama. Persikos Kota Sorong, yang tak tinggal diam, berhasil menyamakan kedudukan lewat titik putih pada menit ke-67 setelah bek Putra Doom melakukan pelanggaran di kotak penalti. Yafet Naa yang ditunjuk sebagai algojo berhasil menuntaskan tugasnya dengan sempurna. Skor imbang 1-1 pun menjadi akhir dari laga sarat drama ini.
Keputusan Penalti yang Menjadi Api Protes
Pertarungan Sengit Liga 4 Indonesia Regional PBD, Grup A P.S Putra Doom VS Persikos Kota Sorong dengan hasil imbang 1-1.
Pertarungan Sengit Liga 4 Indonesia Regional PBD, Grup A P.S Putra Doom VS Persikos Kota Sorong dengan hasil imbang 1-1.
Momen penalti inilah yang kemudian menjadi pusat kontroversi. Keputusan wasit Piter Kombado memberikan hadiah penalti kepada Persikos menuai reaksi keras dari manajemen dan pemain Putra Doom. Manajer Putra Doom, Renoldy Rumfeka, menilai keputusan tersebut mencederai nilai sportivitas dan merugikan timnya.
“Saya merasa kecewa dengan keputusan wasit. Anak-anak bermain luar biasa, tapi kami dirugikan oleh keputusan yang sangat tidak adil. Saya berharap panitia mengevaluasi kepemimpinan wasit agar ke depan pertandingan bisa lebih fair dan enak ditonton,” tegas Renoldy.
Senada dengan itu, Kapten Putra Doom, Matius Sera Maniani, menyatakan bahwa secara permainan timnya layak menang.
“Hari ini kami bermain sangat baik. Kami sudah unggul dan seharusnya menang 1-0. Tapi keputusan wasit membuat kami kehilangan tiga poin,” ucap Sera dengan nada kecewa.
Pelatih Putra Doom, Dedy Darome, pun mengakui bahwa meski anak asuhnya tampil impresif, momen penalti menjadi titik balik yang merugikan mereka.
“Anak-anak bermain luar biasa. Ada sedikit miskomunikasi di lini belakang yang menyebabkan penalti, tapi saya serahkan kepada penonton untuk menilai kepemimpinan wasit,” ujarnya diplomatis.
Persikos Unggul Klasemen, Putra Doom Masih Punya Peluang
Pelatih Persikos Kota Sorong, Moyo Malibela [Kiri], Kapten Tim, Luis Ferdinando Mamoribo [Tengah) didampingi Media Officer, Chanry Suripatty [Kanan] saat memberikan keterangan pers kepada wartawan.
Hasil imbang ini cukup untuk mempertahankan posisi Persikos di puncak klasemen sementara Grup A Liga 4 Papua Barat Daya. Sementara Putra Doom harus puas berada di peringkat kedua dan menunda ambisi mereka untuk mengunci tiket lolos ke babak berikutnya.
Pelatih Persikos, Moyo Malibela, menyambut hasil imbang ini dengan positif dan memuji semangat juang anak asuhnya yang tetap tampil solid meski sempat tertinggal.
“Kami bersyukur bisa menyamakan kedudukan. Anak-anak bermain maksimal dan kami masih punya peluang besar untuk melaju ke fase berikutnya,” kata Moyo.
Kapten tim Persikos, Luis Ferdinando Mamoribo, juga menegaskan fokus tim kini tertuju pada laga pamungkas melawan Persitam Tambrauw.
“Hasil ini cukup baik. Tapi target kami jelas, tiga poin di laga terakhir,” tuturnya.
Persaingan Kian Memanas
Pertarungan sengit diputaran kedua, grup A Liga 4, Regional Papua Barat Daya.
Dengan hasil imbang ini, Grup A kian kompetitif. Satu tiket menuju babak berikutnya masih diperebutkan hingga laga terakhir. Baik Persikos maupun Putra Doom dipastikan akan tampil habis-habisan di pertandingan penutup grup. Putra Doom dijadwalkan menghadapi Persitam Tambrauw, sementara Persikos juga akan menghadapi lawan yang sama.
Laga ini bukan sekadar pertarungan antar tim sekota, melainkan juga refleksi dari semangat dan tensi tinggi di Liga 4 yang kian kompetitif. Namun demikian, harapan akan kualitas kepemimpinan wasit yang adil dan netral menjadi pekerjaan rumah yang mendesak bagi penyelenggara.
Editor : Hanny Wijaya
Artikel Terkait