Eksebisi Legendaris Warnai Final Liga 4 PBD, Spirit Persis Sorong Bangkitkan Inspirasi Generasi Muda
SORONG, iNewssorongraya.id – Laga Final Liga 4 Indonesia Regional Papua Barat Daya di Stadion Bewela Kota Sorong, Rabu (16/4/2025), tidak hanya menjadi panggung bagi tim-tim terbaik daerah memperebutkan gelar juara, tetapi juga menjadi momen nostalgia dan motivasi lewat partai eksebisi yang mempertemukan Legend Persis Sorong era 1980-1990 melawan tim All Star Sorong Raya. Pertandingan yang digelar selama dua babak masing-masing 25 menit itu disaksikan antusias penonton yang memadati stadion. Laga ini turut menghadirkan nama-nama besar yang pernah harum di kancah sepak bola tanah air, termasuk mereka yang tumbuh di lapangan Hocky—sebelum direnovasi menjadi Stadion Bewela seperti sekarang. Wasit Bernard Mandopessy memimpin jalannya pertandingan yang berlangsung seru meski dimainkan oleh para pemain senior. Para legenda menunjukkan bahwa semangat juang dan teknik sepak bola tak pudar oleh usia. All Star Sorong Raya unggul lebih dulu melalui gol Dave Thio. Legend Persis sempat menyamakan kedudukan lewat aksi Berkamp Sauiyai, namun keunggulan akhirnya diraih All Star setelah Gideon Way mencetak gol penentu di menit-menit akhir, menutup laga dengan skor 2-1. Menariknya, tim Legend Persis Sorong sempat memasukkan nama-nama besar seperti Ortizan Salossa, Nehemia Salossa, dan Orgenes Salossa untuk menambah kekuatan serangan. Namun, kokohnya lini belakang All Star yang dikomandoi Andre Sumarsono dan Mulyono Geroda membuat gempuran-gempuran tersebut gagal membuahkan hasil tambahan. Penampilan kiper Jerry Kwa dari Persisos Legend juga mendapat sorotan atas ketangguhannya di bawah mistar, sementara penjaga gawang All Star, Yappy Eramuri, tampil tenang hingga akhir laga. Mantan bintang Persis, Elvis Howay, menyatakan bahwa eksebisi ini bukan sekadar hiburan, tetapi juga sarat makna.
"Ini adalah bentuk motivasi bagi para pemain muda Papua Barat Daya agar terus bermimpi dan bekerja keras menuju panggung nasional," ujar Howay usai laga.
Pertandingan eksebisi ini sekaligus menjadi ajang reuni dan penghormatan terhadap sejarah kejayaan Persis Sorong, yang pernah mencatat prestasi di Divisi Satu PSSI (kini Liga 2) dan menjuarai Piala Suratin tahun 1986. Sebuah memori indah yang hidup kembali di stadion yang dulu menjadi saksi tumbuhnya talenta-talenta emas Papua Barat Daya.
Editor : Chanry Suripatty
Artikel Terkait