Jayapura, iNewssorongraya.id – Setelah delapan bulan menjadi buronan dan menebar teror di wilayah Papua, Aske Mabel, eks anggota kepolisian yang membelot ke kelompok kriminal bersenjata (KKB), akhirnya berhasil ditangkap oleh Satuan Tugas Operasi Damai Cartenz dalam operasi yang berlangsung di Distrik Abenaho, Kabupaten Yalimo, Papua Pegunungan. Penangkapan ini menandai akhir dari serangkaian aksi kriminal yang telah meresahkan masyarakat dan mengancam stabilitas keamanan di wilayah tersebut.
Aske Mabel sebelumnya adalah anggota Polres Yalimo sebelum akhirnya membelot dan bergabung dengan KKB. Tidak hanya berkhianat kepada institusi kepolisian, ia juga membawa kabur empat pucuk senjata api jenis AK-1000 beserta magasin dan amunisi yang terdiri dari peluru tajam, karet, dan hampa. Dengan persenjataan ini, ia bersama kelompoknya melakukan berbagai aksi teror di beberapa distrik di Kabupaten Yalimo.
Berdasarkan hasil penyelidikan aparat, Aske Mabel dan kelompoknya diduga kuat sebagai dalang dari serangkaian aksi penembakan di Distrik Yalimo, Distrik Abenaho, dan Distrik Apalapsili. Bahkan, aksi brutal yang dilakukan tidak hanya menyebabkan gangguan keamanan, tetapi juga mengakibatkan jatuhnya korban jiwa dari pihak masyarakat maupun aparat keamanan.
Tidak hanya berbekal senjata hasil rampasan, Aske Mabel juga merekrut sejumlah anggota baru untuk memperkuat kelompoknya. Beberapa waktu lalu, aparat berhasil menangkap salah satu anak buahnya, Nixon, dan mengamankan dua pucuk senjata api. Setelah dilakukan pemeriksaan, senjata tersebut terbukti sebagai bagian dari persenjataan yang dibawa kabur oleh Aske Mabel saat membelot dari kepolisian.
KKB yang dipimpin Aske Mabel juga kerap melakukan aksi kriminal lainnya, termasuk penyerangan terhadap pos-pos aparat keamanan, perampasan logistik masyarakat, serta penyebaran ancaman bagi warga yang menolak mendukung keberadaan kelompok tersebut. Hal ini semakin memperparah situasi keamanan di Kabupaten Yalimo.
Keberhasilan penangkapan Aske Mabel tidak lepas dari peran serta masyarakat yang memberikan informasi kepada aparat keamanan mengenai keberadaannya. Pada Rabu dini hari, 19 Februari 2025, masyarakat melaporkan bahwa Aske Mabel terlihat di salah satu wilayah di Kabupaten Yalimo.
Menindaklanjuti laporan tersebut, aparat gabungan dari Satgas Damai Cartenz, Polda Papua, Polres Yalimo, dan Sat Brimob langsung melakukan pengepungan. Saat hendak diamankan, Aske Mabel memberikan perlawanan sengit sehingga aparat terpaksa mengambil tindakan tegas dengan menembak kakinya sebelum akhirnya membekuknya dalam keadaan hidup.
Kapolda Papua, Irjen Polisi Patrige Renwarin, dalam konferensi persnya di Jayapura, membenarkan penangkapan ini dan menyebutnya sebagai kemenangan besar dalam upaya penegakan hukum di Papua. Ia juga menegaskan bahwa kepolisian tidak akan memberikan ruang bagi kelompok kriminal yang mengancam keamanan masyarakat.
Dalam penangkapan tersebut, aparat berhasil mengamankan satu pucuk senjata api dari tangan Aske Mabel. Setelah dilakukan interogasi, pelaku mengakui masih menyimpan senjata lainnya. Dari hasil penggeledahan, total senjata yang berhasil diamankan meningkat menjadi lima pucuk senjata api, termasuk satu senjata rakitan. Senjata ini diduga digunakan dalam berbagai aksi kriminal yang dilakukan kelompoknya.
Dengan tertangkapnya Aske Mabel, aparat keamanan kini semakin meningkatkan patroli di sejumlah wilayah untuk mengantisipasi kemungkinan aksi balasan dari kelompok KKB yang masih aktif. Pihak kepolisian juga mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan segera melaporkan jika menemukan aktivitas mencurigakan yang berkaitan dengan kelompok tersebut.
Saat ini, Aske Mabel tengah menjalani pemeriksaan intensif di Mako Brimob Polda Papua guna mengungkap jaringan kelompoknya dan mengidentifikasi pihak-pihak yang terlibat dalam aktivitas kriminal tersebut.
Keberhasilan ini menjadi bukti nyata komitmen aparat dalam memberantas kelompok kriminal bersenjata dan menjaga keamanan serta ketertiban di wilayah Papua.
Editor : Chanry Suripatty
Artikel Terkait