Tokoh Adat dan Gereja di Maybrat Serukan Perdamaian, Dukung Program Presiden Prabowo

MAYBRAT, iNewssorongraya.id – Suasana haru dan penuh kebersamaan menyelimuti Gereja Kristen Injili (GKI) Solafide Kampung Tahsimara, Distrik Aifat Selatan, Kabupaten Maybrat, Minggu (21/9/2025). Para tokoh adat, tokoh masyarakat, hingga pemimpin gereja berkumpul untuk menyerukan perdamaian sekaligus mendukung program pembangunan pemerintah.
Kegiatan yang dipimpin oleh Agustinus Saa, salah satu tokoh adat Aifat Raya sekaligus intelektual Maybrat, dihadiri puluhan jemaat dan sejumlah tokoh. Acara dikemas dalam bentuk sosialisasi himbauan menjaga keamanan, pemberian Alkitab, gitar, serta dukungan kas gereja, sebagai simbol dukungan kekuatan bersama demi kedamaian.
Dalam kesempatan itu, tokoh adat Aifat Timur Raya yang juga Kepala Kantor Statistik Kabupaten Maybrat, Manfred Mate, menegaskan pentingnya masyarakat menjaga keamanan demi kelancaran program nasional maupun daerah.
“Para ASN, pemuda, masyarakat, agar mendukung program pemerintah pusat seperti makan bergizi gratis, koperasi merah putih, termasuk program pemerintah daerah. Untuk mencapai kesana damai dan aman itu penting,” ujar Manfred.
Ia juga menyoroti data Badan Pusat Statistik (BPS) yang menyebut pembangunan di 50 kampung di Aifat Raya terhambat karena masuk kategori wilayah merah. Menurutnya, kondisi di lapangan telah berubah.
“Saya bantah penyampaian itu. Situasi saat ini sudah membaik. Mari kita buktikan bahwa wilayah kita aman. Jangan sampai ada kejadian lagi. Kita pertahankan bahwa Maybrat telah aman,” tegasnya.
Dari sisi kerohanian, Ketua PHMJ GKI Solafide Tahsimara, Pdt. Hendriono Radongkir, mengingatkan jemaat bahwa kesejahteraan hanya akan hadir di tanah yang aman.
“Ketika kita sudah hidup dengan aman, maka disitulah kesejahteraan ada semuanya di atas tanah yang Tuhan wariskan,” tuturnya.
Senada, Ketua Klasis GKI Aifat Raya, Pendeta Seprianus Assem, menyampaikan terima kasih kepada Presiden Prabowo yang telah memberikan bantuan Alkitab dan sarana pendukung gereja.
“Sebagai pimpinan gereja, kami mau maju dan siap menerima pembangunan. Untuk saudara kami yang dulu berseberangan (berbeda ideologi), adalah tanggung jawab kami. Kami siap membina mereka sebagai keluarga maupun sebagai adik,” ucapnya.
Sementara itu, Agustinus Saa, menekankan bahwa pembangunan tidak akan berhasil tanpa keamanan. Ia mengajak masyarakat menjaga kedamaian, mulai dari diri sendiri hingga lingkungan sekitar.
“Kita harus ciptakan keamanan di wilayah Aifat ini. Apabila tercipta keamanan, maka kita tidak khawatir bepergian dari Maybrat ke Teluk Bintuni. Tidak akan ada ancaman lagi,” jelas Agustinus.
Ia juga menyampaikan apresiasi terhadap kebijakan Presiden Prabowo, khususnya program makan bergizi untuk anak sekolah, pendidikan gratis, hingga koperasi merah putih di kampung-kampung.
“Presiden Prabowo memiliki hati yang baik. Beliau ingin anak-anak kita cerdas, sehat, dan maju. Mari kita dukung bersama agar program ini berjalan di Maybrat,” ungkapnya.
Agustinus juga berpesan kepada warga yang masih berada di hutan atau yang pernah eksodus agar kembali ke kampung halaman untuk membangun Maybrat.
“Mari kita membaca firman Tuhan, mengasihi Allah dan sesama manusia. Kita dukung dan ciptakan kedamaian, demi masa depan Maybrat yang lebih baik,” pungkasnya.
Momentum di GKI Solafide Tahsimara itu menjadi simbol kebangkitan Maybrat. Di tengah sejarah konflik dan stigma sebagai wilayah merah, suara bersama tokoh adat, pemimpin agama, dan masyarakat menghadirkan harapan baru: Maybrat aman, damai, dan siap menerima pembangunan.
Editor : Hanny Wijaya