Diterpa Isu Tambang, Raja Ampat Masih Jadi Ikon Wisata Dunia yang Aman Dikunjungi

WAISAI, iNewssorongraya.id — Raja Ampat, destinasi bahari kelas dunia yang dikenal luas karena keindahan bawah lautnya, kini tengah menjadi sorotan akibat isu kerusakan lingkungan yang diduga dipicu aktivitas pertambangan nikel. Namun di tengah kekhawatiran publik, Pemerintah Kabupaten Raja Ampat menegaskan bahwa kawasan wisata tersebut masih aman dan tetap layak dikunjungi wisatawan dari seluruh dunia.
“Silakan datang ke Raja Ampat, Raja Ampat belum rusak. Masih tetap menjadi ikon wisata dunia. kami sangat setuju jika Kementerian ESDM dan Kementerian Lingkungan Hidup menghentikan sementara kegiatan empat perusahaan tambang di wilayah Raja Ampat karena indikasi kerusakan lingkungan.
Ellen mengakui, kekhawatiran masyarakat terhadap dampak jangka panjang aktivitas tambang nikel sangat beralasan. Apalagi, keunggulan pariwisata Raja Ampat terletak pada keindahan laut dan kekayaan ekosistem bawah lautnya.
“Kalau sampai alamnya dirusak, ini nanti tidak akan jadi ikon wisata lagi. Karena keindahan bawah lautnya yang kita jual ke dunia internasional, bisa rusak karena pencemaran,” ujarnya.
Ia menyatakan harapannya agar pemerintah pusat bertindak tegas dengan mencabut izin tambang yang berada di kawasan Raja Ampat, demi menjaga warisan alam bagi generasi mendatang. “Kami berharap aktivitas pertambangan tidak masuk ke Raja Ampat. Masyarakat bisa hidup dari pariwisata, yang jauh lebih menjanjikan sampai anak cucu,” tambahnya.
Media Sosial dan Framing Berbahaya
Masifnya peredaran informasi menyesatkan di media sosial seperti Facebook, Instagram, dan Twitter, menurut Ellen, telah menciptakan framing negatif yang bisa menyesatkan calon wisatawan. Ia menyebut framing ini sangat berbahaya karena dapat menyebabkan pembatalan kunjungan, penurunan minat wisata, dan kerugian ekonomi bagi masyarakat lokal.
“Gambar-gambar editan itu tidak mencerminkan kondisi sebenarnya. Saat ini pariwisata Raja Ampat masih berjalan normal,” kata Ellen.
Imbauan Jaga Lingkungan
Lebih jauh, Ellen juga mengajak semua pihak untuk tidak hanya fokus pada ancaman dari tambang, tetapi juga pada pengelolaan lingkungan secara menyeluruh. Ia mengingatkan agar wisatawan maupun masyarakat lokal menjaga kelestarian alam dengan menghindari penggunaan alat tangkap tidak ramah lingkungan, membuang sampah sembarangan, serta mengambil terumbu karang atau biota laut yang dilindungi.
“Jangan hanya bicara ‘save Raja Ampat dari tambang’, tapi lupa soal sampah plastik di laut, limbah, dan penebangan mangrove. Semua ini juga berdampak ke laut kita,” ujarnya.
Raja Ampat Tetap Layak Dikunjungi
Meski tantangan lingkungan terus menghantui, Ellen Risamasu menegaskan kembali bahwa Raja Ampat masih sangat layak dikunjungi dan menjadi destinasi impian dunia. Ia berharap wisatawan tetap datang dan turut serta menjaga keasrian alam Raja Ampat.
Editor : Hanny Wijaya