Ikatan Fayoh Raya Diresmikan, Pemuda Serukan Perhatian Pemerintah di Tengah Arus Globalisasi

MAYBRAT, iNewssorongraya.id – Ikatan Fayoh Raya kini resmi tercatat di Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kabupaten Maybrat, Papua Barat Daya. Langkah strategis ini menjadi momentum penting dalam memperkuat eksistensi budaya dan membangun peran generasi muda melalui organisasi kepemudaan lokal (OKP).
Pendaftaran tersebut dilakukan langsung oleh Ketua Umum Ikatan Fayoh Raya, Maikel Solossa, SE, bersama jajaran pengurus inti. Menurutnya, kehadiran Ikatan Fayoh Raya bukan sekadar formalitas administrasi, tetapi wujud komitmen terhadap pelestarian identitas budaya dan pembangunan masyarakat akar rumput.
“Hari ini kami resmi mendaftarkan Perkumpulan Masyarakat Fayoh Raya di Kesbangpol Kabupaten Maybrat. Ini bukan sekadar organisasi—ini adalah ikatan sejarah dan budaya yang sudah terbangun sejak tahun 1950-an,” ujar Maikel kepada wartawan usai pendaftaran, Senin (26/5/2025).
Lima Bahasa, Satu Identitas
Ikatan Fayoh Raya menghimpun masyarakat dari Fhour Sawiat, Mare, dan Madik yang telah lama bersatu dalam satu kesatuan budaya. Maikel menyebutkan bahwa bahasa yang digunakan oleh anggota berasal dari lima akar linguistik: Indonesia, Maibrat, Sawiat, Fayoh, dan Madik.
“Lima bahasa ini terus hidup di generasi kami. Itu warisan leluhur yang harus dijaga,” katanya.
Lebih lanjut, ia menyerukan agar pemerintah daerah dan provinsi lebih serius dalam mendukung organisasi kepemudaan. Menurutnya, pembinaan pemuda adalah kunci dalam menjawab tantangan globalisasi.
“Kalau mereka tidak diarahkan dengan benar, kita akan kehilangan arah dalam menghadapi globalisasi dan tantangan zaman,” tegas Maikel.
Ia menambahkan bahwa organisasi ini bukan pesaing negara atau gereja, tetapi mitra dalam pembangunan.
“Pemerintah tidak bisa kerja sendiri. Gereja tidak bisa kerja sendiri. Kami hadir untuk menjembatani. Maka kami butuh dukungan,” ujarnya.
Kesbangpol Apresiasi: “Ikatan Ini Unik”
Sekretaris Kesbangpol Kabupaten Maybrat, Marlina Kondologit, memberikan apresiasi atas inisiatif tersebut. Ia menyebut bahwa keberadaan organisasi seperti Fayoh Raya sangat penting sebagai wadah legal dan kultural masyarakat adat.
“Saya atas nama Kepala Badan Kesbangpol menyampaikan apresiasi tinggi. Fayoh ini unik—mereka memiliki lima bahasa yang berbeda. Ini luar biasa,” kata Marlina.
Marlina juga mengingatkan pentingnya menjadikan organisasi ini sebagai kebutuhan bersama, bukan karena kepentingan pribadi. Ia meminta agar aktivitas organisasi tidak hanya berhenti pada momen pendaftaran.
“Jangan hanya datang hura-hura, lalu vakum. Banyak organisasi yang begitu. Harus ada kegiatan nyata membina generasi,” tegasnya.
Warisan Sejak 1950-an
Dalam kesempatan itu, Maikel Solossa kembali menekankan bahwa ikatan ini bukan organisasi baru, melainkan kelanjutan dari sejarah panjang komunitas Fayoh Raya yang telah eksis sejak era 1950-an.
“Mulai dari tahun 50-an sampai 70-an, orang tua kami dari Sawiat, Fhour, Mare, sampai Madik bergabung dan membentuk empat kampung induk. Maka atas dasar itu, kami beri nama Ikatan Fayoh Raya karena sudah merangkul semua,” jelasnya.
Harapan untuk Pemerintah dan Pemuda
Maikel berharap pemerintah, baik provinsi maupun kabupaten, serta legislatif dan eksekutif, memberi perhatian serius terhadap eksistensi OKP di Tanah Papua Barat Daya.
“Pemuda adalah garda terdepan. Kalau kita tidak bina mereka dengan baik, kita akan kehilangan arah,” katanya lagi.
Ia pun menutup dengan ucapan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah mendukung proses pendaftaran, termasuk Kesbangpol, tokoh masyarakat, kepala kampung, mahasiswa, dan panitia pendaftaran.
“Kegiatan ini bisa berlangsung dengan baik, aman, dan dalam cuaca yang cerah. Kiranya Tuhan Yesus memberkati kita semua. Merdeka!” tutupnya penuh semangat.
Editor : Chanry Suripatty