Kisah Dramatis Yeremias Fumair: Komandan OPM yang Menyerah Demi Keluarga dan Damai Bersama NKRI

MAYBRAT, iNewssorongraya.id – Di tengah ketegangan panjang konflik bersenjata di Papua Barat Daya, sebuah kabar mengejutkan datang dari Distrik Aifat Timur. Salah satu tokoh penting dalam struktur Organisasi Papua Merdeka (OPM), Yeremias Fumair, komandan Batalyon Ayosami Kelompok dari Kodap IV/Sorong Raya, memilih menyerahkan diri dan kembali ke pangkuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Yeremias merupakan paman dari Manfret Fatem, sosok yang dikenal sebagai dalang penyerangan pos TNI pada tahun 2024. Keputusan Yeremias untuk meninggalkan kelompok separatisnya dinilai sebagai titik balik dalam upaya penegakan keamanan dan perdamaian di wilayah tersebut.
“Saya diberitakan bahwa anak dan istri saya diperlakukan dengan sangat baik oleh pos TNI 501 setelah turun beberapa pekan yang lalu, dan saya sangat ingin bisa kembali bersama mereka,” ungkap Yeremias saat menyerahkan diri kepada aparat TNI.
Menurut informasi dari Komandan Satgas Yonif 501/BY, Letkol Inf Yakhya Wisnu A. S.Sos., M.Han., keputusan Yeremias dipengaruhi oleh operasi terpadu yang digencarkan TNI di kawasan Muara Usem. Operasi tersebut tidak hanya menyasar kekuatan militer, tetapi juga menutup jalur logistik dan komunikasi kelompok OPM.
“Penekanannya bukan hanya pada kekuatan senjata, tapi pendekatan persuasif dan kemanusiaan. Kita terus membuka ruang bagi mereka yang ingin kembali ke jalan damai,” ujar Letkol Yakhya.
Yeremias diketahui menempuh perjalanan selama tiga hari melalui hutan lebat dan menyeberangi sungai besar sebelum mencapai titik aman dan menyerahkan diri kepada Satgas. Dalam kondisi fisik yang lemah, ia disambut dan langsung mendapatkan perlindungan serta penanganan medis.
Keputusan Yeremias dianggap sebagai pukulan telak terhadap struktur Kodap IV/Sorong Raya. Namun lebih dari itu, langkahnya menyalakan harapan baru bagi proses damai dan rekonsiliasi di Papua.
Pemerintah berharap bahwa kembalinya tokoh penting ini dapat menjadi inspirasi bagi anggota OPM lainnya untuk mengikuti jalan damai. Kabar bahwa keluarga eks kombatan diperlakukan dengan baik oleh TNI dinilai sebagai narasi yang menguatkan pendekatan humanis dalam penyelesaian konflik Papua.
Editor : Hanny Wijaya