WAISAI, iNewsSorong.id – Keamanan wisatawan di Raja Ampat kembali menjadi sorotan setelah insiden pemalakan disertai ancaman sajam terjadi di perairan wisata Piaynemo, Selasa (28/01/2025) dini hari lalu. Kejadian ini semakin mempertegas bahwa upaya perlindungan terhadap wisatawan dan pelaku usaha pariwisata di daerah ini masih menjadi pekerjaan rumah yang belum terselesaikan oleh pemerintah daerah.
Berdasarkan informasi yang beredar, insiden terjadi sekitar pukul 04.00 WIT ketika tiga warga lokal dalam keadaan mabuk datang menggunakan perahu tradisional dengan membawa senjata tajam. Mereka mendekati KM Ratu Laut GT 55, sebuah kapal wisata yang tengah bersandar setelah melakukan perjalanan dari Misool. Para pelaku kemudian mengancam awak kapal dan meminta bahan bakar solar serta minuman beralkohol jenis bir.
Kapten KM Ratu Laut, Budie Christofel, menuturkan bahwa saat kejadian, kapal tersebut tengah mengangkut wisatawan asing dari berbagai negara. Saat awak kapal mencoba berkomunikasi dengan para pelaku, mereka langsung marah-marah dan mengancam menggunakan parang.
“Tiba-tiba datang tiga orang pakai perahu tradisional, saya tanya mau apa, tanpa basa-basi mereka langsung marah-marah dan mengancam pakai parang. Kami disuruh pergi dari lokasi, tetapi karena situasi tidak memungkinkan, akhirnya kami memberikan solar agar mereka pergi,” ungkap Christofel.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa salah satu anak buah kapal sempat mendapat ancaman keras sebelum akhirnya para pelaku menerima permintaan mereka dan meninggalkan kapal.
Insiden ini bukan sekadar ancaman terhadap keselamatan wisatawan, tetapi juga bisa berdampak buruk terhadap citra pariwisata Raja Ampat yang dikenal sebagai destinasi kelas dunia. Kejadian ini seharusnya menjadi alarm bagi pemerintah daerah, khususnya Dinas Pariwisata dan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Raja Ampat, untuk segera mengambil langkah tegas guna memastikan keamanan wisatawan dan pelaku industri pariwisata.
Jika kejadian serupa terus berulang tanpa ada tindakan nyata, bukan tidak mungkin Raja Ampat kehilangan daya tariknya di mata wisatawan mancanegara. Hal ini tentu akan berimbas pada ekonomi lokal yang sangat bergantung pada sektor pariwisata.
Christofel berharap agar aparat dan instansi terkait segera bertindak agar kejadian serupa tidak terulang. “Harapannya ini harus ditindak, jangan dibiarkan berlarut-larut. Wisatawan di kapal ketakutan, mereka bertanya-tanya tentang insiden ini. Saya hanya bisa menjawab bahwa ini kejadian biasa, tetapi ini sebenarnya tidak bisa dibiarkan begitu saja,” tutupnya.
Tindak lanjut dari aparat keamanan dan pemerintah daerah sangat dinanti agar kepercayaan wisatawan terhadap keamanan Raja Ampat tetap terjaga. Jika tidak, insiden ini bisa menjadi preseden buruk yang merugikan banyak pihak, terutama masyarakat lokal yang menggantungkan hidup dari sektor pariwisata.
Editor : Hanny Wijaya