SORONG, iNewsSorong.id – Sejumlah atlet provinsi papua barat daya dari beberapa cabang olahraga (cabor) berencana untuk mundur dari keikutsertaan mereka dalam ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI di Aceh dan Sumatera Utara yang akan dilaksanakan pada tanggal 8 hingga 20 September 2024 mendatang.
Ketua Harian KONI Papua Barat Daya Abubakar Gusti mengatakan, rencana mundurnya para atlet dari ajang olahraga PON XXI tersebut dikarenakan para atlet yang mendapatkan wildcard untuk mengikuti PON XXI di Aceh dan Sumatera Utara (SUMUT) belum melaksanakan pemusatan latihan daerah. Hal tersebut disebabkan karena hingga saat ini pihaknya belum mendapatkan dana hibah dari pihak pemerintah provinsi.
“Jika tidak ada kejelasan dari Pemerintah Daerah dalam hal hibah ke KONI untuk persiapan pelaksanaan pemusatan latihan daerah, maka para atlet cabang olahraga yang mendapatkan wildcard menyatakan sikap tidak akan mengikuti PON di Aceh dan SUMUT,” ungkap Ketua Harian KONI PBD kepada wartawan di Sorong, Senin (27/5/2024).
Menurut Gusti, dirinya sudah mendengar adanya desas-desus tersebut, bahwa para atlet dari sejumlah cabor akan menyatakan sikap tidak akan mengikuti PON XXI di Aceh dan SUMUT.
“Desas-desus yang kami dengar seperti itu. Tapi kami berharap agar mereka tetap bersabar, kami tetap akan berusaha untuk bicarakan hal ini dengan Ketua Umum KONI dalam hal ini Pj Gubernur Papua Barat Daya untuk bisa secepatnya memerintahkan bagian yang berkompeten yang bertanggungjawab dengan hal ini untuk segera menghibahkan dana itu ke KONI agar bisa segera dicanangkan pemusatan pelatihan daerah,” ungkapnya.
Akibat belum mendapatkan dana hibah dari pihak Pemprov, sehingga pemusatan latihan daerah yang telah direncanakan dimulai pada bulan Januari 2024 lalu, hingga saat ini belum juga dilaksanakan.
“Kita sudah bermohon juga tapi sampai saat ini belum ada realisasi. Informasi dari Kepala Badan Keuangan bahwa dana baru di drop dari pusat tanggal 21 Mei, belum lagi mereka akan melanjutkan kepada OPD-OPD dan sebagainya. Kamipun KONI belum tahu kapan diserahkan dana hibah itu, untuk bisa kita teruskan kepada cabor-cabor untuk melaksanakan pemusatan latihan daerah,” ujarnya.
Gusti juga menepis adanya isu yang menyebutkan bahwa dana hibah dari pihak pemerintah provinsi telah diserahkan kepada KONI Papua Barat Daya. Padahal yang sebenarnya dari bulan Januari hingga saat ini belum ada sama sekali dana hibah yang diserahkan kepada pihak KONI.
“Bisa dicek di rekening koran KONI Papua Barat Daya di Bank Papua, sehingga tidak ada timbul fitnah. Karena informasi yang saya dengar, KONI Papua Barat Daya sudah mendapat dana hibah tapi belum disalurkan kepada cabor-cabor,” tandasnya.
Abubakar pada kesempatan itu juga berharap adanya perhatian serius dari pihak pemerintah provinsi papua barat daya untuk dapat merealisasikan dana hibah kepada KONI Papua Barat Daya. Sehingga dalam sisa waktu tiga bulan kedepan pihaknya bisa memaksimalkan pelatda PON dengan cara apapun, untuk menyiapkan para atlet agar bisa tampil dalam ajang PON XXI nanti.
“Tapi kalau anggaran hibah tidak kunjung diserahkan, maka kami sendiripun tidak bisa mengharapkan hal yang lebih dari cabor. Hal ini dikarenakan persiapan yang sangat minim. Jika para atlet cabor benar-benar mengundurkan diri tidak mengikuti PON, maka ini akan menjadi persoalan. Karena pihaknya selalu meminta keseriusan dari setiap cabor untuk melaksanakan TC mandiri dalam rangka keseriusan kita pada PON,” imbuhnya.
Dia berharap agar dana hibah tersebut dapat segera diberikan oleh pihak pemprov. Karena sangat dikhawatirkan jika nantinya para atlet dari cabor tidak dapat berlaga pada ajang bergengsi tersebut hanya gara-gara dana hibah.
“Karena yang paling utama kita harus menjaga nama baik Ketua Umum KONI Papua Barat Daya. Selama ini saya pasang badan di KONI, hanya Ketua Umum yang saya jaga nama baiknya, yang lain tidak,” tandasnya.
Sementara itu, Ketua Harian Kick Boxing Papua Barat Daya Dede Yakobus mengaku kecewa dengan minimnya perhatian Pemerintah Daerah terhadap atlet PBD.
“Kami sebagai mantan atlet kecewa, karena periode kejayaan kami menuju PON terhambat. Persiapan kami mulai dari tes umum sampai tes khusus tertinggal jauh,” ucapnya.
Ketua Harian Kick Boxing Papua Barat Daya Dede Yakobus (FOTO : Dok Humas KONI PBD)
Dede mencontohkan, atlet asal DKI Jakarta mendapat perhatian lebih baik dari Pemerintah Daerah.
“Saat kami jadi atlet di DKI Jakarta itu mendapat try out keluar negeri dalam setahun itu bisa satu hingga dua kali. Tetapi ketika kami punya niat baik untuk datang ke Papua Barat Daya, distribusi untuk daerah dan tanah kami sebagai anak Papua ternyata tidak sesuai harapan,” tuturnya.
Dede meminta Penjabat Gubernur PBD untuk segera melcairkan dana hibah yang telah diperuntukan bagi KONI PBD.
“Kami ini bukan atlet tarkam, kami punya prestasi sampai internasional. Tolong perhatikan cabor-cabor kami,” harapnya.
Editor : Sayied Syech Boften