get app
inews
Aa Read Next : Bongkar Jaringan Narkoba di Kota Sorong, Polisi Tangkap Oknum Guru Hingga Napi Lapas

Oknum Guru SD di Raja Ampat Aniaya Murid Hingga Tak Berdaya

Kamis, 24 Agustus 2023 | 01:48 WIB
header img
SS (7) siswa kelas 1 SD YPK Marthen Luther ditemani ibunya saat dirawat di RSUD Waisai, Raja Ampat. SS dianiaya oleh sang guru berinisial LWD hingga mengalami sejumlah luka serius. (FOTO: iNewsSorong.id - HO Dok Keluarga)

SORONG, iNewsSorong.id - Seorang pelajar kelas dua SD YPK Marthen Luther Yenbeser, Kabupaten Raja Ampat berinisial SS terpaksa harus di rawat di RSUD Waisai, akibat mengalami sejumlah luka serius di tubuhnya akibat dianiaya oleh oknum guru berinisial LWD di wilayah itu. 

Kejadian penganiayaan sadis tersebut dialami korban pada Rabu (23/8/2023) sekitar pukul 15.00  WIT. 


SS (7) siswa kelas 1 SD YPK Marthen Luther ditemani ibunya saat dirawat di RSUD Waisai, Raja Ampat. SS dianiaya oleh sang guru berinisial LWD hingga mengalami sejumlah luka serius. (FOTO: iNewsSorong.id - HO Dok Keluarga)

 

Menurut ibu kandung korban, Flora Sapulete, korban sementara bersekolah di kampung Yenbeser dan tinggal dengan adik perempuannya, dikarenakan dirinya sementara bekerja di kota Waisai. 

"Saya tinggal di kota Waisai, karena bekerja disini, sedangkan anak saya ini tinggal dengan adik bungsu saya di kampung (Desa Yenbeser) untuk sekolah," ungkap Flora Sapulete mengawali perbincangan dengan Jurnalis iNewsSorong.id, Rabu (23/8/2023) malam tadi. 

Lanjut Flora mengemukakan dari keterangan anaknya dan beberapa saksi dimana kejadian tersebut berawal saat korban bersama seorang rekannya baru saja selesai mengikuti pemakaman nenek mereka. 

Setelah Dari tempat pemakaman tersebut anak saya pun pulang ke rumah. Usai di perjalanan anak saya bertemu dengan seorang teman nya yang sedang  membawa sebotol bensin. 


SS (7) siswa kelas 1 SD YPK Marthen Luther ditemani ibunya saat dirawat di RSUD Waisai, Raja Ampat. SS dianiaya oleh sang guru berinisial LWD hingga mengalami sejumlah luka serius. (FOTO: iNewsSorong.id - HO Dok Keluarga)

​​​​​​

" kemudian anak saya ini ikut temannya yang sedang membawa botol bensin dan mereka berjalan menuju ke lapagan bola," ungkap Flora menceritakan kronologis awal kejadian. 

Sesampainya di lapangan bola tiba-tiba terdengar suara teriakan keras dari oknum guru berinisial LWD yang meminta kepada sejumlah murid lainnya agar menahan kedua anak itu dan dibawa ke oknum guru tersebut. 

" Tiba- tiba teriak suara dari pak guru Luky dengan keras, tahan mereka berdua dan bawa kepada saya. Anak saya pun di tahan sama teman-temannya yang lebih besar dari anak saya. Anak Saya pun tidak bisa larikan diri. Sedangkan satu temannya sudah berhasil melarikan diri," bebernya. 

Lanjut Flora setelah itu, anaknya dihampiri oleh oknum guru tersebut di pojok lapangan sepak bola. Saat itu anaknya tidak mengetahui pasti ada permasalahan apa hingga dia di panggil oleh oknum guru tersebut. 

" tanpa basa-basi, anak saya langsung dianiaya habis-habisan oleh pak guru itu sampai tidak berdaya. Kaki anak saya dua-duanya itu dijepit. Lalu mata anak saya itu di tendang menggunakan lutut oknum guru tersebut, hingga mata anak saya itu mengalami bengkak serius," ujar Flora. 

Aksi brutal oknum guru tersebut terhenti setelah bibi korban yang kebetulan melintas di lokasi kejadian melihat adanya tindakan penganiayaan sadis hingga korban tak berdaya. Bibi korban langsung protes keras dan membawa korban ke rumahnya untuk mendapatkan pertolongan pertama. 

" Adik saya atau bibi dari anak saya  kebetulan lewat di lokasi kejadian lalu melihat anak saya ini dianiaya hingga tak berdaya. Bibinya  ini langsung protes keras dan langsung membawa anak saya ke rumah untuk melakukan pertolongan pertama kepada anak saya," ujarnya. 

Menurut Flora, kejadian tersebut baru diketahuinya setelah pihak keluarga mengirimkan beberapa foto kondisi anaknya yang mengalami sejumlah luka serius pada tubuhnya. 

" saya langsung kaget setelah melihat foto-foto anak saya yang sudah babak belur, lalu saya minta bantuan keluarga saya di kampung untuk membawa anak saya ke Waisai untuk mendapatkan penanganan medis lebih lanjut," katanya. 

Lanjut Flora, setelah korban tiba di Waisai, Ibu Kota Kabupaten Raja Ampat, Flora langsung membawa anaknya ke kantor Polisi terlebih dahulu untuk membuat laporan. 

" Sudah kami bawa ke Polres, lalu ada pemeriksaan singkat, dimintai keterangan, kemudian dilakukan visum.ke rumah sakit," ujarnya. 

Saat ini menurut Flora, anaknya telah dirawat di RSUD Waisai untuk tindakan awal. Dimana sejumlah tubuh anaknya mengalami luka memar dan bengkak. 

" Anak saya mengalami luka dan memar  serius pada tubuhnya. Ada di bagian mata , tubuh bagian belakang, sama bagian rusuk. Rencananya besok dokter baru akan melakukan sitiscan terhadap anak saya," ujarnya. 

Flora berharap pihak Kepolisian dapat segera menindaklanjuti laporan polisi yang telah dilayangkan oleh pihak keluarga dan berharap pelaku yang juga merupakan oknum guru tersebut dapat mendapatkan ganjaran hukum yang seberat-beratnya. 

" Kami mohon pihak kepolisian dapat bertindak cepat untuk menuntaskan kasus ini agar pelaku dapat diproses sesuai hukum yang berlaku dan dihukum seberat-beratnya. Kami tidak akan melakukan urusan keluarga, tetap kami lanjutkan ke proses hukum," tegas Flora. 

Flora juga meminta bantuan pemerhati anak dan pihak - pihak terkait untuk dapat mengawal kasus ini hingga tuntas. 


Sementara itu pihak Kepolisian Polres Raja Ampat hingga berita ini diturunkan belum bisa dikonfirmasi terkait kejadian penganiayaan sadis tersebut.

Kasat Reskrim Polres Raja Ampat, Iptu Faudy Ibrahim yang dikonfirmasi Jurnalis iNewsSorong id belum membalas konfirmasi yang dikirim melalui pesan WhatsApp, Rabu (23/8/2023) malam tadi. 

Editor : Sayied Syech Boften

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut