MISOOL PBD, iNewsSorong.id - Persediaan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Petralite dan Pertamax di kepulauan Misool, Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat Daya saat ini tengah mengalami kelangkaan.
Kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) ini sangat menyulitkan masyarakat setempat ketika hendak melakukan aktivitas jelang lebaran Idul Fitri 1444-H.
Dari pantauan Jurnalis iNewsSorong.id, di Kampung Usaha Jaya, Distrik Misool Timur misalnya, ketersediaan BBM sangat langka, bahkan tidak ada sama sekali untuk diperjualbelikan.
Kelangkaan BBM ini sudah berlangsung kurang lebih 1 bulan. Dan hal ini sangat menyusahkan masyarakat di wilayah kepulauan.
Menurut Arsyad Macap, salah satu tokoh masyarakat kampung Usaha Jaya kepada Jurnalis iNewsSorong.id mendesak pihak Pemerintah segera menyikapi hal tersebut.
"Bagi masyarakat di kepulauan Misool, BBM merupakan kebutuhan yang sangat vital. Sebab untuk menunjang aksesibilitas masyarakat dalam melakukan aktivitas kesehariannya. Pemerintah segera melihat dan mengambil langkah untuk mengantisipasi hal tersebut," ungkap Arsyad yang diwawancarai Jurnalis iNewdSorong.id.
Menurut Arsyad, bahwa kelangkaan BBM di wilayah Misool ini akan mengakibatkan aktivitas masyarakat lumpuh. Hal ini karena secara geografis Misool merupakan wilayah kepulauan sehingga satu satunya akses harus menggunakan perahu atau Speed Boat.
Ia juga menegaskan bahwa persoalan terkait stock BBM ini merupakan persoalan yang riskan yang mana harus disikapi oleh pemerintah daerah melalui dinas terkait.
"Ironisnya lagi kelangkaan BBM ini terjadi pada saat jelang hari lebaran idul Fitri," tegasnya.
Sebab itu, Arsyad meminta, bahkan mendesak pemerintah daerah agar secepatnya mengatasi kelangkaan BBM yang terjadi saat ini di kepulauan Misool.
"Ini sangat riskan, sebab itu saya mendesak pemerintah daerah agar secepatnya untuk mengatasi kelangkaan BBM yang terjadi di kepulauan Misool.", desak Arsyad.
Untuk diketahui, akibat dari kelangkaan BBM tersebut, para nelayan di kampung (Desa) Usaha Jaya, Distrik Misool Timur tidak bisa melakukan aktivitas. Selain nelayan, aktivitas masyarakat lainya juga nyaris lumpuh karena sulitnya memperoleh BBM.
Editor : Chanry Suripatty