SORONG, iNewssorongraya.id — Tim gabungan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Papua Barat Daya bersama personel TNI Angkatan Laut menggagalkan upaya penyelundupan delapan ekor burung Nuri Kepala Hitam (Lorius lory lory), satwa endemik dan dilindungi, dari atas kapal penumpang KM Dobonsolo milik PT Pelni di Pelabuhan Umum Pelindo Kota Sorong, Rabu (8/10/2025) malam.
Operasi yang berlangsung sejak pukul 18.30 hingga 22.30 WIT melibatkan Denintel dan Polisi Militer Komando Daerah Angkatan Laut (Pom Kodaeral) XIV. Pemeriksaan dilakukan secara menyeluruh terhadap penumpang dan barang bawaan kapal rute Manokwari–Sorong.
“Saat dilakukan pemeriksaan, petugas menemukan delapan ekor burung Nuri Kepala Hitam, tujuh di antaranya dalam kondisi hidup dan satu ekor telah mati,” ujar salah satu sumber dari Balai Besar KSDA Papua Barat Daya, Rabu malam.
Menurut informasi yang diperoleh iNewssorongraya.id, pemeriksaan dilakukan dalam rangka pengawasan ketat terhadap aktivitas ilegal di wilayah kerja Kodaeral XIV. Awalnya, petugas tidak menemukan barang mencurigakan hingga akhirnya mendeteksi hewan dilindungi di antara barang bawaan penumpang.
“Untuk pemilik hewan tersebut tidak diketahui alias barang tak bertuan. Hewan dilindungi tersebut rencananya akan dibawa ke Surabaya, Jawa Timur, diduga untuk diperdagangkan secara ilegal,” ungkap sumber tersebut.
Seluruh barang bukti kemudian diamankan oleh BKSDA Papua Barat Daya untuk pendataan dan proses lebih lanjut. Petugas menegaskan bahwa langkah penegakan hukum akan dilakukan sesuai Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya.
“Seluruh satwa dilindungi yang ditemukan telah kami amankan untuk observasi dan penanganan sesuai prosedur hukum,” kata petugas BKSDA Papua Barat Daya.
Usai pemeriksaan, KM Dobonsolo kembali melanjutkan pelayaran menuju Bau-Bau sekitar pukul 22.30 WIT. Berdasarkan data manifest, kapal berbendera Indonesia tersebut membawa 241 penumpang turun, 258 naik, dan 262 penumpang lanjutan, serta mengangkut logistik dan kontainer kebutuhan ekonomi masyarakat.
BKSDA Papua Barat Daya mengapresiasi sinergi lintas instansi dalam memperketat pengawasan jalur laut Sorong yang dikenal rawan penyelundupan satwa endemik dari Papua.
“Sinergi antara aparat TNI AL dan BKSDA menjadi bukti nyata upaya negara melindungi kekayaan hayati Papua Barat Daya dari ancaman perdagangan ilegal,” tegas sumber dari Kodaeral XIV.
Peristiwa ini menegaskan tantangan serius dalam pengawasan peredaran satwa liar di wilayah maritim Papua Barat Daya. Meskipun jumlah yang diamankan hanya delapan ekor, temuan tersebut menjadi indikasi kuat masih maraknya upaya penyelundupan satwa endemik Papua yang bernilai tinggi di pasar gelap internasional.
Editor : Hanny Wijaya
Artikel Terkait