SORONG, iNewsSorong.id – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Sorong untuk sementara menutup (meliburkan) aktifitas pendidikan di wilayah itu, menyusul kekhawatiran daerah tersebut terhadap ketegangan politik setelah pengumuman calon gubernur dan wakil gubernur Papua Barat Daya. Insiden yang meningkat, seperti pembakaran ban dan kerusakan fasilitas umum, mendorong penutupan sekolah, dan menekankan perlunya memprioritaskan keselamatan siswa.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Sorong, Arby Mamangsa mengatakan pihaknya telah berkoordinasi erat dengan pelaksana tugas walikota dan pejabat setempat, menyarankan sekolah-sekolah untuk meliburkan diri atau beralih ke pembelajaran daring hingga situasi kembali stabil. Penutupan sekolah tidak terbatas, menunggu evaluasi ulang kondisi keamanan di Sorong.
Paska kerusuhan yang pecah di Kota Sorong beberapa waktu lalu, aparat TNI dan Polri, tetap bersiaga di area-area penting seperti kantor KPU dan beberapa titik yang dianggap rawan untuk mencegah kerusuhan lebih lanjut.
Perwira Penghubung ( Liaison Officer) Polda Papua Barat, Kombes Pol Budy Utomo kepada wartawan di Sorong menyatakan bahwa meskipun telah terjadi beberapa gangguan, pihak berwenang, situasi secara keseluruhan masih terkendali.
Dalam pengamanan pelaksanaan Pemilu Kada di Papua Barat, Kombes Budy mengungkapkan bahwa upaya pengamanan ini melibatkan 600 personel TNI dan 808 personel Polri yang dipimpin oleh Polda Papua Barat.
Kombes Budy menerangkan, fokus pengamanan akan dilakukan di beberapa titik strategis di Kota Sorong, seperti Kantor KPU Papua Barat Daya, pusat perbelanjaan Ramayana, Tembok Berlin, dan Bandara Domine Eduard Osok Sorong.
Polisi juga terus memberikan imbauan Kamtibmas bagi masyarakat untuk tetap menjaga perdamaian dan ketertiban selama masa yang krusial ini.
Editor : Chanry Suripatty
Artikel Terkait
