Buntut Demo Protes Buruknya Menu Program MBG di Kota Sorong, Wagub Ahmad Nausrau Turun Tangan

SORONG KOTA, iNewssorongraya.id – Pemerintah Provinsi Papua Barat Daya menunjukkan langkah cepat dan tegas merespons kritik tajam orang tua siswa terkait kualitas Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) di Kota Sorong. Wakil Gubernur Papua Barat Daya, Ahmad Nausrau, bersama Satgas MBG provinsi dan kota, turun langsung meninjau dapur produksi MBG di Kilometer 10 Sorong, Kamis (18/9/2025).
Kunjungan mendadak itu dilakukan sehari setelah gelombang protes dari orang tua murid dan siswa yang menilai makanan MBG tidak layak konsumsi, bahkan berpotensi membahayakan kesehatan anak.
“Kami ingin memastikan langsung kondisi dapur dan kualitas makanan yang diproduksi. Pemerintah tidak ingin ada makanan yang justru membahayakan kesehatan siswa,” tegas Wakil Gubernur Ahmad Nausrau di sela kunjungan.
Dalam peninjauan tersebut, rombongan Pemprov tidak hanya melihat dapur produksi, tetapi juga menyambangi SDIT Darul Fikri Kota Sorong untuk memantau langsung proses distribusi makanan. Ahmad Nausrau berdialog dengan Kepala Sekolah Khairul Mufid, pengelola MBG, serta ahli gizi yang terlibat dalam program tersebut.
“Kedatangan kami hari ini sebagai respon atas kejadian kemarin. Kami hadir lengkap bersama Satgas MBG provinsi, Satgas MBG kota, pihak BGN, hingga pengelola dapur, untuk berdialog dan mencari solusi bersama. Tentu akan ada perbaikan agar kejadian serupa tidak terulang,” jelas Ahmad.
Ia juga menegaskan bahwa Pemprov tidak akan segan memberikan sanksi kepada pihak yang lalai menjaga standar mutu dan kebersihan.
Sementara itu, Kepala Sekolah SDIT Darul Fikri, Khairul Mufid, menyampaikan apresiasi atas respon cepat pemerintah. Menurutnya, kehadiran langsung Wakil Gubernur menunjukkan keseriusan pemerintah dalam memperbaiki kualitas program.
“Ini bukti atensi serius dari Pak Wagub. Beliau langsung turun setelah aksi protes kemarin. Harapannya, ke depan pelayanan MBG semakin baik dan anak-anak terjamin gizinya,” ujar Khairul.
Mufid mengakui, sejak sekolahnya menerima layanan MBG pada Juli 2025, program berjalan cukup baik. Namun pada Senin (16/9/2025), pihaknya menemukan lauk ikan yang dinilai berbahaya serta sayur basi. Untuk mengatasi keadaan darurat, pihak sekolah bahkan membeli lauk ayam crispy dari luar agar siswa tetap bisa makan.
Sebelumya, sejumlah orang tua murid mengeluhkan kualitas menu MBG di sejumlah sekolah di Kota Sorong yang dianggap monoton dan tidak bergizi. Ada yang mengaku anaknya sering mendapat lauk tahu goreng asin dengan sayur kol tanpa variasi.
“Ini yang disebut makanan bergizi? Lebih baik masakan saya di rumah, jauh lebih enak dan sehat,” ungkap salah seorang wali murid dengan nada kesal.
Orang tua lain, Samsi, menyoroti buruknya kualitas bahan makanan yang diberikan pada siswa SDIT Darul Fikri beberapa waktu lalu.
“Ikan yang disajikan Senin membuat gatal. Sayur Selasa basi dan berbau, nasi di bulan Agustus terlalu keras hingga anak-anak sulit memakannya,” ucapnya.
Mereka mendesak Pemprov memperketat standar mutu, menyediakan menu bervariasi, serta menjamin keamanan konsumsi agar program ini tidak sekadar mengenyangkan, tetapi benar-benar menyehatkan.
Wakil Gubernur Ahmad Nausrau menekankan bahwa Program MBG merupakan bentuk kepedulian pemerintah untuk meringankan beban orang tua. Karena itu, evaluasi menyeluruh dan pengawasan berlapis harus dilakukan agar niat mulia ini tidak melenceng.
“Program ini niatnya mulia untuk meringankan beban orang tua. Jangan sampai gagal hanya karena kurang pengawasan,” tegas Ahmad.
Yayasan Bhakti Pemuda Sorong sebagai penyedia MBG disebut akan terus diawasi ketat. Pemprov juga menggandeng Pemkot Sorong untuk memastikan standar keamanan pangan benar-benar terjaga.
Kasus ini menjadi pengingat pentingnya pengawasan yang lebih ketat dalam pelaksanaan program publik. Kritik orang tua diharapkan menjadi masukan berharga agar Program MBG di Papua Barat Daya benar-benar menghadirkan makanan sehat, aman, dan bergizi bagi generasi muda.
Editor : Hanny Wijaya