7 Dokter Internship Asli Papua Perkuat Layanan Kesehatan di Papua Barat Daya

KOTA SORONG, iNewssorongraya.id – Komitmen pemerintah pusat untuk memperkuat pelayanan kesehatan di tanah Papua kembali diwujudkan dengan hadirnya tujuh dokter internship asli Papua yang dikirim oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) ke Provinsi Papua Barat Daya. Para tenaga medis muda ini akan mengabdi selama satu tahun, sejak Agustus 2025 hingga Agustus 2026, demi meningkatkan kualitas layanan kesehatan di wilayah timur Indonesia.
Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) Papua Barat Daya, Dr. Naomi Netty Howay, S.KM, M.Kes, menegaskan bahwa keberadaan dokter-dokter muda tersebut menjadi energi baru bagi masyarakat Papua Barat Daya.
“Kami telah menerima tujuh dokter asli Papua dari Kemenkes RI. Mereka akan memperkuat pelayanan kesehatan di Provinsi Papua Barat Daya melalui program internship selama satu tahun,” jelas Dr. Howay, Senin (1/9/2025).
Tujuh dokter internship ini akan menjalani penugasan di dua fasilitas kesehatan utama yang telah ditunjuk, yakni Rumah Sakit Sele Be Solu dan Puskesmas Malanu, Kota Sorong. Dengan sistem rotasi, para dokter akan bergantian bertugas enam bulan di rumah sakit dan enam bulan berikutnya di puskesmas.
“Para dokter ini akan bertugas secara bergantian, enam bulan di RS Sele Be Solu, lalu dilanjutkan enam bulan berikutnya di Puskesmas Malanu, atau sebaliknya,” terang Dr. Howay.
Program internship ini merupakan tahapan wajib bagi dokter yang telah lulus Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter (UKMPPD) dan memiliki Surat Tanda Registrasi (STR) Sementara. Setelah menuntaskan masa pengabdian, para dokter akan memperoleh rekomendasi dari Dinas Kesehatan Papua Barat Daya sebagai syarat untuk mengajukan STR penuh ke Konsil Kedokteran Indonesia (KKI).
“ Internship ini adalah bagian dari syarat legalitas profesi. Setelah selesai, para dokter akan kembali ke Kemenkes dengan membawa rekomendasi dari Dinas Kesehatan Papua Barat Daya sebagai bukti telah menjalankan tugas,” tambah Dr. Howay.
Kehadiran para dokter muda asli Papua ini tidak hanya memperkuat pelayanan kesehatan, tetapi juga menjadi simbol harapan dan inspirasi bagi generasi muda Papua untuk mengabdi di tanah kelahirannya. Langkah ini sejalan dengan strategi nasional pemerataan tenaga medis, terutama di daerah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar).
Sebagai provinsi baru, Papua Barat Daya memang membutuhkan dukungan nyata di sektor kesehatan. Dinkes Papua Barat Daya berharap kerja sama erat dengan pemerintah pusat akan terus berlanjut agar akses dan kualitas layanan kesehatan semakin merata di seluruh wilayah.
Editor : Hanny Wijaya