Skandal Makanan Bergizi Gratis di Sorong: Belatung di Menu Siswa, FOPERA Tuntut Pemda Pecat Penyedia

SORONG KOTA, iNewssorongraya.id – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) untuk siswa sekolah di Kabupaten Sorong, Papua Barat Daya, tercoreng setelah ditemukan makanan berbelatung yang dibagikan kepada ratusan pelajar. Ketua Forum Peduli Rakyat (FOPERA) Papua Barat Daya, Yanto Ijie, mendesak pemerintah daerah segera mencopot penyedia jasa dan menggantinya dengan pihak yang kompeten.
Menurut Yanto, kasus ini adalah kelalaian fatal yang tidak bisa ditoleransi.
“Ini sangat membahayakan kesehatan anak-anak. Pemerintah tidak boleh diam,” tegas Yanto, Senin (11/8/2025).
Ia menegaskan, program yang bertujuan meningkatkan gizi anak sekolah justru menjadi ancaman kesehatan jika pengelolaan tidak profesional.
“Program ini bagus untuk membantu anak-anak, tapi kalau seperti ini justru mencelakai mereka,” ujarnya.
FOPERA meminta kontrak penyedia makanan segera diputus dan diganti dengan pelaku usaha yang menjunjung tinggi standar kebersihan dan kualitas gizi.
“Jangan main-main dengan kesehatan generasi penerus kita,” tambahnya.
Video Viral Bongkar Skandal
Insiden ini mencuat setelah sebuah video beredar di media sosial, menampilkan belatung hidup di atas potongan telur dalam rantang makan. Video tersebut diduga diambil di salah satu sekolah di Kelurahan Malagusa, Distrik Aimas, yang menjadi penerima program MBG.
Berdasarkan penelusuran, makanan itu diduga berasal dari Dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Yayasan Cahaya Ufuk Timur, yang berlokasi di area Aimas Convention Center Hotel.
Program Terhenti Mendadak
Kepala SMA Negeri 2 Aimas, I Ketut Widura, membenarkan distribusi MBG ke sekolahnya dihentikan sejak Jumat (8/8/2025).
“Pagi tadi saya ditelepon, katanya gasnya habis, jadi tidak ada makanan yang dikirim. Mereka sampaikan baru bisa kirim lagi hari Senin,” ungkap Widura.
Program MBG di SMA Negeri 2 Aimas baru berjalan 14 hari dengan jumlah penerima 1.005 siswa. Distribusi biasanya dilakukan Senin–Jumat menggunakan satu mobil pengantar.
Widura mengaku sejak awal sudah mengingatkan siswanya agar memeriksa makanan sebelum dikonsumsi.
“Saya selalu ingatkan siswa, kalau Makan Bergizi Gratis datang itu jangan langsung dimakan. Dicek dan dicium dulu, apakah makanannya layak atau tidak,” tegasnya.
Pantauan di Lokasi Dapur
Hasil penelusuran ke lapangan di dapur SPPG menunjukkan sejumlah rantang makanan masih terikat di luar area dapur, sementara beberapa pekerja mencuci peralatan di halaman. Kepala SPPG, Rizky, tidak berada di tempat, dan ruangan kerjanya terkunci.
Pihak Yayasan Cahaya Ufuk Timur juga belum merespons permintaan konfirmasi yang dikirim melalui WhatsApp.
Kekhawatiran Orang Tua
Kasus ini memicu keresahan para orang tua dan pihak sekolah. Harapan agar program MBG mampu meningkatkan gizi siswa kini berubah menjadi kekhawatiran akan risiko keracunan dan masalah kesehatan.
Hingga berita ini dipublikasikan, Dinas Pendidikan Kabupaten Sorong maupun pemerintah daerah belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait langkah penanganan dan sanksi bagi penyedia.
Editor : Hanny Wijaya