Banjir Kepung Kota Sorong, Lalu Lintas Lumpuh Total hingga 3 Kilometer

SORONG, iNewssorongraya.id – Banjir besar kembali melumpuhkan Kota Sorong, Papua Barat Daya, Selasa (5/8/2025). Hujan deras sejak malam hari menyebabkan sejumlah kawasan tergenang air hingga setinggi 50 sentimeter, memicu kemacetan parah di sejumlah ruas utama kota.
Pantauan iNewssorongraya.id di lapangan menunjukkan antrean kendaraan mengular hingga 3 kilometer, terutama di kawasan Jalan Basuki Rahmat, Kilometer 9 hingga Kilometer 10 Masuk, serta Jalan Melati Raya dan Sungai Maruni. Banyak pengendara motor, termasuk orang tua yang mengantar anak ke sekolah, terpaksa berhenti karena kendaraan mogok akibat nekat menerobos genangan.
“Air mulai naik sejak pukul 02.00 WIT dini hari,” ungkap Irma, warga Jalan Sungai Maruni. Menurutnya, selain curah hujan tinggi, tersumbatnya saluran drainase akibat sampah dan bangunan liar memperparah kondisi banjir.
Drainase Tak Mampu Tampung Air, Pembangunan Liar Dituding Biang Kerok
Irma menegaskan, sistem drainase di Kota Sorong sudah tidak mampu menampung debit air hujan, apalagi dengan banyaknya bangunan tanpa izin yang berdiri di atas jalur aliran air. “Ini bukan hanya soal hujan, tapi soal kesadaran masyarakat dan lemahnya pengawasan pemerintah terhadap pembangunan liar,” ujarnya tegas.
Kemacetan Parah, Polisi Turun Atur Lalu Lintas
Banjir tidak hanya menyebabkan rumah dan jalan tergenang, tetapi juga lumpuhnya lalu lintas di beberapa titik vital kota. Dirlantas Polda Papua Barat Daya Kombes Pol Dax Emanuelle Manuputty menyebutkan, pihaknya mengerahkan 50 personel lalu lintas dan 30 anggota Brimob untuk mengurai kemacetan.
“Banjir tidak hanya terjadi di satu titik. Kami lakukan rekayasa lalu lintas sejak pagi untuk mencegah kemacetan total,” jelas Dax. Petugas tampak mengatur lalu lintas di depan Melati Raya dan kawasan terdampak lainnya.
Langganan Banjir, Solusi Tak Kunjung Datang
Banjir bukanlah fenomena baru di Kota Sorong. Setiap musim hujan, kawasan ini kerap dikepung banjir akibat buruknya tata kelola lingkungan. Pemerintah daerah didesak segera membenahi sistem drainase dan menindak tegas pelaku pembangunan liar yang mengganggu saluran air.
“Kami lelah. Tiap hujan pasti banjir. Pemerintah harus bertindak cepat,” ucap seorang warga yang enggan disebut namanya.
Editor : Chanry Suripatty