Bersama Merawat Bumi, Wamen Kehutanan Tanam Pohon untuk Mengurai Emisi Karbon di Papua Barat Daya

KOTA SORONG, iNewssorongraya.id — Dalam semangat Collaboration for Sustainability, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) bersama pemerintah daerah dan Pertamina EP melakukan aksi penanaman 110.000 pohon di kawasan Puncak Klawasi, Distrik Sorong Barat, Papua Barat Daya, Selasa (27/5/2025). Aksi ini dipimpin langsung oleh Wakil Menteri Kehutanan RI, H. Sulaiman Umar Siddiq, sebagai langkah konkret untuk mengurangi emisi karbon dan memperkuat ketahanan lingkungan di tanah Papua.

Baca Juga

Wujud Kolaborasi Keberlanjutan, Pertamina EP Papua Field Tanam 110 Ribu Pohon di Sorong

Kegiatan ini tidak hanya menjadi simbol penghijauan, namun juga bagian dari kebijakan nasional yang tertuang dalam Rencana Strategis KLHK 2025–2029. Wakil Menteri Sulaiman menegaskan bahwa program ini merupakan bagian dari prioritas Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka dalam mewujudkan kemandirian bangsa melalui swasembada pangan, energi, dan air.

“Saya tekankan sebagaimana disampaikan Presiden Prabowo Subianto, pentingnya koordinasi, kolaborasi, dan sinergitas untuk merawat keberlanjutan antara semua pemangku kepentingan, termasuk KLHK, SKK Migas, dan Pertamina EP,” ujar Sulaiman Umar.

Pemulihan Hutan Lewat 7 Jenis Tanaman

Dalam program reboisasi tersebut, Pertamina EP Papua Field menanam empat jenis pohon kayu dan tiga jenis tanaman hasil hutan bukan kayu (HHBK). Di antaranya adalah Merbau, Linggua, Matoa, dan Sengon—masing-masing ditanam lebih dari 16 ribu pohon. Sementara itu, untuk tanaman HHBK seperti Rambutan, Pinang, dan Durian, ditanam sebanyak hampir 15 ribu pohon per jenis.

Aksi tanam massal ini tidak hanya bertujuan menjaga tutupan hutan dan konservasi lingkungan, tetapi juga mendukung produktivitas lokal serta kesejahteraan masyarakat.

Sinergi Pemerintah dan Masyarakat Tapak

Wamen Sulaiman juga menekankan pentingnya peran pemerintah daerah dan masyarakat di tingkat tapak. Mereka menjadi elemen strategis dalam mengawasi, menjaga, dan turut serta dalam pelaksanaan rehabilitasi hutan.

“Kami percaya, pembangunan bisa terus berjalan, hutan tetap lestari, dan masyarakat sejahtera itu pasti,” tegasnya.

Dalam konteks ini, SKK Migas–Pertamina EP disebut telah menyumbangkan luasan rehabilitasi seluas 195,4 hektare dari target 911,4 hektare di bawah kewajiban Persetujuan Penggunaan Kawasan Hutan (PPKH). Bahkan, izin eksplorasi baru seluas 117,31 hektare telah diberikan untuk pengembangan energi terbarukan, dengan tetap menekankan tanggung jawab ekologis.

Papua Barat Daya dan Komitmen Konservasi

Wakil Gubernur Papua Barat Daya, Ahmad Nasrau, turut hadir dalam aksi tersebut. Dalam sambutannya, ia mengapresiasi kolaborasi lintas sektor dalam menjaga kelestarian alam, sejalan dengan visi provinsi sebagai wilayah konservasi.

“Kegiatan ini bukan hanya seremonial. Ini adalah gerakan kolektif menjaga dan merawat hutan, serta menanam harapan untuk masa depan yang lebih hijau,” kata Nasrau.

Ia menambahkan bahwa Provinsi Papua Barat Daya, dengan bentang alam tropis dan keanekaragaman hayati tinggi, memiliki peran vital dalam mengurangi dampak perubahan iklim global.

Kolaborasi Menuju Indonesia Hijau

Kegiatan bertajuk “Bersama Merawat Bumi” ini menjadi penanda kolaborasi aktif antara pemerintah pusat, daerah, korporasi, dan masyarakat dalam menjaga lingkungan. Semangat keberlanjutan menjadi benang merah yang menyatukan seluruh pemangku kepentingan dalam menghadapi tantangan iklim dan mewujudkan swasembada berbasis ekologi.

Dengan penanaman 110.000 pohon, Papua Barat Daya menunjukkan komitmen kuat sebagai episentrum konservasi, sekaligus menggerakkan pembangunan hijau yang inklusif dan berkelanjutan.

Editor : Hanny Wijaya