Bandara Kambuaya Beroperasi, Bupati Karel Murafer : Maybrat Sambut Era Baru Konektivitas Udara

MAYBRAT, iNewssorongraya.id – Akses transportasi udara ke wilayah pedalaman Papua Barat Daya kini makin terbuka, menyusul diresmikannya Terminal Penumpang Kelas III Bandara Kambuaya di Kampung Kambuaya, Distrik Ayamaru Timur, Kabupaten Maybrat, Jumat (9/5/2025).
Peresmian dilakukan langsung oleh Bupati Maybrat, Karel Murafer, yang disertai dengan momen pendaratan perdana pesawat Susi Air dari Manokwari di apron terminal baru tersebut. Kegiatan ini menandai tonggak baru dalam konektivitas transportasi udara di daerah yang selama ini sulit dijangkau.
“Ini bukan sekadar peresmian terminal, tapi momentum sejarah bagi masyarakat Maybrat yang kini memiliki jalur udara langsung ke Manokwari dan ke depan bisa terkoneksi dengan wilayah lainnya,” ujar Bupati Karel Murafer.
Bandara yang mulai dibangun pada 2017 ini akhirnya beroperasi penuh dengan fasilitas terminal penumpang yang disebut sebagai salah satu yang termegah di wilayah Papua Barat Daya. Kehadiran fasilitas ini mendapat sambutan meriah dari masyarakat setempat, ditandai dengan tarian adat dan penyematan cenderamata kepada para tamu undangan.
Usai pengguntingan pita, Bupati Murafer bersama Kepala Otoritas Bandar Udara Wilayah IX Papua Barat dan Papua Barat Daya, serta Wakil Bupati Maybrat, meninjau fasilitas ruang tunggu dan area keberangkatan terminal.
Salah satu pilot Susi Air yang melakukan pendaratan perdana menyatakan bahwa kondisi bandara sangat layak dan aman untuk operasional penerbangan perintis.
Bupati Murafer juga menyampaikan rencana jangka panjang Pemerintah Kabupaten Maybrat untuk berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan guna memperpanjang landasan pacu menjadi 1.600 meter. “Dengan runway yang lebih panjang, pesawat sekelas ATR bisa mendarat. Ini sangat penting untuk mendukung pariwisata dan mobilitas warga,” tegasnya.
Dengan beroperasinya Bandara Kambuaya, Kabupaten Maybrat kini memiliki akses udara reguler yang diharapkan mampu mempercepat pertumbuhan ekonomi dan membuka isolasi geografis wilayah.
Editor : Hanny Wijaya