Misteri Hilangnya Iptu Tomi: Banyak Kejanggalan demi Kejanggalan yang Belum Terungkap

SORONG, iNewssorongraya.id - Misteri hilangnya Kasat Reskrim Polres Teluk Bintuni, Polda Papua Barat, Iptu Tomi Samuel Marbun, semakin menimbulkan tanda tanya besar. Sudah lebih dari tiga bulan sejak dirinya dikabarkan hilang saat menjalankan tugas negara, namun hingga kini belum ada kejelasan mengenai keberadaannya. Keluarga yang merasa janggal dengan berbagai aspek dalam pencarian pun mulai bersuara, termasuk sang istri, Riah Ukur Tarigan.
Riah melalui akun Instagram pribadinya mengungkapkan berbagai kejanggalan yang ia temukan dalam proses pencarian suaminya. Ia juga menyampaikan kekecewaannya terhadap Kapolres Teluk Bintuni, AKBP Choiruddin Wahid, yang dianggap menghambat pencarian.
Kronologi Hilangnya Iptu Tomi
Iptu Tomi dilaporkan hanyut di Kali Rawara, Kampung Meyah Lama, Distrik Moskona Barat, Teluk Bintuni, pada 18 Desember 2024 saat menjalankan operasi pengejaran Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB). Namun, menurut pengakuan Kanit Buser Polres Teluk Bintuni, Roland Manggaprouw, sebelum hilang, ia masih sempat melihat Iptu Tomi di sebuah tandusan dengan air setinggi lututnya. Tak lama kemudian, Iptu Tomi terduduk dan hilang dari pandangan.
Menurut keterangan Riah, sehari sebelum keberangkatan pada 15 Desember 2024, suaminya masih sempat berbicara empat mata dengannya. Pada malam harinya, mereka juga melakukan panggilan video dengan orang tua Iptu Tomi untuk berdoa bersama. Saat itulah, Riah melihat suaminya meneteskan air mata.
“Papi takut?” tanya Riah, namun Iptu Tomi hanya tersenyum dan menjawab singkat, “tidak.”
Keesokan harinya, Iptu Tomi berpamitan untuk bergabung dengan tim operasi. Pada 18 Desember, pihak kepolisian datang ke rumah Riah dan mengabarkan bahwa longboat yang digunakan suaminya terbalik. Malam harinya, Kapolres Teluk Bintuni menyampaikan bahwa Iptu Tomi tergelincir sendiri dari longboat saat duduk di bagian belakang. Namun, hingga saat ini belum ada kepastian mengenai keberadaannya.
Keanehan dalam Proses Pencarian
Riah mencatat sejumlah kejanggalan dalam pencarian suaminya. Pada 19 Desember, tim pencari yang terdiri dari anggota kepolisian, Basarnas, dan beberapa pihak terkait baru bergerak ke lokasi kejadian dengan menggunakan tiga longboat. Sementara itu, Riah dan keluarga menyewa pesawat untuk melakukan pencarian lewat udara, tetapi tidak menemukan tanda-tanda orang tenggelam. Helikopter yang awalnya sudah siap untuk pencarian pun mendadak dibatalkan tanpa alasan yang jelas.
Selain itu, pada 20 Desember, helikopter dinas akhirnya tiba dan menyusuri sungai hingga ke muara, namun tetap tidak ditemukan tanda-tanda keberadaan Iptu Tomi. Di hari yang sama, Riah menerima telepon dari Kapolres yang menghubungkannya dengan Kanit Buser. Dari keterangan Kanit Buser, ia adalah orang pertama yang menyeberang sungai bersama beberapa anggota lainnya. Setelah mendengar teriakan dua kali dari arah sungai, ia berlari kembali dan melihat Iptu Tomi berdiri di tandusan sebelum akhirnya terduduk dan menghilang.
Keanehan semakin bertambah ketika pasukan TNI yang dikirim untuk membantu pencarian justru dipulangkan kembali ke batalyon tanpa alasan jelas. Riah juga mempertanyakan mengapa saat awal pencarian hanya tersedia dua hingga tiga longboat, tetapi setelah Kapolda mengeluarkan surat perintah, Polres Teluk Bintuni langsung bisa menyediakan 12 longboat.
Lebih mencurigakan lagi, meski pencarian melalui udara dilakukan selama dua minggu, tidak ada tanda-tanda keberadaan Iptu Tomi, termasuk pakaian atau barang pribadinya. Anehnya, barang-barang seperti telepon genggam yang dibungkus plastik kedap air, rompi anti peluru, serta senjata api yang seharusnya digunakan dalam operasi penangkapan KKB justru kembali dalam keadaan utuh.
Dugaan Ada yang Ditutupi?
Riah semakin curiga bahwa ada sesuatu yang ditutup-tutupi terkait hilangnya suaminya. Hal ini semakin diperkuat dengan fakta bahwa tim yang bersama Iptu Tomi saat kejadian lebih memilih melanjutkan operasi penangkapan KKB dibandingkan melakukan pencarian terhadapnya. Bahkan, permintaan keluarga untuk dilakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) hingga kini belum dipenuhi.
Seolah memperkuat dugaan ini, Kapolres Teluk Bintuni, AKBP Dr. Choiruddin Wahid, kini justru dipromosikan menjadi Kabid Propam Polda Papua Barat Daya berdasarkan Surat Telegram Kapolri Nomor ST/489/III/KEP/2025 yang dikeluarkan pada 12 Maret 2025.
Hingga berita ini diturunkan, redaksi iNewssorongraya.id masih berupaya untuk mengklarifikasi berbagai kejanggalan ini kepada Kapolres Teluk Bintuni dan pihak kepolisian terkait. Sementara itu, keluarga terus berjuang mencari keadilan demi mengetahui kebenaran di balik hilangnya Iptu Tomi Samuel Marbun.
Editor : Chanry Suripatty