Tenaga Medis Bersatu Tolak Pergantian, Meidy Maspaitella Dinilai Pemimpin Terbaik RSUD Raja Ampat

WAISAI, iNewssorongraya.id – Gelombang penolakan datang dari tenaga medis dan staf RSUD Raja Ampat menyusul desakan Gubernur Papua Barat Daya, Elisa Kambu, yang meminta Bupati Raja Ampat, Orideko Iriano Burdam, untuk mencopot Direktur RSUD, Meidy L. Maspaitella.
Desakan gubernur tersebut memicu gejolak di internal rumah sakit, dengan para dokter dan tenaga kesehatan (nakes) secara tegas menyatakan ketidaksetujuan mereka terhadap rencana pergantian kepemimpinan. Mereka menilai kepemimpinan Meidy L. Maspaitella masih yang terbaik dan telah membawa perubahan positif bagi pelayanan kesehatan di RSUD Raja Ampat.
Dalam suasana yang cukup tegang terlihat dalam pertemuan yang diadakan oleh Bupati Raja Ampat untuk menjelaskan kondisi terkini di RSUD Waisai. Dalam pertemuan tersebut, Penata Anestesi RSUD Raja Ampat, Maurinus Maring, dan dokter spesialis bedah, dr. Allen Anderson Pattipeilohy, mewakili suara dokter serta nakes dalam menyampaikan penolakan mereka.
Maurinus Maring menegaskan bahwa sejak kepemimpinan Meidy L. Maspaitella, tingkat kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan rumah sakit meningkat signifikan. Menurutnya, jumlah tindakan operasi yang dilakukan pada tahun 2024 melonjak tajam, mencerminkan perbaikan kualitas layanan kesehatan di RSUD Waisai.
“Jujur saja, seperti yang disampaikan dokter bedah, jumlah operasi kami di tahun 2024 sangat tinggi karena masyarakat sudah kembali percaya dengan pelayanan rumah sakit. Itu semua karena kepemimpinan Ibu Direktur yang mau berkorban,” tegas Maurinus Maring.
Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa di bawah kepemimpinan Meidy L. Maspaitella, segala kekurangan yang ada dalam rumah sakit selalu segera ditindaklanjuti tanpa menunda waktu. Hal ini menciptakan suasana kerja yang nyaman dan produktif bagi seluruh staf medis.
“Kami bersyukur sekali dengan kepemimpinan ibu Direktur. Kalau ada yang kurang, beliau langsung membenahinya dengan cepat,” imbuhnya.
Sementara itu, dr. Allen Anderson Pattipeilohy menyoroti rencana Bupati Raja Ampat untuk mengembalikan dua dokter spesialis yang sebelumnya dinonaktifkan saat kepemimpinan bupati AFU. Ia meminta agar kebijakan tersebut dipertimbangkan dengan matang sebelum dieksekusi.
“Kami meminta kepada Pak Bupati supaya mempertimbangkan kembali dua dokter spesialis yang akan dikembalikan. Soal kinerja mereka, nanti bisa kami sampaikan apa saja yang sudah dilakukan dan itu bisa menjadi bahan pertimbangan bagi Pak Bupati,” ujar dr. Allen.
Di hadapan Bupati, Wakil Bupati, dan Sekretaris Daerah Raja Ampat, tenaga medis secara tegas menyatakan bahwa mereka belum siap menerima direktur baru karena bagi mereka, Meidy L. Maspaitella masih yang terbaik dalam memimpin RSUD Waisai.
“Kalau Pak Bupati dengan pertimbangan yang bijak, jujur saja kami belum siap menerima orang lain sebagai direktur RSUD. Karena menurut kami, Ibu Meidy masih yang terbaik. Kami merasa nyaman dengan kepemimpinan beliau,” tegas Maurinus Maring.
Penolakan masif ini menunjukkan kuatnya dukungan tenaga medis terhadap kepemimpinan Meidy L. Maspaitella serta menegaskan bahwa perubahan manajemen rumah sakit seharusnya berorientasi pada peningkatan layanan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.
Editor : Chanry Suripatty