Puncak HUT ke-3 Papua Barat Daya: Gubernur Paparkan Capaian Pendidikan, Kesehatan, dan Ekonomi OAP
SORONG KOTA, iNewssorongraya.id — HUT ke-3 Provinsi Papua Barat Daya di Sorong, Senin (8/12/2025), berubah menjadi panggung evaluasi besar sekaligus refleksi perjalanan panjang provinsi termuda Indonesia. Di hadapan ribuan peserta upacara, Gubernur Papua Barat Daya Elisa Kambu menegaskan bahwa usia tiga tahun bukan sekadar penanda waktu, tetapi bukti konsistensi perjuangan 17 tahun masyarakat Kepala Burung untuk mendapatkan pelayanan publik yang lebih dekat dan pembangunan yang lebih merata.
“Kini tongkat estafet ada di tangan kita untuk mengisi kemerdekaan daerah ini dengan karya nyata,” ujar Elisa dalam sambutannya yang disambut tepuk tangan peserta. Ia menegaskan bahwa pemerintahannya bersama Wakil Gubernur Ahmad Nasrauw baru menapaki tahun pertama, namun fondasi pembangunan jangka panjang sudah mulai diletakkan.

Perayaan HUT ke-3 menjadi momentum pertama bagi pasangan Gubernur–Wakil Gubernur definitif untuk mengumumkan capaian tahun pertama pemerintahan. Sejak dilantik pada Februari 2025, Pemprov Papua Barat Daya mulai menjalankan RPJMD 2025–2029 yang berorientasi pada ekonomi lokal, kemandirian masyarakat, dan tata kelola pemerintahan modern.
Pendidikan: Fondasi Utama Pembangunan Manusia

Pemerintah mengalokasikan anggaran besar untuk akses pendidikan gratis di enam kabupaten/kota, pengadaan bus sekolah, program beasiswa OAP hingga luar negeri, serta pembukaan SLB pertama di Raja Ampat.
“Kami ingin pendidikan menjadi jalan pembebasan generasi muda Papua Barat Daya,” kata Elisa.
Sebanyak 584 mahasiswa menerima biaya studi akhir, sementara puluhan perguruan tinggi dan lembaga pendidikan memperoleh hibah pembangunan kapasitas.
Kesehatan: Penguatan Layanan Dasar

Pemerintah membeli 232 unit alat kesehatan senilai Rp55,9 miliar untuk rumah sakit daerah, memfasilitasi obat-obatan, meningkatkan layanan di RS Sele Be Solu, dan membiayai rujukan pasien OAP ke luar daerah. Program dokter spesialis OAP juga terus berjalan sebagai investasi jangka panjang.
Ekonomi Rakyat: OAP Jadi Prioritas

Sebanyak 2.654 pelaku usaha OAP menerima bantuan modal, sementara 77.500 warga ditanggung iuran BPJS Ketenagakerjaannya. Pemerintah juga menyalurkan bibit tanaman, ternak, fasilitas usaha perikanan dan pertanian, serta bantuan untuk kelompok pemuda dan UMKM kreatif.
Program listrik gratis telah terpasang di 827 rumah, memperluas akses energi bagi masyarakat pinggiran.
Infrastruktur: Akselerasi Konektivitas Wilayah

Banyak proyek strategis berjalan bersamaan, mulai dari pembangunan dermaga, jembatan, PJU, kanal kawasan DOB, SPAM, hingga peningkatan jalan provinsi. Rehabilitasi rumah layak huni juga diberikan bagi warga rentan dan korban bencana.
Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga

Pelatihan peningkatan kapasitas pelaku wisata, hibah olahraga, dan dukungan modal pemuda menjadi bagian penguatan ekonomi berbasis kreativitas daerah.
Harmoni Sosial & Keagamaan
Pemerintah mengalokasikan Rp66,98 miliar untuk hibah keagamaan lintas denominasi, termasuk dukungan umroh dan wisata rohani ke Israel. "Ini bentuk komitmen kami menjaga kerukunan sebagai modal sosial pembangunan," ujarnya.
Program Strategis Nasional
Pembangunan kantor-kantor pemerintahan provinsi kini telah mencapai progres signifikan:
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) telah menjangkau 54.426 penerima manfaat melalui 25 SPPG yang tersebar di empat wilayah. Sementara itu, 998 Koperasi Merah Putih mulai aktif menggerakkan ekonomi lokal.
Dalam sambutannya, Elisa kembali menegaskan bahwa Papua Barat Daya berdiri bukan dari proses instan, tetapi hasil komitmen generasi pendahulu.
“Kita berdiri di atas landasan perjuangan. Marilah kita menghargai setiap tetesan keringat dan ketulusan yang telah mengantarkan kita pada kemandirian daerah ini. Perjuangan ini tidak boleh berhenti,” ucapnya dengan suara bergetar.
Ia mengingatkan kembali tonggak sejarah:
Momentum HUT ke-3 disebutnya sebagai “awal babak baru konsolidasi pembangunan” setelah melewati fase pembentukan pemerintahan sementara.

Dengan wilayah seluas 34.250,82 km², 611 ribu penduduk, 132 distrik, dan 905 kampung/kelurahan, Papua Barat Daya menghadapi tantangan pembangunan yang unik. Elisa menegaskan bahwa percepatan pembangunan tidak mungkin berjalan tanpa kerja sama semua pihak.
“Pemerintah harus semakin dekat, pelayanan harus lebih cepat, dan pembangunan harus lebih kuat,” katanya. Ia mengajak DPRD, MRP, Forkopimda, tokoh adat, tokoh agama, dan seluruh masyarakat untuk memperkuat kolaborasi lintas sektor.
“Mari kita jadikan momentum HUT ke-3 ini untuk bekerja lebih cepat, lebih tepat, dan lebih bertanggung jawab demi Papua Barat Daya yang maju dan bermartabat,” tutupnya.
Editor : Chanry Suripatty