WAISAI, iNewsSorong.id - Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Samsuddin Nimanuho mengatakan, pihaknya akan mengambil tindakan tegas dengan segera merelokasi para pedagang Pasar Mbilim Kayam ke pasar baru Snonbukor.
Hal tersebut dilakukan, menyusul proses pengerjaan jalan sepanjang 3 kilo meter oleh Dinas PUPR Papua Barat Daya yang sudah hampir rampung dikerjakan.
Proses pekerjaan Infrastruktur peningkatan jalan dalam Kota Waisai, Raja Ampat yang dikerjakan Dinas PUPR Papua Barat Daya. Jalan tersebut merupakan akses utama menuju pasar baru Snonbukor yang hampir rampung. (FOTO : iNewsSorong.id)
"Alasan para pedagang salah satunya adalah soal jalan. Katanya jalan kurang lebar, takut kecelakaan dan lain sebagainya, hah ini kami langsung penuhi. Kami berterima kasih kepada pihak Dinas PUPR Papua Barat Daya yang dengan cepat mengambil langkah untuk melakukan proses pekerjaan jalan ini," ujar Kepala Dinas Perindag Kabupaten Raja usai peninjauan jalan tersebut bersama Dinas PUPR Papua Barat Daya, Jum'at (15/12/2023).
Menurut Samsuddin, pihaknya menargetkan proses relokasi seluruh pedagang dari Pasar Mbilim Kayam ke Pasar Snonbukor akan dilakukan awal Januari 2024.
"Untuk proses relokasi kami targetkan akan segera dilaksanakan pada awal Januari 2024, sudah tidak ada lagi alasan untuk pedagang bertahan di Pasar Mbilim Kayam. Sekali lagi saya tegaskan jika jalan ini sudah selesai dikerjakan, maka kami akan segera bertindak tegas untuk melakukan relokasi," tegas Samsuddin.
Proses pekerjaan peningkatan jalan dalam Kota Waisai, Raja Ampat yang dikerjakan Dinas PUPR Papua Barat Daya. Jalan tersebut merupakan akses utama menuju pasar baru Snonbukor. (FOTO : iNewsSorong.id)
Terkait fasilitas penunjang lainnya, menurut Samsuddin, Pemerintah telah berupaya menyiapkannya.
"Terkait air bersih, tambatan perahu dan akses jalan, saat ini sudah disiapkan. Jadi jika jalan sudah selesai, pemerintah akan ambil tindakan tegas untuk segera memindahkan para pedagang. Sudah tidak lagi ada alasan mereka untuk tidak pindah, karena tuntutan mereka sudah kami penuhi," ungkap Samsuddin.
Samsuddin menceritakan, proses relokasi pedagang Pasar Mbilim Kayam sebenarn berjalan alot dan membutuhkan waktu selama 8 tahun.
"Proses relokasi sudah delapan tahun. Memang terjadi kebuntuan sampai tahun 2022, kami coba melakukan dialog dengan para pedagang. Dari hasil dialog itu, salah satu tuntutan mereka itu jalan, terus yang kedua adalah tambatan perahu dan ketiga adalah fasilitas air bersih. Dari tuntutan itu kami sudah penuhi saat ini dan tinggal proses pengerjaan jalan ini yang sebentar lagi sudah selesai dikerjakan," bebernya.
Samsuddin mengungkapkan, relokasi para pedagang ini tentunya mempunyai dasar. Salah satunya terkait dengan Eencana Tata Euang dan Tata Wilayah (RTRW) Kabupaten Raja Ampat khususnya Kota Waisai.
"Sesuai RTRW Kabupaten Raja Ampat, pasar itu bukan disitu. Tapi pasar di Snonbokor," tandasnya.
Raja Ampat, sambungnya, merupakan daerah wisata yang terkenal di dalam negeri hingga ke luar negeri, tentunya harus juga memperhatikan kondisi pasar Mbilim Kayam yang sangat tidak layak berada di tengah-tengah Kota Waisai.
Proses pekerjaan peningkatan jalan dalam Kota Waisai, Raja Ampat yang dikerjakan Dinas PUPR Papua Barat Daya. Jalan tersebut merupakan akses utama menuju pasar baru Snonbukor. (FOTO : iNewsSorong.id)
"Ketika kita deklarasikan diri sebagai daerah wisata, tentu apakah dengan kondisi sekarang layak tidak kita disebut dengan daerah wisata. Sedangkan pasar Mbilimkayam sangat kumuh dan memprihatikan. Jadi tentunya demi estetika kota wisata tetap terjaga, otomatis pasar kita harus pindahkan ke pasar Snonbokor," imbuhnya.
Ditambahkannya, proses relokasi para pedagang tentunya akan dilakukan dengan tahapan-tahapan yang manusiawi.
Editor : Sayied Syech Boften