JAYAPURA, iNewsSorong.id - Ratusan warga Kota Jayapura, Provinsi Papua, Selasa (3/1/2023) malam mulai mengungsi ke tempat-tempat yang aman dan di posisi ketinggian. Hal ini menyusul adanya isu Tsunami saat air laut mulai surut paska gempa magnitudo 5,2 menguncang wilayah itu.
Dari pantauan Jurnalis iNewsSorong.id, Selasa (3/1/2022) malam, warga yang mengungsi umumnya yang tinggal pada tepi pantai atau pesisir di Kota Jayapura. Diantaranya di Dok VII pantai, Dok VIII Pantai dan Dok IX pantai.
Warga mengungsi ke tempat aman akibat gempa M5,2 guncang Jayapura dan isu Tsunami. (FOTO: ISTIMEWA)
" Ia, warga sebagian besar dari wilayah Dok yang mengungsi. Mereka mengungsikan ke tempat ketinggian dan aman. Karena mereka rata-rata tinggal di kawasan pantai,"ujar Stevanus, warga Dok IX.
Menurut Stevanus, saat ini diketahui sudah hampir ratusan warga yang mengungsi. Mereka memilih mengungsi di Lapangan Kantor Dinas Pendidikan Provinsi Papua dan Kantor Dinas Tenaga Kerja Provinsi Papua. Selain itu ada juga warga yang mengungsi ke arah Kelurahan Angkasa dan di atas lapangan Mandala tepatnya di dekat Gereja Rehobot.
" Sudah sejak informasi tadi, air laut surut dan warga khawatir lalu memilih mengungsi. Ada yang di P dan P, Kantor Disnaker serta ke Angkasa Indah. Juga terlihat tadi sudah banyak warga yang menggelar tikar di dekat area gereja Rehobot Dok V, diatas lapangan Mandala situ,"ungkapnya.
Warga mengungsi ke tempat aman akibat gempa M5,2 guncang Jayapura dan isu Tsunami. (FOTO: ISTIMEWA)
Sementara itu Kepala BPBD, Pemerintah Kota Jayapura, Asep Khalid mengungkapkan warga yang mengungsi adalah warga yang tinggal di pinggir tepi pantai. Apalagi menurutnya warga sempat kaget adanya air laut surut usai gempa terjadi.
"Jadi mereka itu tinggal di pinggir laut, melihat air surut membuat mereka berfikir akan terjadi tsunami dan gempa susulan yang sering terjadi membuat mereka memilih mengungsi," kata Kepala BPBD Kota Jayapura Asep Khalid, di Jayapura, Selasa (3/1/2023).
Dengan kondisi tersebut, menurut Asep, pihak BPBD Pemkot Jayapura tak bisa memaksa warga untuk kembali ke rumah mereka masing-masing. Namun pihaknya terus memberikan imbauan agar warga tidak panik.
"Kita sampaikan fenomena air surut itu bukan akan terjadi tsunami. Melainkan pada malam hari seperti ini air tengah surut. Jadi kita tidak perlu khawatir berlebihan," terangnya.
Sebelumnya beredar video berdurasi 14 detik yang memperlihatkan seorang warga sedang menjelaskan kondisi air laut surut sekitar 50 meter di pantai Holtekamp. Warga tersebut dengan menggunakan cahaya senter menyorot surutnya air laut di pantai tersebut.
"Situasi air surut di Hol (pantai Holtekamp) sekitar 50 meter turunnya," ungkap warga dalam video tersebut.
Atas beredarnya video air laut surut tersebut, Kepala Stasiun Meteorologi Maritim Dok II Jayapura Heri Purnomo mengatakan kondisi air laut memang sedang surut, namun warga diminta tidak panik.
"Kondisi pola pasang surut air laut di kota Jayapura saat ini sedang menuju surut dengan puncak surut pada jam 22.00 WIT dengan ketinggian surut mencapai 0.2 meter,"ungkap Heri.
"Kami harapkan kepada masyarakat untuk tidak panik dan terus waspada serta mengupdate informasi terbaru dari BMKG," katanya.
Sebelumnya diberitakan guncangan gempa M 5,2 dirasakan warga di wilayah Kota dan Kabupaten Jayapura sekitar pukul 21.55 WIT. Lokasi gempa berada di laut. kali ini berada pada lokasi 2.27 Lintang Selatan dan 140.65 Bujur Timur atau 33 km Timur Laut Kota-Jayapura, Papua pada kedalaman 10 Km.
Walau Pusat gempa berada di laut, namun gempa tersebut tidak berpotensi tsunami.
Editor : Chanry Suripatty