WAISAI, iNewssorongraya.id — Sedikitnya 76 siswa dan beberapa pekerja sekolah di Kota Waisai, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat Daya, dilarikan ke RSUD Raja Ampat setelah mengalami gejala mual, muntah, sakit perut, dan diare diduga usai mengonsumsi makanan dari Dapur MBG 01, Senin (1/12/2025).
Insiden tersebut memicu respons cepat pemerintah daerah, aparat kepolisian, dan petugas penanganan bencana, mengingat jumlah korban terus bertambah hingga memenuhi ruang IGD rumah sakit.
Hingga pukul 19.00 WIT, data resmi menunjukkan jumlah korban mencapai 76 orang, terdiri atas:
- SD YPK: 31 siswa
- SMP YPK Alfa Omega: 24 siswa
- SMK Bukit Zaitun: 5 siswa
- SDN 29: 9 siswa
- MTs LIM: 2 siswa
- SMP 14: 1 siswa
- Pekerja SMK Bukit Zaitun: 3 orang
- Anak keluarga guru SMK Alfa Omega: 1 orang
Selain siswa, seorang kepala sekolah dan tiga pekerja bangunan juga ikut dirawat karena mengalami gejala serupa.
Lonjakan pasien membuat BPBD Raja Ampat mendirikan beberapa tenda darurat di halaman RSUD. Polres Raja Ampat turut mengirim puluhan tempat tidur lapangan untuk membantu penanganan.
Wakil Bupati Raja Ampat, Mansyur Syahdan, langsung meninjau kondisi para korban di RSUD.
Ia menegaskan bahwa pemerintah daerah akan mengevaluasi sumber makanan yang diduga menyebabkan keracunan tersebut.
“Yang paling penting saat ini adalah para pasien ini bisa tertangani dengan baik, mendapatkan pelayanan kesehatan yang baik,” kata Mansyur Syahdan.
Ia menambahkan bahwa koordinasi dengan tim medis terus dilakukan untuk memastikan seluruh pasien mendapatkan perawatan optimal.
Sementara itu, Ketua DPRD Raja Ampat, Muhammad Taufik Sarasa, usai meninjau kondisi korban dan Dapur MBG 01, menyatakan perlunya tindakan tegas sementara menunggu hasil laboratorium.
Menurutnya, kondisi dapur terlihat bersih, namun sampel makanan yang dikonsumsi sudah tidak berada di lokasi, karena telah diambil pihak berwenang untuk diuji.
“Kami berharap pemerintah daerah, dalam hal ini tim satgas, melakukan evaluasi dan memberhentikan operasional Dapur 1 MBG sementara waktu sembari menunggu hasil uji laboratorium,” ujar Taufik.
Polres Raja Ampat telah melakukan pemeriksaan di Dapur MBG 01 serta mengamankan sejumlah sampel makanan yang dibagikan ke sekolah untuk diteliti lebih lanjut.
Penyidik juga meminta keterangan awal dari pihak pengelola program makanan bergizi tersebut.
Informasi lapangan menyebutkan bahwa 2.500 ompreng atau paket makanan dari Dapur MBG 01 didistribusikan ke 16 sekolah di Waisai, mulai dari jenjang SD hingga SMA, pada hari kejadian.
Hingga berita ini diterbitkan, pihak pengelola dan ahli gizi Dapur MBG 01 belum memberikan pernyataan resmi terkait dugaan keracunan massal tersebut.
Rencanya, pada Selasa [2/12/2025] besok, Gubernur Papua Barat Daya, Sekretaris BGN, Danrem 181/PVT Sorong, dan Kapolda Papua Barat Daya dijadwalkan melakukan peninjauan langsung ke Waisai untuk mengevaluasi insiden ini.
Pemerintah menegaskan bahwa hasil pemeriksaan laboratorium akan menjadi dasar untuk menentukan tindak lanjut terhadap operasional Dapur MBG 01 dan kelanjutan program makan bergizi di sekolah.
Editor : Hanny Wijaya
Artikel Terkait
