WAMENA, iNewssorongraya.id – Bencana banjir besar yang melanda Kota Wamena dan sejumlah distrik di Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua Pegunungan, menciptakan situasi krisis kemanusiaan yang kian memburuk. Sebanyak 22 distrik terdampak, dengan enam distrik mengalami dampak terparah, yakni Pisugi dan Wesaput. Ratusan rumah warga serta lahan pertanian rusak berat akibat luapan air Sungai Baliem dan buruknya sistem drainase perkotaan.
Luapan air menggenangi jalan utama di Kota Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua Pegunungan.
Menurut pantauan di lapangan pada Jumat hingga Sabtu (25-26/04/2025), kondisi banjir diperparah dengan sejumlah titik longsor yang menyebabkan putusnya akses jalan utama. Sejumlah kampung yang dapat dijangkau seperti Pikhe dan Saparema kini menghadapi persoalan pangan akibat terendamnya lahan perkebunan selama berhari-hari.
Warga Kampung Pikhe, Eli Kenelak, mengungkapkan penderitaan mereka selama tiga bulan terakhir akibat intensitas hujan tinggi. "Kami kewalahan mencari makan karena tanaman terendam. Kami berharap pemerintah segera merespons kesulitan ini," ujarnya.
Warga Kampung Pikhe, Eli Kenelak.
Di Kampung Saparema, Distrik Wesaput, sebanyak 34 kepala keluarga (KK) terpaksa mengungsi karena rumah mereka tergenang air. Kepala Distrik Wesaput, Laurens Lagowan, mengungkapkan bahwa warga membutuhkan bantuan mendesak berupa bahan makanan, tenda, selimut, serta peralatan tidur. "Kami sudah koordinasi dengan pemerintah daerah, dan hari ini juga mulai pendataan mendetail untuk segera diberikan bantuan," tegas Laurens.
Kepala Distrik Wesaput, Laurens Lagowan bersama warga.
Merespons situasi darurat tersebut, Bupati Jayawijaya, Athenus Murib, langsung menggelar rapat darurat bersama OPD Teknis dan pihak TNI-Polri serta Tim SAR dan selanjutnya menetapkan status tanggap darurat bencana mulai Sabtu (26/04/2025). "Kami telah menggelar rapat darurat bersama OPD, TNI-Polri, dan kepala distrik. Saat ini kami bentuk Satuan Tugas (Satgas) Penanggulangan Bencana untuk mempercepat penanganan," ungkapnya kepada wartawan dalam konferensi pers di Kantor Bupati.
Bupati Jayawijaya, Athenus Murib, [Tengah] diddampingi Wakil Bupati, Ronny Elopere [Kiri], Sekda Kabupaten Jayawijaya, Thony M. Mayor [Kanan] serta sejumlah Kepala OPD saat memberikan keterangan pers kepada wartawan, Sabtu [26/4/2025]
Menurut Bupati, banjir yang terjadi sejak 10 April 2025 ini disebabkan oleh luapan Sungai Baliem akibat hujan berkepanjangan dan buruknya tata kelola lingkungan perkotaan. Pemkab Jayawijaya kini mempersiapkan posko-posko bantuan, dapur umum, dan memobilisasi alat berat guna membuka akses jalan yang terputus.
Kondisi banjir yang merendam rumah dan perkebunan penduduk di Kampung Phike. [FOTO DRONE : iNewsTv]
Sekretaris BPBD Jayawijaya, Ernawati Tappi, menyatakan pihaknya segera mendirikan posko darurat untuk menerima laporan warga serta mengkoordinasikan bantuan yang diperlukan. "Sudah ada laporan dari tiga distrik yang masuk, tetapi total terdampak mencapai 22 distrik, enam di antaranya sangat parah," jelasnya.
Sekretaris BPBD Jayawijaya, Ernawati Tappi saat diwawancarai iNewsTv.
Selain rumah dan kebun warga, banjir ini juga melumpuhkan sejumlah infrastruktur vital di Kota Wamena, menyebabkan genangan air hingga setinggi pinggang orang dewasa. Pemkab Jayawijaya melalui Dinas Pekerjaan Umum (PU) kini tengah membersihkan saluran air yang tersumbat oleh sampah dan lumpur serta berencana melakukan normalisasi sungai.
Foto Udara Banjir rendam sejumlah kawasan di Kabupaten Jayawijaya. [FOTO DRONE : iNewsTV]
Dengan ditetapkannya status tanggap darurat, pemerintah daerah diharapkan segera bergerak cepat dan terintegrasi guna memulihkan kehidupan masyarakat serta mencegah dampak lebih lanjut dari bencana banjir ini.
Editor : Hanny Wijaya
Artikel Terkait