SORONG, iNewsSorong.id – Jumlah kasus HIV/AIDS di Kota Sorong menunjukkan lonjakan signifikan, memicu perhatian serius dari berbagai pihak. Berdasarkan data Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Sorong, hingga Desember 2024, tercatat 4.016 kasus HIV/AIDS, dengan 482 di antaranya berujung kematian. Fakta ini terungkap dalam rapat koordinasi yang digelar Dinas Kesehatan Kota Sorong bersama KPA pada Jumat (24/1/2025) di RM Dofior, Kota Sorong.
Acara yang dihadiri perwakilan Organisasi Perangkat Daerah (OPD), tokoh agama, tokoh perempuan, organisasi profesi, dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) ini bertujuan memperkuat sinergi lintas sektor dalam penanggulangan HIV/AIDS. Rapat dibuka oleh Sekretaris Daerah Kota Sorong, Yakob Kareth, yang mewakili Penjabat Wali Kota Sorong.
Plt. Sekretaris KPA Kota Sorong, Jenny Isir, dalam sambutannya memaparkan data yang mengkhawatirkan. "Dari total kasus, Stadium HIV pada laki-laki mencapai 1.210 kasus dan perempuan 1.715 kasus. Sedangkan untuk Stadium AIDS, terdapat 619 kasus pada laki-laki dan 469 kasus pada perempuan," jelas Jenny.
Ia menambahkan bahwa peningkatan jumlah kasus ini didorong oleh beberapa faktor, termasuk keberadaan populasi pekerja seks komersial (PSK), terutama yang bekerja di jalanan, serta kelompok usia muda laki-laki yang rentan terhadap penularan.
Rapat ini juga menjadi ajang evaluasi dan penyusunan langkah konkret untuk menangani lonjakan kasus HIV/AIDS. Salah satu strategi yang diusung adalah STOP, yang meliputi Suluh, Temukan, Obati, dan Pertahankan. Upaya ini diharapkan mampu memberikan edukasi, menemukan kasus baru, memastikan pengobatan yang tepat, dan mempertahankan kesehatan penderita.
Dalam sambutannya, Sekda Kota Sorong, Yakob Kareth, menegaskan pentingnya perhatian dan kolaborasi semua pihak dalam menanggulangi HIV/AIDS. "HIV/AIDS masih menjadi tantangan besar yang membutuhkan strategi inovatif dan efektif. KPA memiliki peran vital dalam memberikan edukasi, layanan kesehatan, dan pendampingan bagi masyarakat terdampak," ujar Yakob.
Ia juga menyoroti pentingnya melawan stigma dan diskriminasi terhadap penderita HIV/AIDS. "Kita harus memastikan bahwa Kota Sorong menjadi kota yang inklusif, di mana setiap individu diperlakukan adil, bermartabat, dan setara," tambahnya.
Dengan angka yang terus meningkat, upaya penanggulangan HIV/AIDS di Kota Sorong memerlukan sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan organisasi terkait. Informasi yang akurat dan edukasi yang berkelanjutan menjadi kunci untuk menekan laju penyebaran virus ini.
Lonjakan kasus ini menjadi pengingat bahwa tantangan HIV/AIDS belum berakhir. Dibutuhkan langkah nyata dari seluruh elemen masyarakat untuk menciptakan Kota Sorong yang sehat, inklusif, dan bebas dari stigma.
Editor : Chanry Suripatty
Artikel Terkait