TIMIKA, iNewsSorong.id - Lima orang dilaporkan tewas dalam baku tembak antara Pasukan Batalyon 7 Marinir TNI Angkatan Laut dengan Kelompok Separatis Teroris (KST) pada 14 September 2023 lalu. Baku tembak terjadi di sekitar pinggiran sungai Braza, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan.
Kelima orang yang tewas tersebut diketahui merupakan anggota Kelompok Separatis Teroris (KST) Pimpinan Yotam Bugiangge, pecatan TNI yang kini membelot dan bergabung dengan KST di wilayah itu.
Lima anggota KST pimpinan Yotam Bugiangge yang tewas dalam baku tembak dengan Satgas Batalyon 7 Marinir TNI AL di kawasan Sungai Braza, Kamis (14/9/2023). (FOTO: ISTIMEWA).
" KST yang meninggal tersebut adalah anggota dari kelompok Yotam Bugiangge, disertir TNI yang membelot menjadi KST di wilayah Nduga. Lima KST itu tewas saat kontak tembak dengan patroli aparat TNI yang sedang melaksanakan patroli lingkungan pos di Yahukimo (Kamis, 14/9/2023),"ungkap Kepala Penerangan Kogabwilhan III, Kolonel Czi, Gusti Nyoman Suriastawa yang dikonfirmasi iNewsSorong.id, Minggu (17/9/2023).
Usai di evakuasi, kelima jenazah anggota KST Papua tersebut selanjutnya dimakamkan.
Sejumlah anggota KST yang terpantau Drone Pasukan Marinir TNI AL saat melintas di Sungai Brazaz Yahukimo, Papua Pegunungan (FOTO ISTIMEWA)
Lebih lanjut Kolonel Gusti menjelaskan kelima jenazah tersebut bukanlah masyarakat sipil Yahukimo seperti maraknya informasi yang tengah beredar di salah satu media mainstream dan sejumlah platform media sosil, melainkan kelimanya adalah anggota KST kelompok Yotam Bugiangge, Batalyon Wesem Kowip III Kodam III Ndugama.
" Data data sudah dicocokkan dengan data KST yang dimiliki semua aparat keamanan gabungan, dan sudah sesuai bahwa mereka anggota KST. Kami perlu tegaskan bahwasanya KST tersebut bukanlah masyarakat sipil atau penduduk Yahukimo, termasuk beberapa yang langsung mendatangi RSUD Dekai untuk memastikan siapa mereka , " tegas Kolonel Gusti.
Aparat gabungan saat melakukan evakuasi terhadap lima jenazah anggota KST di sekitar Sungai Braza, , Papua Pegunungan. (FOTO: ISTIMEWA)
Terkait kontak tembak antara pasukan TNI dari Batalyon 7 Marinir dengan KST Papua di Yahukimo, Kolonel Gusti menjelaskan adapun kejadian kontak tembak berawal pada hari Rabu, 13 september 2023, sekitar pukul 12.10 WIT, berdasakan hasil pengamatan (Drone anggota Marinir) pos tentang adanya pergerakan beberapa orang diantaranya bersenjata laras panjang melintas di sungai Braza, dan sebagian lagi ada keluar masuk gubuk di pinggiran sungai tersebut.
" Selanjutnya pukul 13.15 WIT aparat gabungan melanjutkan pengintaian lebih detail dan diputuskan untuk melaksanakan patroli. Di tengah patroli, aparat ternyata bertemu dengan KSTP di sungai Braza," ungkap Kolonel Gusti.
Aparat gabungan TNI-Polri melakukan evakuasi terhadap lima jenazah anggota KST pimpinan Yotam Bugiangge yang tewas dalam baku tembak dengan Pasukan Marinir TNI AL. (FOTO: ISTIMEWA)
Selanjutnya pada tanggal 14 September 2023 tepat pukul 09.05 WIT, KST yang pertama kali melepaskan tembakan senjata api laras panjang dari dua sudut arah berbeda kearah tim gabungan. Saat itu pula ada beberapa KST bermunculan dari gubuk, juga melepas tembakan ke arah aparat. Saat itu juga Dansatgas Gabungan memerintahkan untuk membalas tembakan. Dalam baku tembak, awalnya terlihat 4 orang KST meninggal di tempat. Sementara yang lainya berhamburan menyelamatkan diri masing-masing sambil membawa kabur senjata dari mereka yang sudah tewas. Menjelang beberapa saat, kontak tembak berhenti, sehingga aparat melanjutkan penyisiran, dimana terdapat 1 orang KST lagi yang ditemukan tewas.
"Karena tidak ada masyarakat Yahukimo yang mengaku sebagai keluarganya, maka Kodim, Polres bersama Pemda dan masyarakat setempat melaksanakan pemakaman terhadap kelima jenazah tersebut," pungkas Kolonel Gusti.
Dari hasil penyisiran aparat juga berhasil menemukan sejumlah barang bukti yang tertinggal bersama lima jenazah anggota KST Papua tersebut.
" Adapun barang bukti yang tertinggal bersama 5 orang KST tersebut dan diamankan aparat, berupa 1 magazen jenis SS1, 1 magazen jenis HK-47 dengan 4 butir Amunisi di magazen SS1, 1 unit HT Merk Hitachi beserta Charge, 5 buah Unit Handphone, Kartu BPJS atas nama Marnus Elopere dan Kartu keluarga sejahtera atas nama Yoel Giban, beberapa Aksesoris lambang bintang kejora seperti Tas Noken dan gelang, Pisau/Parang, Lampu center dan baterai A2 cadangan," bebernya.
Sejumlah bara barang bukti yang berhasil diamankan aparat gabungan usai baku tembak antara Pasukan Marinir TNI AL dengan KST di sekitar sungai Braza, Yahukimo. (FOTO: ISTIMEWA)
Terkait operasi TNI untuk menumpas KST Papua Kolonel Gusti menegaskan dimana pimpinan TNI telah melakukan penekanan bahwa operasi TNI hanya diperuntukkan untuk sasaran terpilih, yaitu KST bersenjata. Sementara masyarakat Papua harus tetap dilindungi dan dijaga hak hak kehormatannya. Peristiwa tewasnya lima KST ini sangat disayangkan. Namun demikian penegakan hukum harus terus berjalan karena tingkat kriminalitas di wilayah Papua pegunungan sudah sangat tinggi.
" Penegakan hukum yang menegakkan lima KST diharapkan menjadi peringatan kepada KST lain agar meletakkan senjata, bertaubat, serta kembali ke masyarakat untuk membangun negeri," tandas nya.
Editor : Chanry Suripatty
Artikel Terkait