SORONG, iNewsSorong.id - Untuk memastikan kondisi Anggota Kepolisian dalam keadaan sehat dan bersih dari pengaruh Narkoba dalam menjalankan tugas sebanyak 38 personel Polres Sorong Kota dari Fungsi Lalu Lintas dan Sat Narkoba menjalani pemeriksaan tes urine.
Pemeriksaan tes urine tersebut dipusatkan di Poliklinik Polres Sorong Kota, Senin (24/10/2022).
Kepala Satuan Lalu Lintas (Kasat Lantas) Polres Sorong Kota, Iptu Ryo G Triatmoko kepada wartawan mengatakan tes urine bagi personel Kepolisian dari Satlantas ini untuk memastikan kondisi personel dalam kondisi sehat dan bersih dalam menjalankan tugas rutin serta terbebas dari pengaruh Narkoba.
Selain itu menurut Iptu Ryo tes urine tersebut untuk menyikapi situasi saat ini terkait maraknya aparat kepolisian yang terlibat dalam pengaruh narkoba.
"Kami berinisiatif dengan anggota melaksanakan kegiatan pemeriksaan urine secara tiba-tiba ya, kemudian pada kesempatan ini kami di backup dari Seksi Kedokteran Kesehatan Polres Sorong Kota diawasi oleh Ditpam Polres Sorong Kota dan ini tentunya sebagai langkah awal untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan," ungkap Kasat Lantas Polresta Sorong Kota, Iptu Ryo G Triatmoko usai melaksanakan tes urine.
Lebih lanjut Iptu Ryo menambahkan tes urine bagi personel kepolisian dari Satuan Lalu Lintas di lingkungan Polres Sorong Kota akan terus dilaksanakan secara rutin. Dan akan dijadwalkan satu bulan atau mungkin dua atau tiga minggu ke depan.
" Untuk pemeriksaan saat ini, Alhamdulillah seluruh anggota baik dari satlantas juga satnarkoba dinyatakan bersih dan tidak ada yang terindikasi narkoba," ungkap Iptu Ryo.
Ia pun menghimbau, kepada seluruh aparat kepolisian dimana saja berada agar teruslah hindari hal-hal negatif tidak hanya narkoba namun menyangkut minuman keras dan perbuatan-perbuatan tercela lainnya yang akan menjerumuskan pada kehancuran dan merusak nama baik Institusi Polri.
Sementara itu, Kasie Dokkes Poliklinik Polres Sorong Kota, Iptu dr. Juffandi menjelaskan pemeriksaan kali ini berupa screening yakni dengan menggunakan alat Riksa stik.
"Untuk pemeriksaan terhadap para personil ini hasilnya semua garis dua yang artinya negatif, nah jadi untuk positif atau reaktif itu garis yang muncul itu hanya 1, terbalik dengan pemeriksaan kehamilan yang positif apabila garisnya 2, tadi ada juga pemeriksaan ulang mungkin karena samar," terang Iptu dr. juffandi.
Pemeriksaan stik ini, lanjut dia, banyak faktor-faktor yang mempengaruhi baik dari cara pengambilan urine, tanggal kadarluasan stik narkoba yang membuat tidak bisa untuk memastikan.
"Makanya tadi kami sampaikan kepada para kasat untuk hasil pemeriksaan screening, apabila dilihat ada garis satu atau reaktif mungkin dilakukan pendalaman terlebih dahulu. Sebab kita tidak bisa memastikan kalau pemeriksaan ini pasti positif atau reaktif karena ada pemeriksaan lebih lanjut yaitu tes konfirmasi. Nah, disitulah yang akan dicek kepastiannya jadi untuk pemeriksaan itu banyak metode bisa tiga jadi satu atau enam jadi satu,"ungkap Iptu dr. juffandi.
Lebih Juffandi menuturkan pada prinsipnya saat urine digabungkan menjadi satu dan hasilnya positif, maka akan dipisahkan, contohnya ada tiga urine anggota yang diperiksa dalam satu wadah dan ternyata ada yang reaktif baru disitu dipisahkan satu-satu.
"Setelah adanya pemeriksaan tahap pertama kemudian dilanjutkan dengan tahap kedua yaitu tes konfirmasi kalau sudah tes itu, maka pemeriksaannya satu-satu dan bukan lagi pemeriksaan urine namun lewat sampel rambut," pungkasnya.
Tambahnya, Anggota Polri tentunya bisa memberikan contoh baik kepada masyarakat dengan tetap menjaga kesehatan tubuh, karena kalau sudah memakai narkoba pasti banyak dampak-dampak yang tidak baik bagi kesehatan tubuh sendiri.
"Jadi kalau saya sarankan kepada anggota seluruhnya mari kita hindari dan menjauhkan narkoba dari diri-diri kita agar bisa memberikan contoh sekaligus menerapkan itu kepada masyarakat," pungkasnya.
Editor : Chanry Suripatty
Artikel Terkait