Korban Kerusuhan Yalimo Dievakuasi ke Wamena dan Jayapura, Polisi Pastikan Situasi Kondusif
Jayapura, iNewssorongraya.id – Sebanyak 18 orang korban kerusuhan di Kabupaten Yalimo, Papua Pegunungan, dievakuasi ke Wamena dan Jayapura untuk mendapatkan perawatan medis. Mereka terdiri atas aparat TNI, Polri, dan warga sipil, termasuk seorang balita.

Kerusuhan terjadi di Distrik Elelim, Yalimo, pada Selasa (16/9). Kepala Bidang Humas Polda Papua, Komisaris Besar Cahyo Sukarnito, mengungkapkan bahwa para korban mengalami luka akibat bentrokan massa. Salah satu korban adalah seorang balita yang menderita hipotermia karena digendong ibunya menyeberangi sungai untuk menyelamatkan diri.
“Ada delapan belas korban terdiri dari aparat TNI, Polri, dan warga sipil. Bahkan di antaranya terdapat seorang balita yang mengalami hipotermia setelah digendong ibunya melewati sungai,” kata Cahyo di Jayapura, Rabu (17/9/2025).
Aparat keamanan melakukan pengamaan proses evakuasi terhadap warga Distrik Elelim, Kabupaten Yalimo.
Selain para korban luka, ratusan warga juga mengungsi di Mapolres Yalimo dan Koramil setempat untuk mencari perlindungan. Aparat keamanan terus melakukan upaya pengamanan agar situasi tidak semakin meluas.
“Sejak kerusuhan terjadi, ratusan warga telah mengungsi di Polres Yalimo dan Koramil. Namun saat ini situasi sudah berlangsung kondusif dan dapat dikendalikan,” ujar Cahyo.

Polda Papua menegaskan pihak Kepolisian tidak hanya fokus pada penanganan korban, tetapi juga membangun koordinasi dengan pemerintah daerah dan para tokoh masyarakat. Pendekatan ini dilakukan untuk meredam emosi massa dan mencegah konflik berkembang menjadi lebih luas.
“Kami telah melaksanakan upaya dengan berkoordinasi dan berkolaborasi bersama pimpinan daerah serta stakeholder lain, agar kejadian ini tidak meluas,” tambah Cahyo.

Peristiwa di Yalimo kembali menunjukkan rapuhnya kondisi sosial di wilayah pegunungan Papua. Namun aparat dan pemerintah berkomitmen menjaga stabilitas dengan mengedepankan dialog serta kerja sama lintas pihak. Evakuasi korban dan pengungsian warga diharapkan menjadi langkah awal pemulihan situasi, agar masyarakat dapat kembali hidup aman.
Editor : Hanny Wijaya