Papua Barat Daya Tunjukkan Jati Diri di HUT RI ke-80: Kemerdekaan untuk Kerja Nyata

SORONG KOTA, iNewssorongraya.id – Dalam semangat kebangsaan dan kemerdekaan, Gubernur Papua Barat Daya, Elisa Kambu, S.Sos, untuk pertama kalinya sejak dilantik memimpin upacara peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia di Markas Komando Daerah Angkatan Laut (KODAERAL) XIV, Kota Sorong, Minggu (17/8/2025).
Upacara tingkat Provinsi Papua Barat Daya itu berlangsung khidmat, dihadiri unsur Forkopimda, jajaran OPD, TNI-Polri, tokoh adat, tokoh agama, pelajar, hingga masyarakat umum. Ribuan pasang mata menjadi saksi detik-detik sakral pengibaran Sang Merah Putih oleh Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) yang tampil penuh disiplin dan tanggung jawab.
Gubernur Elisa menegaskan kemerdekaan bukan hanya seremoni, tetapi amanah besar untuk terus diisi dengan kerja nyata.
“Kemerdekaan bukan hanya sekadar seremoni, tetapi juga yang harus terus dijaga dan diisi dengan pembangunan, pelayanan, dan pengabdian kepada masyarakat. Kita, di Papua Barat Daya, harus menjadi bagian dari bangsa besar yang terus maju dan sejahtera,” ujar Elisa dengan penuh semangat.
Momentum Kebangsaan dan Generasi Muda Papua
Suasana semakin khidmat ketika Ketua DPR Papua Barat Daya, Ortis Fernando Sagrim, membacakan teks Proklamasi Kemerdekaan, disusul pembacaan Undang-Undang Dasar 1945 oleh Kepala Dinas Pendidikan Adolof Kambuaya. Sirine yang mengiringi detik-detik proklamasi membuat seluruh peserta upacara berdiri tegak penuh hormat.
Momen berharga juga terlihat dari sosok para anggota Paskibraka yang melaksanakan tugas negara. Elfira Meysi Indonuya Wayai, siswi SMA YPPK Agustinus Kota Sorong, tampil anggun membawa baki bendera Merah Putih. Sedangkan pembentangan bendera dilakukan Berto Ferdinan Saflesa dari SMA YPK Teminabuan, dan pengerek bendera oleh Sem Wehelmus Galus dari SMAN 4 Kabupaten Sorong.
Meski sempat terjadi insiden salah satu anggota Paskibraka pingsan akibat kelelahan, jalannya upacara tetap berlangsung tertib hingga akhir. Elisa Kambu memberikan apresiasi tinggi atas dedikasi generasi muda Papua Barat Daya dalam menjaga kehormatan simbol negara.
Bandara DEO Resmi Jadi Internasional
Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, momentum HUT RI ke-80 di Sorong juga dirangkai dengan launching Bandara Domine Eduard Osok (DEO) Sorong sebagai bandara internasional. Peresmian ditandai pelepasan balon udara merah putih oleh Gubernur Elisa bersama pejabat teras Papua Barat Daya.
“Bandara DEO resmi menjadi bandara internasional. Ini akan membuka akses penerbangan langsung, termasuk ke kawasan Asia dan Timur Tengah. Kita harapkan ini menjadi pintu masuk baru membawa kemajuan bagi Papua Barat Daya,” kata Elisa.
Perlindungan Sosial bagi Pekerja Rentan
Selain peresmian bandara, Pemprov Papua Barat Daya juga menandai momen kemerdekaan dengan langkah nyata di bidang perlindungan sosial. Elisa menyerahkan secara simbolis Kartu dan Klaim BPJS Ketenagakerjaan kepada lima perwakilan pekerja rentan dan pekerja sosial keagamaan.
Total 77.500 pekerja di Papua Barat Daya telah didaftarkan dalam program ini sepanjang 2025. Lima ahli waris tenaga kerja juga menerima klaim santunan masing-masing senilai Rp42 juta. Hingga Juli 2025, total klaim yang dibayarkan telah mencapai Rp1,8 miliar lebih.
Program ini, tegas Elisa, merupakan komitmen negara untuk melindungi rakyatnya sebagaimana amanat UUD 1945. “Perlindungan ini bukan sekadar formalitas, melainkan langkah nyata dalam pengentasan kemiskinan dan mencegah kemiskinan ekstrem,” imbuhnya.
HUT ke-80 RI: Simbol Persatuan di Tanah Papua
Upacara ditutup dengan doa bersama yang dipimpin Kepala Kementerian Agama Kota Sorong, Muhdar Wailegi, memohon keselamatan bangsa serta kesejahteraan rakyat Papua Barat Daya.
Selain itu, paduan suara Sahabat menghibur tamu undangan dengan lagu populer “Stecu-Stecu” disusul tarian khas Papua yang menambah semarak suasana.
Peringatan HUT ke-80 Kemerdekaan RI di provinsi termuda Indonesia itu menjadi penegas bahwa semangat merah putih terus berkobar di Tanah Papua. Tak hanya mengingatkan pada perjuangan para pahlawan, tetapi juga menjadi momentum penting Papua Barat Daya dalam meneguhkan jati diri sebagai bagian dari bangsa besar yang berdaulat dan maju.
Editor : Chanry Suripatty