Duka Pegunungan Arfak: 9 Jenazah Ditemukan, 11 Korban Banjir Bandang Masih Dicari Tim SAR Gabungan

PEGAF, iNewssorongraya.id – Hingga hari keempat operasi pencarian, Tim SAR gabungan berhasil menemukan total sembilan korban meninggal dunia akibat banjir bandang dan tanah longsor yang melanda Kampung Jim, Distrik Catubouw, Kabupaten Pegunungan Arfak, Papua Barat. Sebanyak 11 orang lainnya masih dinyatakan hilang dan terus dalam pencarian, sementara cuaca ekstrem dan medan berat menghambat upaya evakuasi.
“Korban meninggal dunia yang sudah dievakuasi sampai hari keempat sebanyak sembilan orang,” ujar Kepala Kantor SAR Manokwari, Yefri Sabaruddin, Selasa (20/5/2025).
Menurut Yefri, tiga jenazah ditemukan dalam operasi terbaru pada Selasa pagi dan langsung dibawa ke RS Bhayangkara Polda Papua Barat untuk diidentifikasi oleh Tim Disaster Victim Identification (DVI). Operasi sempat dihentikan pukul 12.46 WIT karena hujan deras dan potensi longsor susulan.
Medan Ekstrem Hambat Akses
Perjalanan menuju lokasi bencana di aliran Sungai Kus-Kus sangat menantang. Jalanan yang terputus, tanah labil, dan longsor mengharuskan tim berjalan kaki berjam-jam, bahkan menggali reruntuhan dengan tangan kosong. Pemanfaatan drone untuk pemetaan menjadi solusi sementara karena alat berat belum dapat dikerahkan ke lokasi.
“Cuaca buruk sangat membahayakan tim di lapangan. Kami terpaksa tarik mundur ke posko induk. Pencarian akan dilanjutkan besok,” ungkap Kompol Bernadus, salah satu perwira pengendali operasi SAR.
Identitas Lima Korban Telah Dikenali
Kabid Humas Polda Papua Barat, Kombes Pol Ignatius Benny Ady Prabowo, menyatakan bahwa lima dari sembilan jenazah telah berhasil diidentifikasi oleh tim DVI. Mereka adalah:
Sementara korban pertama yang ditemukan pasca-bencana, Harun Maidodga, telah diserahkan kepada keluarganya untuk dimakamkan.
Tim Gabungan: 76 Personel dan Warga Lokal Bersatu
Operasi kemanusiaan ini melibatkan 76 personel dari berbagai instansi, yakni:
Meski alat berat belum tersedia, proses pencarian tetap dilanjutkan secara manual dibantu teknologi udara.
Warga Bertahan dalam Luka dan Harapan
Bencana yang terjadi pada Jumat (16/5) menghancurkan sebagian besar wilayah Kampung Jim. Derasnya hujan mengakibatkan banjir bandang yang menyapu rumah dan penghuninya dalam hitungan menit.
“Saya dengar suara seperti gemuruh besar… lalu semua gelap. Saya hanya bisa lari sambil membawa anak saya,” tutur Markus, warga selamat yang kehilangan dua anggota keluarganya.
Di Rumah Sakit Bhayangkara, suasana haru menyelimuti. Tim DVI terus bekerja, mencocokkan sidik jari dan data antemortem keluarga untuk memberikan nama pada setiap jenazah.
“Ini bukan sekadar pekerjaan teknis. Ini tentang membawa kepastian bagi keluarga yang menanti dalam doa dan air mata,” ujar Kombes Iskandar, perwakilan dari Dokkes Polda Papua Barat.
Data Terbaru Korban Bencana Pegunungan Arfak (per 20 Mei 2025):
Editor : Hanny Wijaya