get app
inews
Aa Text
Read Next : Polisi Ungkap Kepala Distrik Klabot sebagai Dalang Pembunuhan Wanita di Hutan Sorong

Harapan Keadilan Keluarga Maluku di Tanah Papua Menjelang Rekonstruksi Kasus Kesya Lestaluhu

Kamis, 27 Februari 2025 | 02:33 WIB
header img
Ketua Umum Ikemal di Tanah Papua, Christian Sohilait didampingi pengacara keluarga Kesya Lestaluhu, saat memberikan keterangan pers kepada wartawan.

 

SORONG, iNewssorongraya.id – Harapan besar menyelimuti keluarga besar Maluku di Tanah Papua menjelang rekonstruksi ulang kasus pembunuhan tragis yang menimpa Kesya Lestaluhu. Mereka menantikan momen ini sebagai langkah krusial dalam menegakkan keadilan bagi almarhumah dan menjadikan kasus ini sebagai titik balik perlindungan hak-hak perempuan di Indonesia.

Ketua Ikatan Keluarga Maluku (Ikemal) di Tanah Papua, Christian Sohilait, menegaskan bahwa tragedi yang menimpa Kesya bukan sekadar kasus kriminal biasa, melainkan cerminan nyata dari ancaman kekerasan berbasis gender yang masih mengintai perempuan. Dalam konferensi pers yang digelar di Hotel Rylich Panorama, Sorong, Rabu (26/2/2025), ia menekankan pentingnya transparansi dalam proses hukum serta ketegasan aparat dalam menindak pelaku.

“Kami menginginkan keadilan yang sebenar-benarnya bagi Kesya. Ini bukan hanya tentang satu kasus, tetapi menyangkut nasib dan perlindungan seluruh perempuan di negeri ini. Kami mendesak agar tidak ada celah bagi pelaku untuk menghindari hukuman, dan agar kasus ini menjadi preseden bagi penguatan hukum terhadap kejahatan serupa,” ujar Christian yang didampingi dua pengacara pihak keluarga korban. 

Sejak insiden tragis yang terjadi pada Januari lalu, keluarga besar Ikemal telah aktif mengawal perkembangan kasus ini di berbagai tingkatan, mulai dari Sorong, Jayapura, hingga Jakarta. Meskipun mereka mengapresiasi langkah yang telah diambil oleh TNI Angkatan Laut dalam proses hukum terhadap tersangka Kelasi Satu Agung Suyono Wahyudi Ponidi, mereka tetap berkomitmen untuk memastikan tidak ada bentuk kompromi dalam pengusutan kasus ini.

“Kami tidak ingin ada lagi perempuan yang mengalami nasib serupa. Kasus ini harus menjadi pelajaran bagi semua pihak untuk lebih serius dalam memberikan perlindungan kepada perempuan dari segala bentuk kekerasan,” tambahnya.

Christian juga mengajak masyarakat, terutama komunitas Maluku di Sorong, untuk berperan aktif dalam pengungkapan kasus ini. Ia mengingatkan bahwa minimnya jumlah saksi menjadi tantangan besar dalam proses penyelidikan, sehingga partisipasi masyarakat sangat dibutuhkan untuk memperkuat bukti dan mengungkap seluruh fakta yang ada.

Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa kasus ini harus tetap berada di jalur hukum dan tidak boleh dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu untuk kepentingan politik atau pribadi. Fokus utama, menurutnya, adalah memastikan keadilan bagi korban dan keluarganya.

“Kami berharap rekonstruksi ulang yang akan dilakukan besok dapat mengungkap fakta-fakta yang selama ini tersembunyi dan semakin memperkuat proses hukum. Kami mengingatkan seluruh pihak untuk tetap objektif dan tidak menjadikan kasus ini sebagai komoditas kepentingan tertentu,” tegasnya.

Menutup pernyataannya, Christian meminta keluarga besar Kesya Lestaluhu untuk tetap tabah dan mengikuti perkembangan hukum dengan penuh kesabaran. Ia menegaskan bahwa perjuangan ini bukan hanya demi Kesya, tetapi juga demi masa depan yang lebih aman bagi seluruh perempuan Indonesia.

“Kesya harus mendapatkan keadilan, dan ini harus menjadi momentum perubahan bagi perlindungan perempuan di Indonesia. Kita tidak boleh membiarkan tragedi ini terulang,” pungkasnya.

Sebagai informasi, kasus pembunuhan yang menewaskan Kesya Irena Yola Lestaluhu (20) oleh oknum anggota TNI AL, Kelasi Satu Agung Suyono Wahyudi Ponidi (23), telah menjadi perhatian luas. Kesya ditemukan tewas di Pantai Saoka, Kota Sorong, Papua Barat Daya, dalam kondisi mengenaskan tanpa busana dengan 27 luka tusukan benda tajam. Kurang dari 24 jam setelah penemuan jasadnya, polisi berhasil mengungkap keterlibatan tersangka yang kemudian diproses melalui jalur hukum militer.

Dengan semakin dekatnya rekonstruksi ulang, harapan besar dari keluarga Maluku di Tanah Papua terus menggema. Mereka menantikan keadilan yang benar-benar ditegakkan dan menjadikan kasus ini sebagai peringatan serius bagi seluruh pihak untuk lebih tegas dalam melindungi hak-hak perempuan dari segala bentuk kekerasan.

 

Editor : Chanry Suripatty

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut