Disporaparekraf PBD Fokus pada Tiga Program Utama untuk Memajukan Pariwisata di Tahun 2025
![header img](https://img.inews.co.id/media/600/files/networks/2025/02/10/775bf_sampah-kiriman.jpg)
SORONG, iNewsSorong.id – Pemerintah Provinsi Papua Barat Daya melalui Dinas Kepemudaan, Olahraga, Pariwisata, dan Ekonomi Kreatif (Disporaparekraf) menegaskan komitmennya dalam mengembangkan sektor pariwisata pada tahun 2025. Kepala Disporaparekraf Papua Barat Daya, Yusdi Lamatenggo, mengungkapkan bahwa pihaknya akan fokus pada tiga program utama, yakni peningkatan kebersihan destinasi, kenyamanan dan keselamatan wisatawan, serta penguatan konsep pariwisata berkelanjutan.
Menurut Yusdi, kebersihan merupakan aspek krusial dalam pengelolaan destinasi wisata. Secara nasional, Indonesia masih menghadapi tantangan dalam menjaga kebersihan di berbagai lokasi wisata. Oleh karena itu, Papua Barat Daya berkomitmen untuk mendukung program nasional dalam meningkatkan kebersihan destinasi wisata. Salah satu perhatian utama adalah Raja Ampat, yang merupakan destinasi prioritas nasional dan sering menghadapi masalah sampah, baik yang berasal dari rumah tangga setempat maupun yang terbawa arus dari luar wilayah.
“Musim hujan yang terjadi belakangan ini menyebabkan peningkatan volume sampah di perairan Raja Ampat. Kami bersama Dinas Lingkungan Hidup, komunitas lokal, pelaku usaha pariwisata, serta organisasi non-pemerintah (NGO) akan terus berupaya melakukan pembersihan guna menjaga kelestarian ekosistem laut,” ujar Yusdi.
Selain kebersihan, kenyamanan dan keselamatan wisatawan menjadi prioritas utama. Kasus kapal wisata yang terbakar beberapa waktu lalu di Raja Ampat menjadi perhatian serius pemerintah daerah. Disporaparekraf berencana memperkuat koordinasi dengan Kementerian Perhubungan, Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan (KSOP), serta otoritas terkait guna memastikan kelayakan operasional kapal wisata.
“Kami ingin memastikan seluruh kapal wisata yang beroperasi di Raja Ampat benar-benar layak berlayar agar kejadian seperti kebakaran kapal tidak terulang. Ini penting demi menjaga citra Raja Ampat sebagai destinasi wisata yang aman dan nyaman bagi pengunjung,” tambahnya.
Selain itu, Papua Barat Daya juga menaruh perhatian pada aspek pariwisata berkelanjutan. Beberapa laporan menunjukkan adanya fenomena pemutihan terumbu karang (coral bleaching) di wilayah Raja Ampat, yang diduga disebabkan oleh kenaikan suhu permukaan laut serta pencemaran lingkungan. Oleh karena itu, pemerintah setempat telah menerapkan berbagai langkah mitigasi, termasuk mendorong praktik wisata rendah emisi karbon.
“Upaya yang kami lakukan antara lain mendorong penggunaan energi terbarukan di sektor akomodasi wisata, seperti pemanfaatan panel surya di homestay. Selain itu, kami juga mengedukasi wisatawan untuk berkontribusi dalam program offset karbon, misalnya dengan menanam satu pohon sebelum meninggalkan Papua Barat Daya,” jelas Yusdi.
Lebih lanjut, Disporaparekraf juga mengembangkan paket wisata berbasis ekowisata, seperti trekking hutan untuk melihat keanekaragaman hayati dan menikmati keindahan alam yang masih asli. Program ini diharapkan dapat mengurangi jejak karbon sekaligus meningkatkan kesadaran wisatawan akan pentingnya konservasi lingkungan.
Dengan fokus pada tiga agenda besar ini, pemerintah Papua Barat Daya optimistis bahwa sektor pariwisata di wilayah ini akan terus berkembang dan menarik lebih banyak wisatawan domestik maupun mancanegara. Dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, pelaku usaha, akademisi, dan media, diharapkan dapat memperkuat posisi Papua Barat Daya sebagai destinasi ekowisata unggulan di Indonesia.
“Kami ingin menjadikan Papua Barat Daya sebagai contoh nyata bagaimana pariwisata dapat berkembang secara berkelanjutan, tanpa mengorbankan keindahan alam dan keseimbangan ekosistem,” pungkas Yusdi.
Editor : Hanny Wijaya