KUTA, iNewsSorong.id – Sebuah langkah inspiratif diambil oleh Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), serta Penanggulangan Bencana Daerah (PBD) Papua Barat Daya. Sebanyak 96 mama-mama Papua diberangkatkan ke Bali untuk memperdalam ilmu kerajinan anyaman tas dan kerang. Pelatihan ini berlangsung di Swiss-Belhotel Rainforest, Kuta, Bali, pada Senin (18/11/2024).
Mama-mama Papua dari Papua Barat Daya ikut kegiatan pelatihan ekonomi kreatif di Bali. (FOTO: iNewsSorong.id - MEWA)
Mengusung misi besar pemberdayaan ekonomi, program ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan mama-mama Papua sekaligus menjembatani mereka dengan peluang pasar yang lebih luas. Kepala Dinas Sosial dan PPPA Papua Barat Daya, Beatriks Msiren, melalui perwakilannya, Fenti Henry Talane, menekankan pentingnya memanfaatkan pelatihan ini sebagai wadah pembelajaran intensif.
"Kami berharap mama-mama Papua menyerap sebanyak mungkin ilmu di Bali, sehingga sepulangnya ke Papua Barat Daya, mereka dapat menciptakan kerajinan dengan nilai jual tinggi," ujar Fenti dalam sambutannya saat membuka pelatihan dengan pemukulan gong.
Kabid Rehabilitasi Sosial dan Perlindungan dan Jaminan Sosial Dinas PPPA PBD Fenti Henry Talane bersama instruktur saat membuka kegiatan pelatihan. (FOTO: iNewsSorong.id - MEWA)
Ia juga menyoroti Bali sebagai pusat kreativitas kerajinan yang telah mendunia. Kegiatan ini diharapkan menjadi inspirasi bagi para peserta untuk menghadirkan produk yang tidak hanya berdaya saing lokal tetapi juga menarik perhatian wisatawan mancanegara.
Pelatihan ini turut menggandeng pelaku UMKM dan pengrajin Bali, I Made Kanan Jaya, yang berbagi wawasan seputar strategi sukses di dunia kerajinan. Ia menekankan pentingnya inovasi dan pemahaman pasar, khususnya selera wisatawan asing.
Pelatihan ekonomi kreatif bagi mama-mama Papua di Bali. (FOTO: iNewsSorong.id - MEWA)
"Wisatawan lebih menyukai produk unik dan praktis seperti gantungan kunci, bros, atau lampu dekoratif kecil. Namun, kunci utamanya adalah tetap menghadirkan ciri khas lokal," jelas Made.
Mama-mama Papua pun didorong untuk mengembangkan kreasi berbasis kearifan lokal Papua Barat Daya. "Produk yang memiliki identitas budaya akan selalu memiliki daya tarik tersendiri," tambah Made.
Fenti optimistis, keterampilan yang diperoleh dari pelatihan ini akan membuka jalan baru bagi para mama Papua. "Jika kerajinan mereka laku di pasaran, itu tidak hanya akan meningkatkan penghasilan keluarga, tetapi juga mengangkat nama Papua Barat Daya di mata dunia," katanya.
Program ini mencerminkan semangat pemberdayaan berbasis lokal yang bertumpu pada pengembangan sumber daya manusia dan budaya. Dengan ilmu dan pengalaman baru dari Pulau Dewata, mama-mama Papua kini membawa asa untuk menciptakan karya yang tidak hanya indah, tetapi juga bermakna.
Editor : Chanry Suripatty